Meriahnya Lomba Hias Rakit di Festival Pecunan Majalengka, Ada Rakit Berbentuk Kapal Perang

para peserta yang berasal dari Desa Jatitujuh, dan sekitarnya tersebut juga diberikan kebebasan untuk membuat kreasi rakit berikut pernak-pernik hiasa

Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi
Peserta lomba rakit hias Festival Pecunan saat memamerkan hasil kreasinya di Sungai Cipelang, Desa/Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jumat (18/8/2023). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi


TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Puluhan warga tampak memadati tepi Sungai Cipelang, Desa/Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jumat (18/8/2023).


Mereka terlihat antusias menyaksikan belasan rakit yang dihias sedemikian rupa dalam Festival Pecunan yang diinisiasi Komunitas Hujan Keruh Jatitujuh untuk memeriahkan HUT ke-78 RI.


Bahkan, para peserta yang berasal dari Desa Jatitujuh, dan sekitarnya tersebut juga diberikan kebebasan untuk membuat kreasi rakit berikut pernak-pernik hiasannya.

Baca juga: Teks MC Acara Lomba 17 Agustusan, Bisa Dibawakan di Lapangan dan Sekolah HUT Kemerdekaan RI ke-78


Di antaranya, ada peserta yang membuat rakit dari bambu sebagai rangkanya kemudian dihiasi kardus yang dibentuk seperti kapal perang dan menarik pesawat tempur di belakangnya.


Selain itu, seorang pria tampak berdiri di atas rakit berbentuk kapal perang tersebut lengkap dengan helm dan kayu yang dicat seperti senjata laras panjang.


Pria yang mengenakan rompi pelampung oranye itu pun tampak langsung menunduk sambil mengarahkan senjatanya ke arah warga yang menyemangatinya.


Selain itu, ada juga tiga pria yang menaiki rakit dari rangka bambu dan botol bekas air minum kemasan di bagian bawahnya untuk membuatnya lebih kuat menahan beban hingga tiga orang.


Tiga pria yang berada di atas rakit itu pun terlihat saling berbagi tugas, dari mulai memegang kemudi, mengayuh rakit menggunakan batang bambu, dan pemberi komando di tengah.


Rakit yang di sisi kanan kirinya dihiasi penutup dari kardus dan pernak-pernik Hari Kemerdekaan RI itu juga tampaknya cukup menarik perhatian warga.


Sementara peserta lainnya tampak menaiki rakit sepanjang kira-kira tiga meter yang di bagian tengahnya dihiasi bentangan jaring setinggi kira-kira dua meter.


Sisi kanan dan kiri rakit tersebut juga terlihat dihiasi bendera merah putih dan bentangan kain warna-warni, sehingga tampilannya tampak meriah.


Ketua Panitia Festival Pecunan, Sarifudin Rahmat, mengatakan, kegiatan tersebut digelar rutin setiap tahunnya saat momen peringatan Hari Kemerdekaan RI.


"Pesertanya dari Desa Jatitujuh dan sekitarnya, dan pada tahun ini ada 12 rakit yang turut berpartisipasi," kata Sarifudin Rahmat saat ditemui di Sungai Cipelang Desa/Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jumat (18/8/2023).


Ia mengatakan, para peserta lomba perahu hias itu dibebaskan untuk membuat rakit sekreatif dan sebagus mungkin yang nantinya akan dinilai dewan juri.


Adapun kriteria penilaian juri dalam lomba rakit hias itu dilihat dari sisi kreativitas, keunikan, kekuatan atau ketahanan rakit, dan lainnya.


Dalam perlombaan itu, para peserta dipersilakan memamerkan rakit buatannya menyusuri Sungai Cipelang secara bergiliran di hadapan warga seperti model yang berjalan di catwalk.


"Selain memeriahkan HUT ke-78 RI, kegiatan ini untuk membuktikan bahwa Festival Cipelang yang berlangsung sejak 13 tahun lalu masih berlangsung," ujar Sarifudin Rahmat.

Peserta lomba rakit hias Festival Pecunan saat memamerkan hasil kreasinya di Sungai Cipelang, Desa/Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jumat (18/8/2023).
Peserta lomba rakit hias Festival Pecunan saat memamerkan hasil kreasinya di Sungai Cipelang, Desa/Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jumat (18/8/2023). (Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi)


Selain lomba rakit hias, pihaknya menyebut Festival Pecunan juga dimeriahkan lomba balap perahu yang telah disiapkan panitia.


Dalam lomba tersebut, setiap perahu akan dinaiki dua orang untuk beradu cepat dengan peserta lainnya menyusuri Sungai Cipelang.


Namun, dalam lomba balap perahu itu para peserta akan berlomba di lintasan sepajang kira-kira 100 meter yang arahnya berlawanan dengan arus sungai.


"Sebenarnya yang disebut pecunan adalah balap perahu ini, tapi melawan arus, sehingga tidak mudah dan butuh keterampilan dari peserta," kata Sarifudin Rahmat.


Ia menyampaikan, kegiatan tersebut bekerja sama dengan BPBD Kabupaten Majalengka dan instansi lainnya untuk memastikan dari sisi keamanannya.


Bahkan, para peserta lomba rakit hias maupun balap juga wajib mengenakan rompi pelampung, dan sejumlah personep BPBD serta lainnya juga disiagakan di Sungai Cipelang.

Baca juga: Puluhan Warga Antusias Ikuti Lomba Gogoh Ikan di Buper Cipanten Majalengka, Dijaga Ketat Anggota TNI


Sementara salah seorang peserta lomba rakit hias, Aman Abdurahman, menceritakan pengalamannya mengikuti kegiatan yang digelar Komunitas Hujan Keruh Jatitujuh itu.


Di antaranya, kesulitan untuk mengendalikan laju rakit hias, karena tidak dilengkapi kemudi maupun motor penggerak, sehingga butuh keterampilan khusus untuk mengendarainya.


Terlebih, saat musim kemarau seperti sekarang yang cenderung membuat cuaca angin kencang melanda wilayah Kecamatan Jatitujuh, termasuk di Sungai Cipelang.


"Apabila anginnya enggak terlalu kencang lebih mudah untuk mengendalikannya, karena hanya mengandalkan bambu untuk menggerakannya, sehingga sangat mengandalkan angin," ujar Aman Abdurahman.

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved