Sumur Wicaksana Laghawa dari Polres Indramayu Untuk Warga Tegalampes, Tidak Mandi Bareng Bebek Lagi
Sudah puluhan tahun, warga di sana menanti hadirnya sumber air bersih. Selama itu pula mereka harus hidup menggunakan air yang kurang layak dari kolam
Penulis: Handhika Rahman | Editor: dedy herdiana
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Sumur Wicaksana Laghawa bagaikan harta karun bagi warga di Blok Tegalampes Desa Pringgacala, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu.
Sumur bor ini merupakan bantuan dari Polres Indramayu dalam rangka HUT Humas Polri Ke-72.
Baca juga: Ajaib! Sumur Pengantin di Masjid Pusaka Baiturrahmah Indramayu Tak Pernah Kering
Bak oasis, kehadirannya langsung disambut suka cita oleh masyarakat setempat.
Sudah puluhan tahun, warga di sana menanti hadirnya sumber air bersih. Selama itu pula mereka harus hidup menggunakan air yang kurang layak dari kolam yang mereka sebut balong.
Ironisnya, balong yang jadi sumber mata air warga itu berwarna hijau tiap kali datang musim kemarau.
Balong itu juga terdapat sampah di sisi-sisinya dan menjadi habitat berenang hewan ternak, seperti bebek.
"Ini namanya Wicaksana Laghawa, ini angkatan Batalyon Akpol tahun 2002, ini angkatan saya. Supaya warga di sini ingat kepada Polri," ujar Kapolres Indramayu, AKBP M Fahri Siregar saat peresmian, Rabu (4/10/2023).
Fahri mengatakan, seiring dengan besarnya dampak el nino pada musim kemarau tahun ini, Polri memiliki program 'Polri Peduli Kemanusiaan'.
Polri dalam hal ini disebar mencari wilayah yang sangat terdampak el nino. Salah satunya di Blok Tegalampes Desa Pringgacala.
Warga di sana sudah kesulitan air bersih sejak puluhan tahun. Mereka menggunakan air yang tidak layak untuk keperluan mandi cuci kaku (MCK) dari balong.
Nyaris semua warga memasang jetpam untuk menyedot air dari balong tersebut.
Sementara untuk keperluan memasak dan minum, warga harus membeli air senilai Rp 2.500 per derijen.
"Jadi ini memang sangat memprihatinkan. Akhirnya kami memerintahkan kepada para Kapolsek Jajaran, untuk mendeteksi dimana saja masyarakat yang membutuhkan air bersih," ujar dia.
Pada kesempatan itu, Fahri langsung mencoba membasuh muka dengan air dari Sumur Wicaksana Laghawa diikuti oleh para warga.
Air itu mengalir deras dari keran, rasanya pun segar, warnanya bening, dan bisa langsung diminum. Kondisinya sangat jauh dibanding air balong yang selama ini menjadi sumber air warga setempat.
Fahri mengatakan, di Sumur Wicaksana Laghawa Polres Indramayu juga menyiapkan dua toren air dengan kapasitas 4 ribu liter.
Polres Indramayu juga menyambungkan air menggunakan pipa agar langsung sampai ke pemukiman warga.
Di pemukiman warga, saat ini baru ada satu toren besar, namun rencananya Polres Indramayu akan menambah jumlah toren menjadi 5 buah.
Air bersih ini pun dinilai mampu memenuhi kebutuhan bagi 700 kepala keluarga yang ada di blok setempat.
Salah seorang warga, Wastiem (60) mengaku senang dengan hadirnya Sumur Wicaksana Laghawa.
Kini, ia dan warga lainnya tidak lagi mandi bersama bersama bebek di balong.
"Dulu kalau mandi di balong bareng bebek, mandi di rumah juga sumbernya dari balong," ujar dia.
Baca juga: Menengok Ritual Mandi di Sumur Keramat Masjid Pusaka Baiturrahmah Indramayu, Disebut Sumur Pengantin
Beras SPHP Laris Manis di GPM Polres Indramayu, Harganya Terjangkau |
![]() |
---|
Naik Penyidikan, Polres Indramayu Bentuk Tim Khusus Kasus Kematian Putri Apriyani |
![]() |
---|
Lewat GPM, Polres Indramayu Bantu Jaga Stabilitas Harga dan Ringankan Beban Masyarakat |
![]() |
---|
Polisi Periksa 10 Saksi Untuk Ungkap Misteri Kematian Putri Apriyani Dalam Kamar Kos Indramayu |
![]() |
---|
Update Kematian Apriyani di Indramayu, Polisi Bicara Soal Hasil Investigasi Puslabfor dan Autopsi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.