Antre Beras Murah di Kabupaten Cirebon, Warga: Mau Puasa, Biasanya Memang Pada Mahal
Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar di Lapangan Sepak Bola Desa Cikeduk, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, Selasa (27/2/2024).
Penulis: Eki Yulianto | Editor: dedy herdiana
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Warga Kabupaten Cirebon, Jawa Barat berbondong-bondong membeli beras murah di tengah lonjakan harga pangan.
Hal ini terlihat dengan ramainya pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar di Lapangan Sepak Bola Desa Cikeduk, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, Selasa (27/2/2024).
Baca juga: Update Harga Beras 27 Febuari 2024 di Seluruh Provinsi di Indonesia Naik, Jabar Tembus Rp 16 Ribu
Warga bernama Susana (42) mengaku sangat terbantu dengan gerakan pangan tersebut.
Ia bisa membeli bahan pokok dengan harga murah.
Menurut dia, menjelang Ramadan, biasanya harga sembako di beberapa tempat memang mengalami kenaikan.
"Mau puasa, biasanya memang banyak yang naik, tapi Alhamdulillah terbantu semoga sering ada program ini," ujar Susana saat diwawancarai di tengah-tengah aktivitasnya membeli sejumlah bahan pokok, Selasa (27/2/2024).
Ia membeli sejumlah bahan pokok, mulai dari bawang merah, cabai maupun beras.
Menurutnya, hal itu diperuntukkan untuk menyambut bulan suci Ramadan.
"Buat awal puasa, semoga cukup. Biasanya suka gak ada yang jualan kalau awal Ramadan," ucapnya.
Warga lainnya, Sri (48) rela pergi dari rumahnya seorang diri untuk membeli beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) milik Bulog.
Ketika mendengar kabar ada penjualan beras dengan harga murah, ia langsung berangkat dari rumahnya yang berjarak satu kilometer.
"Ya bingung kalau gak bawa anak, mau dititipin ke siapa, di rumah gak ada orang," ucap Sri sembari menggendong anaknya.
Selain beras, ada sejumlah komoditas pokok lainnya yang dijual, mulai dari gula, cabai maupun minyak goreng.
Bahan-bahan tersebut bisa didapatkan dengan harga jauh di bawah harga pasar.
Harga beras SPHP untuk per lima kilogram (kg) dihargai Rp 52.000, satu kg gula pasir dibanderol Rp 16.000 dan cabai dijual dengan harga Rp 15 ribu perempat kilogram.
Program GPM ini merupakan hasil kerjasama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon dan Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon.
Nantinya, program ini akan terus digelar di desa-desa maupun kelurahan di Kabupaten Cirebon secara bergantian.
Dalam kegiatan itu juga dipantau langsung oleh pihak kepolisian, dalam hal ini Wakapolresta Cirebon, AKBP Dedy Darmawansyah.
Kepala Dinas Ketahan Pangan dan Perikanan (DKPP), Erus Rusmana mengatakan, kegiatan tersebut digelar dalam rangka menghadapi bulan suci ramadan dan juga adanya laju inflasi yang harus terus dikendalikan.
Pihaknya bersama stakeholder terkait melaksanakan gerakan pangan murah ini.
"Kami sediakan SPHP dengan harga di bawah pasar yaitu Rp 10.400 atau satu kemasan 5 kilogram dengan harga Rp 52 ribu," jelas Erus.
Erus bersyukur, kegiatan ini disambut antusias oleh warga.
"Kita lihat bahwa dari pagi antrean ini tidak putus begitu dan respons masyarakat positif."
"Sangat terbantu, mereka merasa bahwa memang GPM bisa membantu kebutuhan mereka dalam hal beras," katanya.
Erus menambahkan, di Bulan Februari ini, pihaknya telah menggelar tiga titik gerakan pangan murah.
Gerakan pangan murah dikhususkan mengarah ke desa yang tercatat sebagai rawan pangan.
"Dari hasil diskusi kami dengan Forkopimda, bahwa harus ada identifikasi berkaitan dengan lokasi pelaksanaan GPM ke depan.
"Supaya memang betul-betul membantu, masyarakat, karena kalau dilaksanakan di setiap desa kita terbatas waktu dan anggaran," ujarnya.
Anak Dibawa ke Kuburan Hingga Diberi Mie Rebus, Terungkap Alasan Aneh Pelaku Penculikan di Cirebon |
![]() |
---|
Komisi II DPRD Dorong Pengurangan Piutang PBB-P2, Warga Cirebon Bisa Dapat Keringanan Pajak |
![]() |
---|
Detik-detik Malam Ricuh di Cirebon, Warga Geruduk Rumah Terduga Penculik Anak, Ini Kronologinya |
![]() |
---|
Tertangkap Saat Nyolong HP, Perempuan di Cirebon Malah Dikasihani Korban, Polisi Fasilitasi Damai |
![]() |
---|
DPRD Cirebon Sindir RSUD Arjawinangun dan RSUD Waled, Disebut Masih Kalah Saing dari Swasta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.