G30SPKI

Mayat Para Jenderal di Lubang Buaya Ditumpuk dan Ditutup, Begini Kesaksian Sukitman Soal G30S/PKI

Pengakuan Sukitman Soal G30S/PKI: Mayat Para Jenderal di Lubang Buaya Ditumpuk, Ditutup Pohon Pisang

istimewa
Sukitman, polisi yang menjadi saksi hidup peristiwa G30S PKI 

TRIBUNCIREBON.COM - Mengenal lebih dekat dengan sosok Sukitman, seorang polisi yang ikut diculik pada peristiwa G30S/PKI, sempat menjadi sorotan publik. Bahkan hingga sekarang ini setiap akhir September selalu mendapat perhatian.

Takdirnya memang berbeda dengan para jenderal militer, Sukitman tidak dieksekusi.

Ia justru melihat para korban dibuang sumur yang kini dikenal dengan sebutan Lubang Buaya.

Setelah dibuang, ditembak, diisi sampah, sumur tersebut ditutup dengan pohon pisang.

 Baca juga: Kapolres Indramayu Cek Gudang KPU Indramayu, Minta Petugas Begini Jelang Pilkada 2024

Bahkan, Sukitman sempat bertemu dan berbicara langsung dengan para penculik para jenderal militer.

Berikut ini kisah saksi hidup peristiwa G30S/PKI.

 Melansir Intisari-Online.com, kisah ini diceritakan langsung oleh Sukitman (49) kepada wartawan Majalah Intisari LR Supriyapto Yahya dan Anglingsari Saptono, yang kemudian ditayangkan di Majalahnya edisi September 1992, dengan judul asli Yang Lolos dari Lubang Buaya.

Diceritakan saat itu, Sukitman tengah berjaga di Seksi Vm Kebayoran Baru (sekarang Kores 704) yang berlokasi di Wisma AURI di Jalan Iskandarsyah, Jakarta.

Baca juga: Mengintip Ratusan Ibu-ibu Majelis Taklim di Indramayu Doa Bersama Agar Baher Jadi Bupati Indramayu

Malam baru saja lewat, sementara matahari pagi pun belum terjaga dari peraduannya, karena waktu itu memang baru pukul 03.00.

Tanggal terakhir pada bulan September baru berganti dengan tanggal 1 Oktober 1965. Jakarta dan penduduknya masih terhanyut dalam sepenggal mimpinya.

Namun, Sukitman yang waktu itu berpangkat Agen Polisi Dua tidak ikut terhanyut dalam buaian mimpi.

la harus menjalankan tugasnya di Seksi Vm Kebayoran Baru (sekarang Kores 704) yang berlokasi di Wisma AURI di Jl. Iskandarsyah, Jakarta, bersama Sutarso yang berpangkat sama.

“Angkat tangan”

Baca juga: Kapolres Indramayu Cek Gudang KPU Indramayu, Minta Petugas Begini Jelang Pilkada 2024

"Waktu itu polisi naik sepeda. Sedangkan untuk melakukan patroli, kadang-kadang kami cukup dengan berjalan kaki saja, karena radius yang harus dikuasai adalah sekitar 200 m,” katanya mengenang masa awal tugasnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved