Suhu Maksimum di Majalengka Tembus 38,4 Derajat Celcius, BMKG Sebut Lebih Panas Dibanding Tahun Lalu

Terutama masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari, sehingga tidak dehidrasi, kelelahan, dan dampak buruk lainnya akibat suhu panas

Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: dedy herdiana
Tribun Cirebon - Tribunnews.com
Ilustrasi suhu terpanas 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Suhu maksimum di wilayah Kabupaten Majalengka menembus 38,4 derajat celcius pada saat siang hari.

Karenanya, tidak heran apabila apabila saat ini masyarakat di Kabupaten Majalengka merasakan cuaca yang lebih panas dibanding biasanya.

Baca juga: HAREUDANG, Suhu di Majalengka Capai 37,4 Derajat Celcius, Tempati Peringkat Tertinggi Suhu Maksimum

Plt Kepala BMKG Kertajati, Ahmad Faa Iziyn, mengatakan, berdasarkan data klimatologis dalam 30 tahun terakhir, saat ini suhu maksimum di beberapa daerah mencapai nilai tertingginya.

Menurut dia, hal tersebut dipengaruhi faktor sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Kabupaten Majalengka berada di wilayah selatan ekuator.

Selain itu, posisi matahari saat ini juga berada tepat di atas Indonesia, khususnya Pulau Jawa, sehingga membuat suhu udara lebih panas.

"Suhu maksimum di Majalengka juga mencatatkan nilai tertinggi dibanding daerah lainnya," kata Ahmad Faa Iziyn saat dihubungi melalui pesan singkatnya, Sabtu (7/10/2023).

Ia mengatakan, suhu maksimum di Majalengka pada tahun ini lebih panas dibanding September 2022 yang tercatat mencapai 36 derajat celcius.

Pihaknya mengimbau, masyarakat selalu menjaga kesehatan, dan mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya dalam menyikapi peningkatan suhu maksinum tersebut.

Terutama masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari, sehingga tidak dehidrasi, kelelahan, dan dampak buruk lainnya akibat suhu panas.

"Fenomena suhu maksimum di Kabupaten Majalengka ini diprediksi bakal berlangsung hingga beberapa waktu ke depan," ujar Ahmad Faa Iziyn.

Ia mengatakan, kondisi tersebut berpotensi memberikan dampak kepada masyarakat, sehingga diimbau selalu mewaspadai potensi tersebut.

Selain itu, pihaknya mengakui mundurnya prediksi awal musim hujan di Kabupaten Majalengka hingga November 2023 juga berpotensi mengakibatkan kekeringan hingga kebakaran hutan dan lahan.

Hingga kini, Kabupaten Majalengka telah mengalami 103 hari tanpa hujan (HTH), dan termasuk kategori tiga besar setelah Kabupaten Bandung Barat, serta Kabupaten Cirebon.

"Bandung Barat dan Cirebon sudah hampir mengalami 110 hari tanpa hujan, dan ini yang paling lama se-Jawa Barat," ujar Ahmad Faa Iziyn.

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved