Kasus Asusila

Kondisi Terkini Bocah SD yang Dirudapaksa Gerombolan Anak Punk di Indramayu, Ini Kata Disduk-P3A

Terungkap kondisi CS (13) bocah SD yang menjadi korban rudapaksa oleh gerombolan anak punk di Kabupaten Indramayu

Tribuncirebon.com/Handika Rahman
Petugas motekar Disduk-P3A Indramayu, Komariah, Jumat (15/12/2023) 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman


TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Kondisi CS (13) bocah SD yang menjadi korban rudapaksa oleh gerombolan anak punk di Kabupaten Indramayu mulai berangsur membaik.


Pantauan Tribuncirebon.com, bocah yang masih duduk di bangku kelas 6 SD itu sudah mulai berbicara dengan orang lain.


Korban juga sudah berani ke luar rumah dan tidak terus mengurung diri di kamar.


Meski demikian, raut trauma masih terlihat di wajah gadis tersebut.

Baca juga: Hotman Paris Siap Beri Bantuan Kasus Bocah SD Dirudapaksa Anak Punk di Indramayu, Keluarga DM Ke IG


Trauma yang sama juga dialami ayah korban, ia terlihat masih terlihat murung.


Terlebih akibat kejadian memilukan itu, pihak keluarga harus menerima kenyataan pahit.


Ibu korban dikabarkan meninggal dunia karena syok usai mengetahui kejadian tragis yang menimpa anak keempatnya tersebut.


Dalam hal ini, petugas Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Disduk-P3A) Indramayu diketahui juga rutin memberikan pendampingan.


Pemerintah berupaya memulihkan trauma yang dialami korban. 


"Masih ada trauma, tapi kategorinya tidak parah," ujar petugas motekar Disduk-P3A Indramayu, Komariah kepada Tribuncirebon.com, Jumat (15/12/2023).


Komariah menjelaskan, dalam hal ini pihaknya terus mengajak korban untuk berinteraksi.

Baca juga: Pilu Bocah SD Digilir Gerombolan Anak Punk, Ibu Korban Meninggal, Bupati Indramayu pun Angkat Bicara


Dengan harapan, korban tidak melulu berada di kamar.


Upaya itu rupanya mulai membuahkan hasil dengan kondisi korban yang sudah mau keluar rumah.


Komariah juga menceritakan, selama melakukan pendampingan beruntungnya korban mau terbuka.


Sehingga pemulihan trauma pada diri korban bisa berangsur diatasi.


"Sebelumnya senangnya itu selalu di kamar terus, main hp, tapi kita coba untuk terus ajak interaksi," ujar dia.

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved