TPA Kopi Luhur Cirebon Kebakaran

Aktivitas Pemulung di TPA Kopi Luhur Cirebon Tetap Berjalan di Tengah Kebakaran

Di tengah peristiwa kebakaran, aktivitas pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopi Luhur tetap berjalan

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Aktivitas pemulung di TPA Kopi Luhur di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto


TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Di tengah peristiwa kebakaran, aktivitas pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopi Luhur di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon tetap berjalan.


Hal itu disampaikan oleh salah satu pemulung bernama Inah (70) pada Selasa (12/8/2023).


Di tengah-tengah aktivitasnya di sebuah gubuk reyot, Inah mengaku tetap beraktivitas seperti biasa sejak Minggu (10/9/2023).


Sekadar informasi, hari Minggu menjadi hari kedua peristiwa kebakaran dan saat itu api masih dalam keadaan berkobar, bahkan terus meluas.

Baca juga: Total 1,5 Hektare TPA di Kopi Luhur Hangus Terbakar, Ini Kata Kepala BPBD Kota Cirebon


Kata Inah, ia bersyukur tidak ada pelarangan saat aktivitas pemungutan sampah dilakukan sejak Minggu kemarin.


Sebab, selain memang titik kebakaran berada di wilayah timur dan Utara, aktivitas bongkar sampah yang dilakukan oleh mobil Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon dari limbah masyarakat juga terus berjalan.


"Dari Minggu saya sudah aktivitas seperti biasa, kan kejadian Sabtu tuh sore, kita udah pada pulang, pas Minggu tetap kita datang lagi kaya biasa aja, meski memang api masih gede di situ," ujar Inah saat berbincang dengan Tribun, Selasa (12/9/2023).

Aktivitas pemulung di TPA Kopi Luhur di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon
Aktivitas pemulung di TPA Kopi Luhur di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon (Tribuncirebon.com/Eki Yulianto)


Inah pun mengaku sempat merasa khawatir ada larangan sementara untuk memulung.


Sebab, mata pencaharian dirinya hanya memulung dan terus menggantungkan hidup dari gunungan sampah TPA Kopi Luhur.


"Justru lebih khawatir gak boleh mulung, daripada khawatir kena api."


"Kalau gak mulung, saya makan apa nanti," ucap perempuan paruh baya yang sudah 30 tahun memulung itu.


Dalam memulung itu, Inah bisa mendapatkan uang sebesar Rp 50 ribu per hari.


Biasanya, ia memungut sampah bekas seperti wadah minuman plastik, botol maupun lainnya.


Barang-barang itu ia jual kembali ke pengepul barang rongsok.

Baca juga: Pemkot Bagikan 10 Ribu Masker untuk Warga Terdampak Asap Kebakaran TPA Kopi Luhur

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved