Unjuk Rasa di Depan Gedung Sate, Orang Tua Siswa Minta Sekolah Segera Berikan Ijazah yang Ditahan
Puluhan orang tua siswa berunjuk rasa di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (17/1/2024).
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Puluhan orang tua siswa berunjuk rasa di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (17/1/2024).
Mereka menyuarakan protes terhadap sekolah-sekolah yang menahan ijazah anak-anak mereka
Dalam aksi tersebut, mereka membentangkan spanduk dan poster bertuliskan kecaman terhadap sekolah yang menahan ijazah lulusannya hanya karena orang tua tidak mampu melunasi biaya sekolah.
Sebagian orang tua mengenakan seragam sekolah sebagai bentuk protes, menyepertikan anak-anaknya yang tumbuh dewasa namun kelulusannya belum digenapkan melalui pemberian ijazah.
Seorang orang tua asal Katapang, Kabupaten Bandung, Ajat Sudrajat, mengatakan anaknya telah lulus beberapa tahun lalu dari SMK di Kota Bandung.
Namun, sekolah tersebut belum juga memberikan ijazahnya dengan alasan memiliki tunggakan biaya sekolah sampai Rp 8 juta.
"Sampai sekarang sekolah tidak memberikan ijazahnya. Padahal itu jadi salah satu syarat kalau kuliah. Sampai sekarang anak saya tidak bisa kuliah," kata Ajat di sela aksi tersebut.
Ia mengatakan pihak sekolah hanya bisa memebrikan fotokopi dan legalisasinya untuk kebutuhan anaknya melamar kerja.
Namun, katanya, anaknya sangat menginginkan untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi.
Orang tua siswa lainnya asal Cigadung, Kota Bandung, Nurhayati, mengatakan ijazah SMP anaknya masih ditahan pihak sekolah. Hal ini karena ia memiliki tunggakan biaya sekolah sampai Rp 4 juta.
"Anak saya masih bisa melanjutkan sekolah di SMA yang berada di naungan yayasan yang sama. Tapi setiap kali ke sana, selalu saja ditagih. Padahal kami untuk sehati-hari saja sulit, bapaknya sakit tidak bisa kerja," kata Nurhayati.
Ketakutan pun menghantuinya jika anaknya tersebut lulus SMA. Artinya, dia akan memiliki dua utang, yakni untuk membebaskan ijazah SMP dan ijazah SMA anaknya.
Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia, Furqan AMC, mengatakan di Jawa Barat, pihaknya menerima laporan sebanyak 414 kasus penahanan ijazah.
Lebih dari separuhnya adalah ijazah SMK Swasta sebanyak 217 kasus, SMA swasta 61 kasus, dan SMP swasta 54 kasus.
"Ini adalah satu etape dari rangkaian perjuangan kami untuk menuntut ijazah anak-anak yang ditahan oleh banyak sekolah," kata Furqan di sela kegiatan aksi tersebut.
Ia meminta agar Penjabat Gubernur Jabar dan bupati serta wali kota di Jawa Barat untuk memproses kasus penahanan ijazah tersebut. Hal ini disebabkan anak-anak membutuhkan kepastian untuk masa depannya.
"Mereka ingin melanjutkan sekolah. Gara-gara ijazahnya disandera oleh sekolah, mereka ingin melamar pekerjaan sulit, sekolah sulit. Ini sesungguhnya melukai nurani kita semua di mana masa tumbuh anak-anak akhirnya terganggu dan akhirnya bisa berdampak kepada psikologis mereka," katanya.
Ia mengatakan laporan terbanyak mengenai penahanan ijazah ini adalah dari Kota Bandung dengan 281 laporan, Kota Cimahi 44 laporan, Kabupaten Bandung 54 laporan, dan Kabupaten Bandung Barat 20 laporan.
5 Kata Sambutan Maulid Nabi Muhammad SAW 2025 Singkat untuk Ketua Panitia hingga Kepala Sekolah |
![]() |
---|
Breaking News: Ngaku Diintimidasi Kuwu, Pedagang Pasar Wanguk Unjuk Rasa di Pendopo Indramayu |
![]() |
---|
Saling Berpegangan Erat, Pelajar di Kampung Tanjung Sukabumi Sebrangi Sungai Demi ke Sekolah |
![]() |
---|
Fasilitas Toilet Disorot Menteri Sosial, Kepala Sekolah Rakyat Cirebon Buka Suara Begini |
![]() |
---|
Mensos Gus Ipul Sambangi Sekolah Rakyat Cirebon, Bahas Isu Pengunduran Guru dan Siswa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.