Khutbah Jumat
Materi Khutbah Jumat 22 November 2024: Merenungi Keberkahaan Rahmat Allah yang Tak Ternilai
khutbah Jumat, kali ini Tribuncirebon.com akan mengulas Merenungi Keberkahan Rahmat Allah yang Tak Ternilai.
Penulis: Sartika Harun | Editor: Sartika Rizki Fadilah
TRIBUNCIREBON.COM - Hari Jumat sendiri merupakan Sayyidul Ayyam atau Penghulunya Hari, yang diyakini kaum muslimin sebagai hari penuh keberkahan.
Beberapa syarat berlaku dalam pelaksanaan salat Jumat, di antaranya adalah melangsungkan Khutbah sebagai rukun dalam salat Jumat.
Dalam bekhutbah sang khotib menerangkan perihal ketaatan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.
Ada berbagai jenis topik khutbah Jumat, kali ini Tribuncirebon.com akan mengulas Merenungi Keberkahan Rahmat Allah yang Tak Ternilai.
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله.اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أما بعد فياعباد الله أوصيكم ونفسى بتقوى الله فقد فاز المتقون, اتقو الله حق تقاته ولاتموتن ألا وأنتم مسلمون
Jamaah yang dirahmati Allah,
Diberikan kesempatan untuk hadir di majelis yang mulia ini adalah sebuah kurnia yang wajib disyukuri. Setidaknya nikmat iman dan kesehatan sekaligus kita rengkuh pada Jumat siang ini. Karena tidak sedikit saudara kita yang gagal menerima keduanya sekaligus. Ada yang memiliki hasrat dan keinginan kuat untuk berangkat ke masjid, tapi ternyata terhalang kesehatan. Demikian juga kaum muslimin diberikan kesehatan, namun tanpa keimanan sehingga tidak berkenan menghadiri panggilan sholat jumat berjamaah ini. Oleh sebab itu mari dua nikmat tersebut kita syukuri dengan meningkatkan takwallah yakni menjalankan perintah dan menjauhi yang dilarang Allah SWT.
Jamaah yang berbahagia,
Materi khutbah kali ini merupakan penjabaran dari istilah rahmat dalam surah Az-Zumar ayat 53:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Artinya: Katakanlah hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Bahwasanya kita dilarang untuk merasa putus asa atas rahmat Allah. Bagaimana akan putus asa kalau kita sendiri tidak memahami rahmat itu sendiri. Oleh karena itulah tema khutbah kali ini akan lebih banyak membicarakan hal tersebut.
Sebuah kisah yang berdasarkan pada hadis Rasulullah SAW dari cerita Malaikat Jibril:
Sungguh dahulu pernah ada seorang hamba (abid) yang tinggal seorang diri di sebuah gunung paling tinggi di dunia. Begitu tingginya gunung itu, sehingga aku (Jibril) sering melaluinya ketika hendak turun dari langit melaksanakan titah dari Yang Maha Kuasa. Gunung itu tidak begitu luas, tetapi cukup lengkap persediaan bahan makanan dan buah-buahan, juga air terjun yang menyegarkan. Hal itu mempermudah abid menjaga perut dari kekosongan dan memudahkannya berwudhu sehingga selalu dalam keadaan suci.
Di atas gunung yang sangat indah itu, abid hidup selama lima ratus tahun. Ia tidak punya kegiatan, selain beribadah, bermunajat, berdoa, dan tidak pernah terlintas di benaknya untuk berbuat dosa dan mendurhakai-Nya. Salah satu doa yang dikabulkan Allah adalah permohonannya setiap saat untuk mati dalam keadaan sujud. Demikianlah, akhirnya abid meninggal dunia dalam usia lima ratus tahun.
Setelah kematiannya Allah berfirman kepadanya: Wahai hamba, karena rahmat-Ku, kau akan segera Aku masukkan ke dalam surga. Mendengar pernyataan tersebut si abid berubah mukanya, terkesan tidak terima. Karena ia merasa bahwa amal dan ibadahnya selama lima ratus tahun tanpa dosa-lah yang menyebabkan layak masuk ke surga. Bukan semata karena rahmat-Nya.
Demikian protes abid kepada Allah SWT. Mengerti dengan yang dimaksud si abid, maka segeralah Allah menugaskan seorang malaikat untuk menghitung dan menimbang seluruh amal dan ibadahnya selama lima ratus tahun tanpa dosa yang diandalkannya sebagai modal meraih surga. Kemudian ditimbangnya amal tersebut dengan rahmat pemberian-Nya. Ternyata rahmat Allah yang diberikan kepada abid yang terdapat dalam mata (termasuk di dalamnya kemampuan melihat) saja jauh lebih berat nilainya dibandingkan dengan ibadahnya selama lima ratus tahun. Belum nikmat anggota badan yang lain, otak, kaki, tangan, dan seterusnya. Maka sesuai dengan protes yang diajukannya, Allah pun memerintahkan malaikat untuk menyeret si abid ke dalam neraka. Karena nilai amal dan ibadahnya jauh lebih ringan dari pada rahmat yang terdapat pada mata.
Baca juga: Teks Khutbah Jumat Edisi 15 November 2024: Kesengsaraan Orang Kafir
Salat Jumat
materi khutbah Jumat
Khutbah Jumat Singkat
naskah khutbah Jumat
teks khutbah Jumat
khutbah Jumat
NASKAH Khutbah Jumat Besok: Amalan-amalan Sunnah untuk Menyempurnakan Ibadah Jumat |
![]() |
---|
NASKAH Khutbah Jumat Besok: 4 Penyebab Seseorang Terhalang untuk Mendekat dengan Allah |
![]() |
---|
Materi Khutbah Jumat 19 September 2025: Dosa Durhaka Kepada Orang Tua |
![]() |
---|
Materi Khutbah Jumat Terbaru Pekan Ini: Senantiasa Bersyukur atas Segala Nikmat |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat Bermakna 19 September 2025 Berjudul Fadhilah Membahagiakan Orang Lain |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.