Meriahnya Lomba Hias Rakit di Festival Pecunan Majalengka, Ada Rakit Berbentuk Kapal Perang

para peserta yang berasal dari Desa Jatitujuh, dan sekitarnya tersebut juga diberikan kebebasan untuk membuat kreasi rakit berikut pernak-pernik hiasa

Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi
Peserta lomba rakit hias Festival Pecunan saat memamerkan hasil kreasinya di Sungai Cipelang, Desa/Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jumat (18/8/2023). 


Adapun kriteria penilaian juri dalam lomba rakit hias itu dilihat dari sisi kreativitas, keunikan, kekuatan atau ketahanan rakit, dan lainnya.


Dalam perlombaan itu, para peserta dipersilakan memamerkan rakit buatannya menyusuri Sungai Cipelang secara bergiliran di hadapan warga seperti model yang berjalan di catwalk.


"Selain memeriahkan HUT ke-78 RI, kegiatan ini untuk membuktikan bahwa Festival Cipelang yang berlangsung sejak 13 tahun lalu masih berlangsung," ujar Sarifudin Rahmat.

Peserta lomba rakit hias Festival Pecunan saat memamerkan hasil kreasinya di Sungai Cipelang, Desa/Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jumat (18/8/2023).
Peserta lomba rakit hias Festival Pecunan saat memamerkan hasil kreasinya di Sungai Cipelang, Desa/Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jumat (18/8/2023). (Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi)


Selain lomba rakit hias, pihaknya menyebut Festival Pecunan juga dimeriahkan lomba balap perahu yang telah disiapkan panitia.


Dalam lomba tersebut, setiap perahu akan dinaiki dua orang untuk beradu cepat dengan peserta lainnya menyusuri Sungai Cipelang.


Namun, dalam lomba balap perahu itu para peserta akan berlomba di lintasan sepajang kira-kira 100 meter yang arahnya berlawanan dengan arus sungai.


"Sebenarnya yang disebut pecunan adalah balap perahu ini, tapi melawan arus, sehingga tidak mudah dan butuh keterampilan dari peserta," kata Sarifudin Rahmat.


Ia menyampaikan, kegiatan tersebut bekerja sama dengan BPBD Kabupaten Majalengka dan instansi lainnya untuk memastikan dari sisi keamanannya.


Bahkan, para peserta lomba rakit hias maupun balap juga wajib mengenakan rompi pelampung, dan sejumlah personep BPBD serta lainnya juga disiagakan di Sungai Cipelang.

Baca juga: Puluhan Warga Antusias Ikuti Lomba Gogoh Ikan di Buper Cipanten Majalengka, Dijaga Ketat Anggota TNI


Sementara salah seorang peserta lomba rakit hias, Aman Abdurahman, menceritakan pengalamannya mengikuti kegiatan yang digelar Komunitas Hujan Keruh Jatitujuh itu.


Di antaranya, kesulitan untuk mengendalikan laju rakit hias, karena tidak dilengkapi kemudi maupun motor penggerak, sehingga butuh keterampilan khusus untuk mengendarainya.


Terlebih, saat musim kemarau seperti sekarang yang cenderung membuat cuaca angin kencang melanda wilayah Kecamatan Jatitujuh, termasuk di Sungai Cipelang.


"Apabila anginnya enggak terlalu kencang lebih mudah untuk mengendalikannya, karena hanya mengandalkan bambu untuk menggerakannya, sehingga sangat mengandalkan angin," ujar Aman Abdurahman.

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved