Pemkot Cirebon Langsung Turun Benahi Drainase Pascabanjir, Siaga Bencana Hingga Juli

Agus Mulyadi mengatakan salah satu penyebab bencana banjir di Kota Cirebon adalah intensitas hujan tinggi di wilayah Kuningan.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: taufik ismail
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Pemerintah Kota Cirebon bersama unsur terkait melakukan aksi bersih-bersih di Sungai Suba pascabanjir yang terjadi akhir pekan lalu. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto 

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Pascabanjir yang melanda Kota Cirebon akhir pekan lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon mulai menginventarisasi drainase untuk mencegah kejadian serupa terulang. 

Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah kerja bakti bersama di Sungai Suba, Selasa (21/1/2025).

Kerja bakti tersebut dipimpin langsung oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Cirebon, Agus Mulyadi, bersama perangkat daerah setempat. 

Dalam kegiatan ini, tumpukan sampah yang menjadi penyebab utama banjir mulai dibersihkan.

"Saat ini kami fokus pada tahap rehabilitasi pascabanjir."

"Sebelumnya, tanggap darurat telah dilakukan saat banjir terjadi," ujar Agus di lokasi kerja bakti, Selasa (21/1/2025).

Sungai Suba diketahui menjadi penyebab utama genangan di beberapa permukiman akibat meluapnya aliran air. 

Luapan tersebut diperparah oleh banyaknya sampah yang menyumbat aliran sungai, termasuk sisa alat rumah tangga yang rusak akibat banjir.

Selain membersihkan Sungai Suba, Pemkot juga mulai menginventarisasi saluran drainase dan anak sungai yang terhubung. 

Salah satu wilayah terdampak parah adalah Kelurahan Drajat, di mana banjir membuat permukiman warga tergenang dan drainase tersumbat.

"Kami memulai inventarisasi saluran drainase hari ini."

"Kerja sama semua pihak sangat dibutuhkan untuk membersihkan sampah yang menumpuk," ucapnya.

Menurut Agus, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung juga telah membantu pembersihan di bagian hulu sungai.

Pemkot pun berkoordinasi dengan Korem 063/SGJ untuk mempercepat proses rehabilitasi.

"Kami berterima kasih kepada Danrem atas kerja sama ini."

"Hingga Juli nanti, kami akan tetap siaga terhadap potensi bencana banjir," ujar dia.

Agus menjelaskan, intensitas hujan tinggi di wilayah hulu, seperti Kabupaten Kuningan, menjadi salah satu penyebab banjir.

Curah hujan kali ini bahkan mencapai rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir.

"Kami tetap waspada karena potensi banjir masih ada hingga lima bulan ke depan."

"Jika ketinggian sungai mencapai batas maksimum, peringatan dini akan segera kami sampaikan kepada masyarakat," katanya.

Ia juga mengimbau warga untuk tidak membuang sampah sembarangan di sungai. 

Hal ini penting untuk menjaga kelancaran aliran air dan mencegah terjadinya penyumbatan.

"Kami memahami dampak banjir terhadap properti warga, tapi membuang sampah ke sungai hanya akan memperburuk situasi," ujarnya.

Meski banjir tidak menyebabkan kerusakan infrastruktur yang signifikan, beberapa fasilitas umum dan pendidikan terdampak lumpur. 

Agus memastikan pembersihan dan perbaikan akan dilakukan secepatnya.

"Beruntung, lumpur sisa banjir bisa cepat dibersihkan berkat gotong royong masyarakat," ucap Agus.

Dengan langkah-langkah tersebut, Pemkot Cirebon berharap dapat mengurangi risiko banjir dan memulihkan kondisi kota.

Baca juga: Banjir Mendadak Landa Kota Cirebon, Ratusan Rumah di Kesambi Terendam

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved