Sudah Angkut 5,4 Juta Penumpang, Ini Dampak Kereta Cepat Whoosh Bagi Perekonomian

Kereta Cepat Whoosh telah mengangkut lebih dari 5,4 juta penumpang selama hampir satu tahun beroperasi melayani rute Jakarta-Bandung dan sebaliknya

ISTIMEWA
Kereta cepat Jakarta- Bandung, Whoosh 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Kereta Cepat Whoosh telah mengangkut lebih dari 5,4 juta penumpang selama hampir satu tahun beroperasi melayani rute Jakarta-Bandung dan sebaliknya, sehingga kondisi ini berdampak ke aspek sosial dan ekonomi.

PT KCIC mencatat dari jumlah total penumpang itu dari sekitar 300 ribu di antaranya merupakan penumpang internasional yang berasal dari 159 negara.

General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa mengatakan, dengan 48 perjalanan per hari, Whoosh telah menjadi solusi transportasi modern yang mengedepankan efisiensi, keamanan, keselamatan, dan kenyamanan.

Baca juga: Menhub Sebut 8 Masinis Indonesia Akan Mengemudikan Kereta Cepat Whoosh Mulai 17 Oktober 2024

"Kehadiran Kereta Cepat Whoosh juga memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian nasional," ujar Eva dalam keterangan resminya, Selasa (10/1/2024).

Berdasarkan studi dari Pusat Pengujian, Pengukuran, Pelatihan, Observasi dan Layanan Rekayasa Universitas Indonesia, kata dia, Kereta Cepat Whoosh juga dapat menghadirkan penghematan hingga triliunan rupiah.

Sejak diluncurkan, kehadiran Whoosh juga memberikan dampak positif untuk masyarakat Indonesia secara umum melalui berbagai manfaat sosial dan ekonomi yang turut dihadirkan.

"Berdasarkan studi Polar UI, kehadiran Whoosh dapat mengurangi biaya kecelakaan sebesar Rp2,91 miliar per tahun, penghematan biaya perbaikan infrastruktur sebesar Rp19 miliar per tahun," kata Eva.

Selain itu mengurangi emisi kendaraan sebesar Rp6,8 miliar per tahun, dan penghematan biaya bahan bakar sebesar Rp3,2 triliun per tahun.

Penghematan itu, kata Eva, dihitung dari pengurangan rasio kecelakaan akibat peralihan penggunaan moda transportasi pribadi ke Whoosh, dan penghematan biaya yang merupakan hasil dari pengurangan penggunaan mobil pribadi di jalan tol.

"Kemudian pengurangan emisi karbon dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, dan penghematan bahan bakar sebagai akibat dari peralihan pengguna mobil pribadi ke Kereta Cepat, yang lebih efisien dalam penggunaan energi," ucap Eva.

Ia mengatakan, manfaat perekonomian juga terjadi pada peningkatan nilai kawasan yang ada di sepanjang jalur dan sekitar stasiun Whoosh. Banyaknya penumpang yang mulai melakukan perjalanan komuter antara Bandung dan Jakarta, memicu tumbuhnya pemukiman-pemukiman baru di sekitar stasiun Whoosh.

Dengan tumbuhnya kawasan pemukiman baru, maka tumbuh pula pusat-pusat perekonomian baru untuk menunjang wilayah tersebut.

 Tumbuhnya pasar tradisional, pusat perbelanjaan, rumah makan, destinasi wisata, dan berbagai pusat aktivitas penunjang lainnya.

"Keberadaan Whoosh juga turut mendorong adanya peningkatan aksesibilitas pada suatu kawasan. Contohnya melalui dukungan pemerintah, telah terdapat pembukaan akses tol baru," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved