AI dan Peran Umat Islam: Prof KH Nadirsyah Tekankan Pentingnya Edukasi Teknologi ke Generasi Muda

Nadirsyah Hosen mengatakan mau tidak mau kita harus bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi seperti AI.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: taufik ismail
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Seminar Internasional bertema AI, Social Media and Islam In a Globalized World: Challenges and Opportunities di Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Cirebon, Kamis (5/12/2024). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto 

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Associate Professor & Deputy Director CILIS Melbourne Law School, University of Melbourne, Australia, Prof KH Nadirsyah Hosen, menyampaikan pandangannya terkait kecerdasan buatan (AI) dalam Seminar Internasional bertema AI, Social Media and Islam In a Globalized World: Challenges and Opportunities di Universitas Islam Negeri (UIN) Siber Cirebon, Kamis (5/12/2024).

Seminar ini diikuti oleh ratusan mahasiswa dan diharapkan mampu membuka wawasan mengenai peran teknologi bagi umat Islam di era globalisasi.

Dalam keterangannya, Prof Nadirsyah menegaskan, bahwa AI adalah teknologi yang tidak bisa dihindari.

"Suka tidak suka, Dunia sudah bergerak ke arah situ semua, ini disebut dengan Super Smart Society 5.0. Sekarang yang perlu adalah siap tidak kita?" ujarnya.

Ia juga menyoroti tantangan penggunaan teknologi yang belum merata di Indonesia.

"Waktu Covid-19 saja, pendidikan kita lewat internet berantakan. Padahal AI ini bisa banyak membantu," ucapnya.

Sebagai seorang Muslim, ia menekankan pentingnya sikap terbuka terhadap perkembangan teknologi, termasuk AI.

"Kita tidak bisa antipati terhadap teknologi. Kita harus memilah mana yang manfaat dan mana yang mudarat."

"Kalau tidak, kita jadi seperti masyarakat fosil, hilang seperti dinosaurus," ujar dia.

Prof Nadirsyah juga mengingatkan tentang penggunaan AI dalam propaganda, khususnya terkait konflik Israel-Palestina.

"AI bisa menjadi sumber informasi, tapi tidak bisa menjadi sumber konfirmasi."

"Orang kadang-kadang tidak punya waktu untuk verifikasi, sehingga mudah terjebak propaganda," katanya.

Menurutnya, pemerintah perlu meminimalisasi dampak buruk AI dengan memberikan edukasi dan pendampingan.

"Kalau tidak, propaganda akan semakin mudah menyebar, seperti era hoaks kemarin. Fatwa haram soal hoaks saja tidak cukup jika tidak dibarengi pelatihan," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved