Banjir di Sukabumi

Tolong! Korban Banjir Hingga Pergerakan Tanah di Sukabumi Butuh Makanan, Selimut-Pakaian Layak

Sekda Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman mengaku mendapatkan banyak aduan kebutuhan mendesak masyarakat korban bencana longsor, banjir

Tribun Jabar/M Rizal Jalaludin
Posko Utama Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Sukabumi di Pendopo Palabuhanratu, Sekda mengungkap sejumlah kebutuhan mendesak 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id M Rizal Jalaludin


TRIBUNCIREBON.COM, SUKABUMI - Sekda Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman mengaku mendapatkan banyak aduan kebutuhan mendesak masyarakat korban bencana longsor, banjir, angin kencang hingga pergerakan tanah yang melanda Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.


Ade Suryaman mengatakan, berdasarkan laporan dari para Camat yang wilayahnya terkena bencana, warga terdampak banyak yang meminta kebutuhan mendesak berupa selimut hingga bahan makanan.


"Berdasarkan laporan tadi kita minta kepada para Camat supaya laporan kebutuhan di lapangan, kelihatannya yang dibutuhkan curah hujan tinggi ini adalah selimut, terus bahan-bahan makanan, pakaian yang layak, sehingga terus tadi juga tenda," ujar Ade Suryaman kepada Tribun di Pendopo Palabuhanratu, Kamis (5/12/2024) malam.

Baca juga: Viral Aksi Heroik Prajurit TNI di Cianjur, Terjang Banjir Sambil Gendong Lansia Saat Evakuasi


Ade Suryaman menjelaskan, untuk kebutuhan tenda pihaknya masih mencari solusi, karena curah hujan masih tinggi, sehingga belum memungkinkan mendirikan tenda pengungsian.


"Tapi kita kalau tenda, curah hujan begini pasti kedinginan, kita mengharapkan mereka itu bisa di sekolah tapi sekolah sekarang masih dipakai ujian, lebih aman mereka di masjid," ucap Ade Suryama.


Terkait kebutuhan selimut dan makanan, Ade Suryaman memastikan pihaknya sudah mengirimkan bantuan. Namun, untuk wilayah Sagaranten masih belum sampai, karena daerahnya masih terisolir.


"Kemarin kita sudah dorong ke wilayah Sagaranten, tapi kemarin itu saya cek belum sampai, karena kan kendaraan yang masuk susah, tadi saya minta jalannya ke mana kita kalau mau ke Sagaranten lewat Pabuaran juga terputus, jadi kita hanya sampai ke Pabuaran balik lagi," ujar dia.


Ade Suryaman pun mengkhawatirkan ketika jalan terputus pasokan bahan bakar terhenti, sehingga bisa menimbulkan kelumpuhan di daerah tersebut.


"Terus yang paling utama sekarang adalah untuk kebutuhan bahan bakar, itu baik gas, terus untuk kendaraan, kalau itu tidak masuk itu bisa lumpuh," kata Ade Suryaman.


Ade Suryaman juga mengimbau, untuk kelancaran penyuplaian bantuan, warga atau donatur yang ingin memberikan bantuan bisa di drop di posko setiap kecamatan.


"Nanti warga yang ingin memberi bantuan baiknya kita masuk dulu ke Posko utama, tapi kalau misalnya jauh mereka akan ada posko lapangan bisa langsung ke Kecamatan, sehingga pak Camat, Forkompimcam bisa langsung ke masing-masing," tutur Ade Suryaman.


Diketahui, data per pukul 18.00 WIB, terdapat 38 Kecamatan yang terkena bencana longsor, banjir, angin kencang hingga pergerakan tanah. Bencana tersebar di 101 desa/kelurahan.* (M Rizal Jalaludin)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved