Khubah Jumat
Naskah Khutbah Jumat 28 Maret 2025, Menjaga Konsistensi Ibadah di Akhir Ramadan dan Setelah Ramadan
Jumat lusa merupakan Jumat terakhit di bulan Ramadhan 1446 H. Semoga tahun depan kita masih bisa bertemu dengan bulan Ramadhan.
Ma’asyiral muslimīn a’azzakumullāh.
Upaya yang bisa lakukan untuk mewarat semangat ibadah selama Ramadhan adalah dengan mengakhirkan sahur.
Salah satu keistimewaan agama Islam adalah anjuran sahur bagi orang yang hendak berpuasa. Umat Yahudi dan Nasrani juga memiliki syariat puasa, tapi tidak punya anjuran ini. Salah satu hikmah adanya anjuran sahur adalah menjaga stamina tubuh dari pagi sampai sore agar tetap kuat dalam beribadah.
Lebih dianjurkan lagi jika sahur dilakukan pada sepertiga malam terakhir atau menjelang waktu imsak. Sebab, semakin diakhirkan maka stamina tubuh bisa bertahan lebih lama. Rasulullah SAW bersabda,
بَكِّرُوْا بِالإفْطَارِ وَأَخِّرُوْا السَّحُوْرَ
Artinya, “Segerakanlah berbuka dan akhirkanlah sahur.” (HR Ibnu ‘Addi).
Terkait berapa jarak waktu antara sahur dan subuh yang dianjurkan, Nabi menyampaikan kurang lebih setara dengan waktu untuk membaca 50 ayat Al-Qur’an. Dalam satu hadits diriwayatkan,
عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ، قُلْتُ: كَمْ كَانَ بَيْنَ الأَذَانِ وَالسَّحُوْرِ؟ قَالَ: قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً
Artinya, “Dari Zaid bin Tsabit RA, dia berkata, ‘Sekali waktu kami sahur bersama Rasulullah SAW, kemudian beliau beranjak untuk melaksanakan shalat.’ Zaid bertanya, ‘Berapa jarak waktu antara adzan subuh dengan sahur?’ Nabi menjawab, ‘Kurang lebih setara lama waktu membaca 50 ayat Al-Qur’an.” (HR Bukhari).
Ma’asyiral muslimīn a’azzakumullāh.
Upaya berikutnya adalah menjauhi perbuatan maksiat. Dosa-dosa yang kita perbuat akan menjadi beban spiritual sehingga menjadikan malas beribadah. Imam al-Ghazali menjelaskan, orang yang gampang melakukan maksiat akan membuat hatinya keras dan dijauhkan dari rahmat Allah.
Hal inilah yang akan membuat dia malas beribadah. Al-Ghazali kemudian mengutip kisah seorang laki-laki yang mengadu kepada Hasan al-Bashri karena susah bangun malam untuk melakukan tahajud.
Laki-laki itu berkata, “Wahai Abu Sa’id (Hasan al-Bashri), semalaman aku dalam keadaan sehat, lalu aku ingin melakukan shalat malam dan aku telah menyiapkan kebutuhan untuk bersuci, tapi mengapa aku tidak dapat bangun?” Hasan al-Bashri menjawab, “Dosa-dosamu telah mengikatmu.”
Al-Ghazali juga mengutip kisah penyesalan Sufyan ats-Tsauri karena tidak bisa shalat tahajud gara-gara melakukan satu dosa. Sufyan ats-Tsauri pernah berkata, “Aku tidak mampu shalat malam selama lima bulan gara-gara satu dosa yang pernah aku lakukan.” Sufyan lalu ditanya, “Memang dosa apa yang telah kau perbuat.” Sufyan menjawab, “Sekali waktu aku melihat seorang laki-laki menangis, lalu aku membatin bahwa laki-laki itu hanya pencitraan (riya). (Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, Iḫyā ‘Ulūmiddīn, 2016: juz I, h. 466.
Ibnu Abbas juga pernah menyampaikan terkait pengaruh perbuatan maksiat, salah satunya membuat tubuh malas beribadah. Ia berkata,
NASKAH Khutbah Jumat Hari Ini 3 Oktober 2025: 4 Bahaya Rezeki yang Diperoleh dengan Cara Haram |
![]() |
---|
Materi Khutbah Jumat 3 Oktober 2025: Empat Sifat Buruk dari Rezeki yang Tidak Halal |
![]() |
---|
Ceramah Khutbah Jumat Awal Oktober 2025: Surga Bagi mu yang Menahan Amarah |
![]() |
---|
Materi Khutbah Jumat Pekan Ini Mengenai 4 Sifat Buruk dari Rezeki yang Tidak Halal |
![]() |
---|
Materi Khutbah Jumat 3 Oktober 2025 Terbaru: Islam Melarang Umatnya Meremehkan Dosa Kecil |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.