Lebaran 2025

Teks Khutbah Idul Fitri 1 Syawal 1446/2025: Idul Fitri, Momentum Saling Memaafkan

Karena itu, jemaah acap kali baru pulang dari sholat Idul Fitri setelah mendengarkan khutbah ini.

Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Para jemaah muhammadiyah saat melaksanakan salat idulfitri di Gedung Dakwah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Indramayu, Jumat (21/4/2023). 

TRIBUNCIREBON.COM - Berikut ini khutbah Idul Fitri 2025 sedih tentang berakhirnya Ramadhan yang bisa Anda jadikan sebagai referensi.

Seperti kita ketahui, saat ini kita sudah berada di pengujung puasa Ramadhan 1446 H / 2025.

Itu artinya sebentar lagi kita akan melaksanakan sholat Idul Fitri 2025 dan berlebaran.

Nah, bicara sholat Idul Fitri, khutbah yang disampaikan merupakan satu bagian penting dari serangkaian sholat Idul Fitri.

Hukum mendengarkan khutbah Idul Fitri ini adalah sunnah.

Walau demikian, kita sangat dianjurkan untuk mendengarkannya sampai akhir.

Karena itu, jemaah acap kali baru pulang dari sholat Idul Fitri setelah mendengarkan khutbah ini.

Idul Fitri Sebagai Momen Permintaan Maaf pada Sesama

Baca juga: Materi Khutbah Idul Fitri 1 Syawal 1446 H Singkat: Memaknai Hari Raya Idul Fitri, Hari Kemenangan

Khutbah I

اللهُ أَكْبَرُ، االلهُ أَكْبَرُ، االلهُ أَكْبَرُ
اللهُ أَكْبَرُ، االلهُ أَكْبَرُ، االلهُ أَكْبَرُ
للهُ أَكْبَرُ، االلهُ أَكْبَرُ، االلهُ أَكْبَرُ، وللهِ الحمدُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَتَمَّ لَنَا شَهْرَ الصِّيَامِ، وَأَعَانَنَا فِيْهِ عَلَى الْقِيَامِ، وَخَتَمَهُ لَنَا بِيَوْمٍ هُوَ مِنْ أَجَلِّ الْأَيَّامِ، وَنَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، الواحِدُ الأَحَدُ، أَهْلُ الْفَضْلِ وَالْإِنْعَامِ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ إلَى جَمِيْعِ الْأَنَامِ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ التَّوْقِيْرِ وَالْاِحْتِرَامِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ، وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، وللهِ الحمدُ

Jamaah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah,

salah satu tujuan agama Islam diturunkan ke muka bumi, yakni untuk mewujudkan dan menjaga persaudaraan antarsesama manusia dari segala perbedaannya. Dalam QS. Hûd 118 Allah SWT berfirman:

وَلَوۡ شَآءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ ٱلنَّاسَ أُمَّةٗ وَٰحِدَةٗۖ وَلَا يَزَالُونَ مُخۡتَلِفِينَ

"Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya Ia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi umat manusia senantiasa berbeda-beda".

Ibnu Katsîr (w. 774 H) dalam kitab tafsirnya, Tafsîr Al-Qur`ân al-'Adhîm, menafsirkan kata (وَلا يَزالُونَ مُخْتَلِفِينَ) yang berarti "manusia senantiasa berbeda-beda".

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved