Hari Santri
Sejarah Hari Santri Nasional: Gerakan Jihad Fi Sabilillah Santri di Indonesia dalam Mengusir Belanda
Sejarah Hari Santri diawali dengan kembalinya tentara Belanda ke Indonesia pasca Perang Dunia II.
Penulis: Sartika Rizki Fadilah | Editor: Sartika Rizki Fadilah
TRIBUNCIREBON.COM - Berikut ini informasi mengenai sejarah Hari Santri Nasional.
Pada 22 Oktober 2023 nanti diperingati sebagai Hari Santri Nasional.
Sejarah Hari Santri diawali dengan kembalinya tentara Belanda ke Indonesia pasca Perang Dunia II.
Hari Santri Nasional berawal dari gerakan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945.
Saat itu, tentara Belanda hendak merebut Indonesia yang sebelumnya menjadi wilayah jajahan Jepang setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia II.
Padahal, Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan.
Seorang tokoh pemuda bernama Soekarno bertanya kepada Kyai besar KH Hasyim Asyari tentang makna mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari Belanda.
Kyai besar KH. Hasyim Asyari lalu memberikan jawaban dengan mengeluarkan tiga fatwa, yaitu:
Baca juga: CONTOH Teks Sambutan Kepala Ponpes Peringati Hari Santri 2023: 3 Pilar Prinsip Utama Santri
1. Hukumnya memerangi orang kafir yang merintangi kemerdekaan kita sekarang ini adalah fardlu’ain bagi tiap-tiap orang Islam;
2. Hukumnya orang meninggal dalam peperangan melawan NICA serta kompotannya adalah mati syahid;
3. Hukumnya orang yang memecah persatuan kita sekarang ini adalah wajib dibunuh.
Atas dasar fatwa ini, para ulama se-Jawa dan Madura mengukuhkan Resolusi Jihad dalam rapat yang digelar pada tanggal 21-22 Oktober 1945 di kantor Pengurus Besar Nahdatul Ulama (NU) di Bubutan, Surabaya, dikutip dari laman Kemdikbud.
Hasilnya, fatwa Resolusi Jihad Fi Sabilillah ini disebarkan melalui masjid, mushala, dan gethuk tular (dari mulut ke mulut).
Namun, atas pertimbangan politik, Resolusi Jihad tidak disiarkan melalui radio dan surat kabar.
Selain Hizbullah dan Sabilillah, anggota kelaskaran lainpun berbondong-bondong ke Surabaya.
Tokoh pahlawan nasional Bung Tomo memberikan pidato untuk menggelorakan semangat rakyatnya, setelah terbitnya Resolusi Jihad.
Sebelumnya, Bung Tomo menemui KH. Hasyim Asyari di Pesantren Tebuireng.
KH. Hasyim Asyari menyarankan pekik takbir harus senantiasa mengiringi pidato Bung Tomo.
Resolusi Jihad berhasil menjadi peganggan spiritual bagi para pemuda pejuang di kawasan Jawa dan Madura.
Sementara di Surabaya, rakyat sedang menunggu pecahnya pertempuran melawan Belanda.
Mereka menanti kesatuan pemuda yang berbondong-bondong ke Surabaya.
Ultimatum dari Belanda sama sekali tidak meruntuhkan mental pejuang dan rakyat Surabaya.
Baca juga: LINK Download Logo Hari Santri 2023 Resmi dari Kemenag, Bisa Dipakai untuk Acara di Pondok Pesantren
Pertempuran melawan pasukan Belanda
Pada tanggal 9 November malam hingga dini hari tanggal 10 November, tidak ada satupun penduduk kota Surabaya yang tidur.
Semua memasang barikade penutup jalan untuk menghambat gerakan musuh.
Namun, di tengah ketegangan malam itu, ratusan pejuang berkumpul di Kampung Baluran Gang V.
Mereka antre bergiliran menunggu pemberian air yang telah didoakan oleh ulama yang berasal dari Banten, KH. Abbas Djamil.
Para ulama juga menjadi garda depan pertempuran di Surabaya.
Prediksi Belanda meleset jauh, dukungan logistik yang melimpah, alutsista yang modern serta ribuan serdadu ternyata kesulitan menaklukan Surabaya.
Prediksi Surabaya dapat dikuasai dalam waktu 3 hari, ternyata pontang-panting Belanda baru bisa merangsek masuk setelah 100 hari pertempuran.
Perang tersebut sangat mengerikan, jauh dari yang dibayangkan pihak Sekutu.
Pemuda Surabaya menjadi sangat brutal dan ganas dengan pekikan Allahu Akbar.
Dalam pertempuran sengit itu, pemimpin Sekutu Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby tewas.
Pertempuran itu berlangsung pada 27 hingga 29 Oktober 1945.
Persatuan pemuda ini tidak dapat dilepaskan akibat adanya Resolusi Jihad 22 Oktober 1945, yang kini diperingati sebagai Hari Santri Nasional.
Penetapan Hari Santri Nasional
Peringatan ini, ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 22 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal Jakarta.
Penetapan Hari Santri Nasional dimaksudkan untuk mengingat dan meneladani semangat jihad para santri merebut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang digelorakan para ulama.
Hari Santri Nasional resmi diperingati setiap tanggal 22 Oktober, dikutip dari laman SMK Itaba.
| 10 Gambar Selamat Hari Santri Nasional 2025 Bernuansa Islami dan Modern, Bagikan di Sosial Media |
|
|---|
| HARI INI Diperingati Hari Santri Nasional, Berikut Resolusi Jihad 22 Oktober oleh KH Hasyim Asyari |
|
|---|
| 6 Naskah Kata Sambutan Hari Santri Nasional 2025 untuk Pimpinan Pesantren, Santri hingga Alumni |
|
|---|
| Kumpulan 20 Quotes Selamat Hari Santri Nasional 2025 Penuh Makna dan Inspiratif |
|
|---|
| 5 Naskah Pidato Hari Santri Nasional 2025 Penuh Makna, Mudah Dihafal dan Penuh Khidmat |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.