Siswa SMPN 60 Kota Bandung Belajar Beralaskan Terpal, Pengamat: Perencanaan Pendidikan Kurang Matang

Pengamat Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof Cecep Darmawan menyoroti adanya siswa SMPN 60 Kota Bandung yang belajar di luar kelas

Tribun Jabar/Tiah SM
Pelajar SMPN 60 Kota Bandung belajar beralaskan terpal beratap langit. Sekolah rintisan ini belum memiliki gedung sekolah 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Pengamat Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof Cecep Darmawan menilai, adanya siswa SMPN 60 Kota Bandung yang belajar di luar kelas beralaskan terpal merupakan potret perencanaan pendidikan kurang matang.

SMPN 60 Kota Bandung tersebut merupakan sekolah perintis yang hingga kini belum memiliki gedung sendiri, sehingga aktivitas belajar mengajar (KBM) terpaksa harus nebeng ke SDN Ciburuy dan sebagian belajar di luar.

Cecep mengatakan, dengan kondisi itu birokrasi di Dinas Pendidikan Kota Bandung kurang bagus, sehingga anggota DPRD harus bersuara agar tidak ada lagi siswa di SMPN 60 yang belajar di luar kelas beralaskan terpal.

"Ini proses perencanaannya kurang matang, harusnya dicari solusi sekolah mana yang bisa untuk menampung seluruhnya, baik itu SD maupun SMP. Saya kira masih banyak sekolah yang bisa untuk nampung kenapa harus setengah-setengah," ujarnya saat dihubungi, Jumat (4/10/2024).

Cecep mengatakan, sebelum jadi sekolah perintis, seharusnya SMPN 60 Kota Bandung itu disiapkan dulu sarana prasarananya agar siswa tidak harus belajar di luar kelas hanya beralaskan terpal dan beratap langit.

"Bagaimana caranya? banyak hal tidak harus pakai terpal, kan kalau belum ada gedungnya bisa giliran dengan sekolah-sekolah lain, atau kalau tidak bisa nyewa atau apalah, jangan sampai pakai terpal beralaskan seperti itu, itu menurut saya kurang pas lah ya," kata Cecep.

Selain itu, kata dia, seharusnya Dinas Pendidikan Kota Bandung menyiapkan anggaran sebelum sekolah itu dibuka, sementara jika anggarannya masih belum cukup, tentu bisa kerjasama dengan berbagai macam instansi yang ada.

"Kemudian kan, kalau sekolah yang lain bisa digilir ya, misalnya pagi kelas SMP dan siangnya kosong, kenapa enggak dipakai itu," ucapnya.

Sedangkan jika skema itu belum bisa digunakan, masih banyak kampus, SMA yang bisa digunakan, walaupun itu kewenangan ada di Pemprov Jabar.

 Tetapi pihak Dinas Pendidikan Kota Bandung bisa baik-baik untuk datang ke provinsi, ke Gubernur, dan Kadisdik Provinsi.

Pihaknya merasa prihatin dengan dengan kondisi siswa SMPN 60 yang harus belajar di luar beralaskan terpal tersebut meskipun status sekolahnya masih perintis.

"Saya sih prihatin ya, kalau kondisi sekolah seperti itu walaupun bahasanya perintis. Justru karena perintis itu harusnya dibalik, difasilitasi dengan baik bukan hanya alakadarnya, itu logika terbalik menurut saya," kata Cecep.

Menurutnya, dengan kondisi proses pembelajaran di SMPN 60 Kota Bandung yang seperti itu, manajemen pendidikan di Kota Bandung atau birokrasi pendidikan harus segera dibenahi.

"Malu lah kita sebagai warga Bandung walaupun sekolah perintis dengan kondisi seperti itu. Jadi ini pak Pj Wali Kota kemudian Kadisdik itu harus cepat merespons ini jangan sampai terjadi begini," ujarnya.
 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved