Kesaksian Kepsek Soal Arya, Bocah yang Depresi di Cirebon: Tidak Pernah Nakal, Sekolah Tetap Support
Kepala SDN Sidamulya Kota Cirebon, Iis Trisniatin memberikan kesaksian mengenai Arya Randi Pratama (13), bocah yang mengalami depresi
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Kepala SDN Sidamulya Kota Cirebon, Iis Trisniatin memberikan kesaksian mengenai Arya Randi Pratama (13), bocah yang mengalami depresi setelah hp dan sepeda miliknya dijual oleh ibunya, Siti Anita (38).
Menurut Iis, keseharian Arya sebelum kejadian tersebut cukup baik.
"Anaknya itu baik, tergolong tidak nakal lah ya, ke teman-temannya juga baik dan ketika pembelajaran juga bisa mengikuti," ujar Iin, Jumat (17/5/2024).
Namun, kondisi berubah saat Arya memasuki kelas VI.
"Nah saat memasuki kelas VI, Arya masih masuk sekolah, namun setelah tiga bulan, Arya masuk tidak masuk tidak begitu," ucapnya.
Baca juga: Serius Tangani Kasus Arya yang Depresi, Dinkes Kota Cirebon Siapkan Pendampingan Intensif
Menurutnya, perubahan ini membuat pihak sekolah memanggil orang tua Arya untuk mendapatkan penjelasan.
"Baru ke sini-sini terdengar katanya emosionalnya naik, tidak terkendali dan suka marah," jelas dia.
Meskipun demikian, Iis menegaskan bahwa sekolah tetap memberikan dukungan kepada Arya.
"Sekolah tetap mensupport anak tersebut, saya juga selalu memberikan arahan kepada ibunya dengan kunjungan ke rumahnya untuk menjelaskan bagaimana menangani Arya saat di rumah," katanya.
Iis juga memberikan saran kepada ibu Arya untuk tidak memarahinya.
"Yang saya tegaskan, agar ibu Arya jangan memarahinya, dibentak-bentak dan sang ibunya menjaga emosionalnya supaya ketenangan ada di diri Arya," ujarnya.
Lebih lanjut, Iis memastikan bahwa sejak awal sakit yang diderita Arya, pihak sekolah selalu mengawalnya.
"Pihak sekolah sudah mengawal dan tidak lepas tangan begitu saja," ucap Iis.
Baca juga: Alami Depresi, Arya Dapat Bantuan Pendidikan Dari Anak Buah Presiden Jokowi dan Pemkot Cirebon
Iis juga menambahkan bahwa teman-teman Arya di sekolah sangat peduli dan sering mengunjungi Arya di rumah.
"Teman-teman Arya di sekolah ya suka nengokin, ngajakin maen, malah suka ngajak gurunya untuk datang ke rumah Arya," jelas dia.
Ia memastikan, bahwa di sekolah tidak ada teman-teman Arya yang membully-nya.
"Justru mereka menantikan Arya cepat kembali ke sekolah untuk belajar dan bermain," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Arya (13), bocah asal Kota Cirebon belakangan ini viral di berbagai platform media sosial.
Pasalnya, Arya dikabarkan mengalami depresi di usianya yang baru saja menginjak angka 13 tahun pada 12 Mei 2024 kemarin.
Pemicu bocah bernama lengkap Arya Randi Pratama ini dikabarkan dari kekecewaan terhadap orang tuanya.
Di mana, ibunya menjual handphone milik Arya yang dibelinya sendiri dari hasil menabung.
Faktor ekonomi menjadi alasan sang ibu menjual hp milik anaknya tersebut.
Usai ramai diperbincangkan, sejumlah pihak pun bergerak mencari tahu apa penyebab dari kisah miris itu.
Salah satunya pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon yang mendatangi rumah Arya di Kampung Gunungsari Bedeng, RT.4/7, Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon pada Senin (13/5/2024).
Pantauan Tribun di lokasi, rombongan dinas tersebut sudah berada di lokasi ketika awak media mendatangi rumah Arya.
Terlihat, perwakilan rombongan tersebut berinteraksi dengan Arya yang didampingi ibunya.
Namun tak lama berinteraksi, Arya terlihat mengamuk.
Arya menangis melihat banyak orang berdatangan ke rumahnya yang titiknya berada di dalam gang padat penduduk.
Informasi yang diterima, Arya hendak diajak berkeliling sebagai salah satu upaya menenangkan kondisi Arya.
Di mana ketika kumat, Arya kerap mengamuk dan merusak sejumlah barang yang ada di dalam rumah.
Namun ajakan itu ditolak Arya, sehingga rombongan yang dipimpin Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon, Ade Cahyaningsih itu meninggalkannya dengan membiarkan Arya tenang di dalam rumah oleh ibunya.
Ade mengatakan, kondisi yang dialami oleh Arya menjadi perhatian oleh seluruh pihak, tak terkecuali Disdik Kota Cirebon.
Hasil kunjungannya ke rumah Arya, Ade menyebut, Arya awalnya terlihat baik dan cerdas dalam pelajaran dari kelas I hingga kelas VI.
Namun usai dua bulan menginjakkan kaki di kelas VI pada Agustus 2023 lalu, anak pertama dari pasangan Alipyanto dan Siti Anita itu mengalami masalah psikologis yang bermula dari permasalahan internal keluarga, terutama berkaitan dengan masalah ekonomi.
Menurut informasi dari pihak RT dan RW setempat, kata Ade, Arya kesal dan kecewa dengan ibunya yang menjual hp yang telah dibelinya dengan usahanya sendiri, melalui menabung.
"Kami juga tidak bisa menyalahkan ibunya pada akhirnya, hanya mungkin kesedihan si anak ini tidak bisa diluapkan, karena Arya termasuk orang pendiam," ujar Ade saat diwawancarai media, Senin (13/5/2024).
Meskipun berbagai bantuan sosial seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Indonesia Pintar (PIP), dan Program Keluarga Harapan (PKH) telah diberikan oleh pihak terkait, termasuk bantuan dari kelurahan dan warga, namun penanganan terkait masalah psikologis dan mental Arya memerlukan pendekatan yang lebih khusus.
Ade juga menekankan pentingnya terapi yang berkelanjutan dan kontinyu untuk membantu Arya pulih dari kondisinya saat ini.
Meskipun demikian, ia menyatakan optimis bahwa masih besar kemungkinan Arya bisa kembali ke kondisi semula.
"Saya memperhatikan masih besar kemungkinan Arya bisa kembali ke sedia kala," ucapnya.
Kerja 9 Tahun di Singapura TKW Indramayu Cuma Digaji Rp 12 Juta dan Kini Depresi, Ini Langkah Pemkab |
![]() |
---|
Pak Engkus Penjual Layangan Bawa Anak yang Depresi, Tinggal di Rumah Kumuh, Untung Rp 500 Perak |
![]() |
---|
Pilu Kisah Pria di Indramayu Depresi Setiap Mantan Istri Datang dengan Suami Baru, Kini Menghilang |
![]() |
---|
Depresi Diceraikan Suami, Emak-emak Masuk Sumur Tiga Hari Bertahan Pegangan ke Paralon Pompa Air |
![]() |
---|
Pemuda Diduga Depresi Terjun ke Sumur di Cirebon, Evakuasi Berlangsung Dramatis Hampir 4 Jam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.