Imbas Efisiensi, Anggaran Takjil di Masjid Raya Al Jabbar Pada Ramadan Tahun Ini Berkurang

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Anggaran takjil di Masjid Raya Al Jabbar berkurang, dampak dari efesiensi yang tengah dilakukan Pemprov Jawa Barat (Jabar). 

Wakil Sekretaris DKM Masjid Raya Al Jabbar, Dewi Sartika mengatakan, saat ini pengurus tengah mencari sponsor untuk menyediakan takjil di Masjid Al Jabbar, sebab anggaran dari Pemerintah Provinsi Jabar untuk pengadaan takjil di Masjid Al Jabbar berkurang. 

"Kita sekarang tuh lagi nyari sponsor. Kalau takjil tuh biasanya kan dari Pemda juga disiapin ya. Tapi sekarang dengan efisiensi, tapi insya Allah ada sih cuman mungkin jumlahnya enggak sebanyak tahun kemarin," ujar Dewi Sartika, Sabtu (1/3/2025).

Baca juga: Masjid Raya Al Jabbar, Salah Satu Destinasi Favorit Wisata Religi Saat Isra Miraj, Ramai Pengunjung

Ramadan tahun lalu, Masjid Raya Al Jabbar sanggup menyediakan seribu paket takjil untuk masyarakat berbuka puasa. 

Tahun ini, kata dia, belum bisa dipastikan berapa yang akan disediakan untuk masyarakat yang berbuka puasa di Masjid tersebut.

"Kan (anggaran) makan minim salah satu (yang terdampak), tapi kita Insyaallah mencoba karena juga banyak jamaah yang selalu ingin sedekah atau infaq. Mudah-mudahan dengan itu kita juga bisa memfasilitasi," katanya.

Selama ramadan, kata dia, Masjid Raya Al Jabbar akan menggelar berbagai kegiatan, baik di dalam area masjid maupun di pelataran Masjid.

"Program kegiatan Ramadan Masjid Al Jabbar itu ada kultum rutinan. Jadi bada Subuh, bada Dzuhur dan sebelum salat tarawih itu kultum rutinan. Kemudian ada juga one day one juz sama one day one hadist, itu biasanya bada Ashar sampai dengan menjelang buka," katanya.

"Kemudian ada Nuzul Qur'an, sudah pasti itu peringatan terkait dengan turunnya Al-Qur'an. Itu acaranya bada Ashar sampai dengan Isya dan biasanya kita lakukan di tanggal 17 Ramadan," tambahnya.

Baca juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Selama 30 Hari Ramadhan 2025 Untuk Wilayah Cirebon

Masjid Raya Al Jabbar juga akan menerima masyarakat yang menginap untuk melakukan itikaf.

Namun, Dewi menyebut pihaknya hanya akan menyediakan tempat karena fasilitas penunjang lainnya yang masih harus dilengkapi.

"Kemudian kita juga ada itikaf, tapi 10 hari terakhir saja. Tapi poinnya kita hanya menyediakan tempat, kita belum bisa menyediakan sahur bersama gitu tapi kayak kopi, gula gitu kita siapin," katanya. (Tribun Jabar/Nazmi)