Perundungan Murid SD di Indramayu

Dengar Cerita Sedih Murid SD di Indramayu Dirundung, Ditelanjangi dan Ditendang, Ini Respons Bupati

Respons Bupati Indramayu setelah mendengar cerita sedih perundungan murid SD di Karangsong.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: taufik ismail
Istimewa
Bupati Indramayu, Nina Agustina saat mendatangi SDN 3 Karangsong karena terjadi kasus bullying, Rabu (6/3/2024) kemarin. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Ejek mengejek jadi pemicu kejadian bullying atau perundungan murid SD di Indramayu.

Kejadian yang melibatkan murid kelas 5 SDN 3 Karangsong ini viral di media sosial.

Ada tiga anak yang terlibat bullying.

Mereka menelanjangi, menendang, hingga membanting tubuh teman sekelasnya.

Korban HA (12) juga didorong ke sana kemari oleh dua anak yang postur tubuhnya jauh lebih besar.

Ia juga sempat terlihat dijambak. HA tak berdaya, tapi tak menangis.

Bupati Indramayu, Nina Agustina menaruh harapan besar kepada kepala sekolah dan guru untuk menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman.

Untuk antisipasi, Nina berharap sekolah ditingkat SD bisa dibentuk guru Bimbingan Konseling (BK) atau Bimbingan Penyuluhan (BP).

Baca juga: Bupati Indramayu Miris Lihat Perundungan Murid SD yang Ditelanjangi, Temui Langsung Pelaku & Korban

Baca juga: Tangisan Ibu Korban Perundungan di Indramayu Saat Lihat Video Anaknya Ditelanjangi dan Ditendang

Alasannya karena aksi bullying sekarang ini marak terjadi.

Tidak hanya terjadi ditingkat SMP dan SMA saja, di tingkat SD pun perundungan kerap terjadi.

"Kalau guru BP kan adanya di SMP ya, saya minta di SD juga dibentuklah guru BP," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Kamis (7/3/2024).

Nina menyampaikan, kehadiran guru BP diharapkan bisa lebih memantau dan mengawasi anak-anak selama di sekolah.

Apalagi ejek mengejek banyak terjadi di anak tingkat SD.

Hal ini pula yang memicu kejadian bullying di SDN 3 Karangsong.

Korban mengejek salah pelaku dari mereka karena tak lagi memiliki sepeda lantaran dijual.

Kejadian perundungan ini sebenarnya terjadi pada Sabtu 24 Februari 2024 ketika jam istirahat berlangsung.

Lokasi kejadiannya bukan di sekolah, melainkan di madrasah atau MDTA yang ada di dekat sekolah.

"Saya minta kepala sekolah tolong kita sama-sama untuk dunia pendidikan," ucap dia.

Baca Berita Tribun Cirebon Lainnya di Google News

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved