Penemuan Sesar Baru di Jabar

BREAKING NEWS, BMKG Temukan Sesar Baru yang Melintasi Perkotaan Sumedang dari Utara ke Selatan

Dwikorita Karnawati mengatakan analisis ini dilakukan dengan memperhatikan lokasi episenter, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya.

|
Editor: dedy herdiana
Istimewa
BMKG memetakan Sesar Sumedang (garis biru di antara titik merah dan kuning) dalam siaran digital, Senin (8/1/2024). 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) akhirnya menemukan sesar baru setelah bisa memetakan sesar aktif yang menjadi pemicu gempa bumi di Kabupaten Sumedang pada pergantian Tahun 2024.

Sesar ini melintasi kawasan perkotaan Sumedang dari utara ke selatan.

Baca juga: Ada Sesar Baru di Sumedang Penyebab Gempa Merusak Saat Tahun Baru, Diberi Nama Sesar Cipeles

Berdasarkan pemetaan lintasannya, sesar baru itu diberi nama Sesar Sumedang.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan setelah memperhatikan sebaran gempa bumi susulan, tatanan tektonik, dan analisis mekanisme sumbernya, gempa bumi tersebut disebabkan oleh sesar aktif yang melewati Kota Sumedang.

"Yang semula belum terpetakan, untuk selanjutnya sesuai analisis data seismisitas BMKG disebut Sesar Sumedang," kata Dwikorita melalui siaran digital, Senin (8/1/2024).

Ia mengatakan analisis ini dilakukan dengan memperhatikan lokasi episenter, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya.

Pihaknya pun menyatakan gempa bumi tersebut merupakan gempabumi kerak dangkal akibat aktivitas sesar aktif, dengan mekanisme sumber merupakan kombinasi antara pergerakan mendatar dan naik, berarah cenderung Utara-Selatan. 

"Itu semua dapat terukur sehingga akhirnya bisa teridentifikasi patahan atau sesar apa yang menyebabkan gempa. Dengan identifikasi adanya Sesar Sumedang ini diharapkan, dan kami sudah berkoordinasi dengan Bupati Sumedang, sangat positif, untuk segera menyempurnakan tata ruang wilayah di Kabupaten Sumedang dan menyempurnakan aturan standar bangunan tahan gempa," katanya.

Pihaknya bersama Pemkab Sumedang segera memperkuat edukasi kebencanaan.

Fakta yang ada, ujarnya, bukan untuk ditutupi atau dihindari, tetapi justru yang dihindari adalah bencananya atau risikonya.

Ia menekankan Pemkab Sumedang perlu melakukan evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumedang dengan mempertimbangkan Peta Zona Bahaya Gempabumi serta pelamparan sesar aktif, Sesar Sumedang

Kemudian meminta evaluasi dan penerapan Building Code atau aturan standar bangunan tahan gempa berdasarkan Peta Mikrozonasi berbasis Peak Ground Acceleration (PGA). 

Juga edukasi dan sosialisasi kebencanaan yang berkesinambungan, terkait potensi bencana gempa bumi, maupun bahaya ikutannya, serta potensi bencana hidrometeorologi.

Dalam hal itu BMKG siap untuk terus mendukung program edukasi tersebut. 

Seperti diketahui, pada Minggu 31 Desember 2023 terjadi gempa bumi tektonik di Sumedang. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi yang terjadi memiliki Magnitudo 4,8.

Lokasi episenter gempa terletak pada koordinat 6.85° LS dan 107.94° BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 2 km Timur Laut dari pusat kota Sumedang dengan kedalaman pusat gempa (hiposenter) 5 km. 

BMKG pun mencatat bahwa sebelum terjadi gempa bumi Magnitudo 4,8 ini telah didahului oleh gempa pendahuluan dengan magnitudo Magnitudo 4,1 kedalaman 7 km pada pukul 14.35 WIB dan Gempa kedua, Magnitudo 3,4 kedalaman 6 km pada pukul 15.38 WIB. (*)

Baca juga: Gempa Terkini di Jawa Barat Siang Ini Guncang Sumedang Lagi, Kedalaman Pusat Gempa 11 Km

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved