Persibmania

Hari Jadi Persib Berubah, Sang Legenda Sebut Benang Merah 36 PS Terputus, Minta Jangan Ada Konflik

Adeng menyebut perubahan itu menimbulkan ketidakcocokan karena menurutnya, Persib asal usulnya milik 36 klub atau yang saat ini disebut 36 PS

Editor: dedy herdiana
Tribunjabar.id/Sidqi Al Ghifari
Legenda Persib Bandung Adeng Hudaya menyebut perubahan hari jadi Persib Bandung menimbulkan ketidakcocokan dengan berbagai pihak, minta jangan terjadi konflik. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari

TRIBUNCIREBON.COM, GARUT - Legenda Persib Bandung Adeng Hudaya angkat bicara soal perubahan hari jadi Persib yang yang semula 14 Maret 1933 menjadi 5 Januari 1919.

Adeng menyebut perubahan itu menimbulkan ketidakcocokan karena menurutnya, Persib asal usulnya milik 36 klub atau yang saat ini disebut perkumpulan sepak bola (PS).

Baca juga: Ubah Hari Jadi Persib Bandung, 36 PS Minta PT PBB Lakukan Kajian Ulang: Harus Ada Kolaborasi!

"Tapi sekarang kan sudah jadi PT, sudah berbadan hukum, nah sementara klub yang 36 PS ini, kalo berubah hari lahirnya (bagaimana), kan yang 36 ini masih 1933. Sekarang diganti, maka benang merahnya akan terputus," ujarnya kepada Tribunjabar.id di Garut, Senin (25/12/2023).

Ia menuturkan, jika benang merah antara perkumpulan sepak bola 36  terputus, maka Persib bisa dimiliki oleh seseorang.

Adeng menyebut, perubahan hari jadi Persib memang akan berdampak pada banyak pihak, termasuk para Bobotoh yang sejak lama sudah mendarah daging dengan tahun 1933.

"Terutama kepada Bobotoh yang sudah mendarah daging di dadanya atau di punggungnya dibuat tato 1933. Di rumah nya juga," ungkapnya.

"Bahkan ada anak yang dinamakan persib, sekarang tinggal kesadaran ya ini bagaimana antara PT PBB dengan klub yang 36, intinya jangan sampai ada konflik," lanjutnya.

Baca juga: Heboh Perubahan Hari Jadi Persib, 36 PS dan Askot PSSI Kota Bandung Minta Ditangguhkan, Siap Gugat

Adeng menjelaskan, jika kelumit terjadi lantaran perubahan hari jadi itu, maka Persib sendiri yang akan menjadi korbannya.

"Tidak bagus lah, kalo Persib Bandung dan penghuninya tidak kompak, akan menjadi ketimpangan. Kebetulan saya pemain bola, ya mengharapkan buat Bandung buat Persib juga Jawa Barat," ungkapnya.

Sebelumnya, perubahan hari jadi Persib didasari dengan adanya temuan tim peneliti dari Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran (FIB Unpad) yang diketuai Prof. Kunto Sofianto.

Penetapan 5 Januari 1919 sebagai hari jadi Persib, didasari dengan adanya momen kesepakatan dalam vergadering (rapat) 13 klub pribumi seperti KBS, BB (Bintang Bandoeng), STER (Steeds trappen en rennen), Diana (Doe is alles niet achteruit), Zwaluw, BIVC, BVC, KVC, VVC, Visser, NVC, Brom dan Pasar Ketjil untuk mendirikan sebuah perserikatan yang bernama Bandoengsch Inlansch Voetbal Bond (BIVB).

Fakta tersebut, ditemukan Prof. Kunto dalam pemberitaan surat kabar Kaoem Moeda edisi 7 Januari 1919. 

Ia mengungkapkan ke-13 klub pribumi tersebut, membentuk perserikatan tersendiri sebagai bentuk perlawanan terhadap diskriminasi yang dilakukan perserikatan Hindia Belanda, Bandoengsch Voetbal Bond (BVB) terhadap sepak bola bumiputera.

Dengan adanya hal itu, ke-13 klub pribumi tersebut melakukan deklarasi untuk membentuk perserikatan sendiri di bawah kepemimpinan Soetan Baginda M. Djamil sebagai presiden dan Soegeng sebagai wakilnya.

Baca juga: Hari Jadi Persib Bandung Mengalami Perubahan, Mantan Ketua Harian Persib Layangkan Keberatannya!

 

 

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved