Panen Demplot Padi di Majalengka
Bupati Majalengka Akui Hasil Panen Padi yang Menggunakan Pupuk Organik Lebih Melimpah
Bupati Majalengka Akui Hasil Panen Padi yang Menggunakan Pupuk Organik Lebih Melimpah
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Bupati Majalengka, Eman Suherman, mengakuk, hasil panen padi yang menggunakan pupuk organik cari dari Pupuk Organik Nasional (Pornas) lebih melimpah dibanding pupuk kimia.
Hal itu terlihat dari hasil panen perdana demplot padi organik di lahan milik Pemkab Majalengka di wilayah Kelurahan Babakanjawa, Kecamatan/Kabupaten Majalengka, yang mencapai delapan ton.
Menurut dia, rata-rata di wilayah Kabupaten Majalengka hasil panen padi yang menggunakan pupuk kimia pada lahan yang luasnya sama seperti demplot padi organik itu hanya mencapai lima ton.
Baca juga: Diputuskan Rp40.000, Segini Besaran Zakat Fitrah di Kabupaten Majalengka Tahun 2025, Segera Cek
"Ini bukti nyata bahwa penggunaan pupuk organik lebih menguntungkan bagi petani, karena hasil panennya lebih melimpah dibanding menggunakan pupuk kimia," kata Eman Suherman saat ditemui usai panen perdana padi demplot yang menggunakan pupuk organik di BPP Kecamatan Majalengka, Kelurahan Babakanjawa, Kecamatan/Kabupaten Majalengka, Kamis (6/2/2025).
Bahkan, berdasarkan penghitungan ubinan jumlah batang dalam setiap rumpun padi mencapai 20-an, dan hanya satu batang yang tidak menghasilkan bulir padi.
Sementara apabila menggunakan pupuk kimia rata-rata setiap rumpunnya hanya berisi 16 batang, dan rata-rata setiap hektarnya hanya menghasilkan 6,5 ton gabah kering giling (GKG).
Baca juga: Bupati Majalengka Eman Suherman Panen Demplot Padi Pupuk Organik di Lahan BPP Majalengka
Ia mengatakan, dari hasil tersebut membuktikan hasil panen padi yang menggunakan pupuk organik lebih banyak dibanding pupuk kimia, sehingga lebih menguntungkan bagi petani.
"Makanya, kami mendorong para petani di Majalengka mulai menggunakan pupuk organik, karena panennya lebih banyak, dan secara ekonomi lebih menguntungkan juga," ujar Eman Suherman.
Eman menyampaikan, dari segi biaya produksi pun penggarapan lahan menggunakan pupuk organik dan pupuk kimia tidak jauh berbeda, tetapi selisih dalam hasil panennya cukup signifikan.
Baca juga: Buka Puasa Asyik di Kuningan, Ada Takjil hingga Paket Buka Puasa Rombongan di Botanika Eatery
Selain itu, penggunaan pupuk organik juga relatif lebih ramah lingkungan, khususnya kesuburan lahan yang akan digunakan kembali pada musim tanam berikutnya.
"Demplot padi organik di Kelurahan Babakanjawa ini menjadi percontohan, sehingga para petani bisa melihat hasil panennya, kemudian mengikuti langkahnya," kata Eman Suherman.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.