Meriahnya Lomba Hias Rakit di Festival Pecunan Majalengka, Ada Rakit Berbentuk Kapal Perang
para peserta yang berasal dari Desa Jatitujuh, dan sekitarnya tersebut juga diberikan kebebasan untuk membuat kreasi rakit berikut pernak-pernik hiasa
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Adapun kriteria penilaian juri dalam lomba rakit hias itu dilihat dari sisi kreativitas, keunikan, kekuatan atau ketahanan rakit, dan lainnya.
Dalam perlombaan itu, para peserta dipersilakan memamerkan rakit buatannya menyusuri Sungai Cipelang secara bergiliran di hadapan warga seperti model yang berjalan di catwalk.
"Selain memeriahkan HUT ke-78 RI, kegiatan ini untuk membuktikan bahwa Festival Cipelang yang berlangsung sejak 13 tahun lalu masih berlangsung," ujar Sarifudin Rahmat.

Selain lomba rakit hias, pihaknya menyebut Festival Pecunan juga dimeriahkan lomba balap perahu yang telah disiapkan panitia.
Dalam lomba tersebut, setiap perahu akan dinaiki dua orang untuk beradu cepat dengan peserta lainnya menyusuri Sungai Cipelang.
Namun, dalam lomba balap perahu itu para peserta akan berlomba di lintasan sepajang kira-kira 100 meter yang arahnya berlawanan dengan arus sungai.
"Sebenarnya yang disebut pecunan adalah balap perahu ini, tapi melawan arus, sehingga tidak mudah dan butuh keterampilan dari peserta," kata Sarifudin Rahmat.
Ia menyampaikan, kegiatan tersebut bekerja sama dengan BPBD Kabupaten Majalengka dan instansi lainnya untuk memastikan dari sisi keamanannya.
Bahkan, para peserta lomba rakit hias maupun balap juga wajib mengenakan rompi pelampung, dan sejumlah personep BPBD serta lainnya juga disiagakan di Sungai Cipelang.
Baca juga: Puluhan Warga Antusias Ikuti Lomba Gogoh Ikan di Buper Cipanten Majalengka, Dijaga Ketat Anggota TNI
Sementara salah seorang peserta lomba rakit hias, Aman Abdurahman, menceritakan pengalamannya mengikuti kegiatan yang digelar Komunitas Hujan Keruh Jatitujuh itu.
Di antaranya, kesulitan untuk mengendalikan laju rakit hias, karena tidak dilengkapi kemudi maupun motor penggerak, sehingga butuh keterampilan khusus untuk mengendarainya.
Terlebih, saat musim kemarau seperti sekarang yang cenderung membuat cuaca angin kencang melanda wilayah Kecamatan Jatitujuh, termasuk di Sungai Cipelang.
"Apabila anginnya enggak terlalu kencang lebih mudah untuk mengendalikannya, karena hanya mengandalkan bambu untuk menggerakannya, sehingga sangat mengandalkan angin," ujar Aman Abdurahman.
PPPK Majalengka Terancam Putus Kontrak Jika Lalai Tugas, Ini Kata Sekda |
![]() |
---|
Kasat Lantas Polres Majalengka Salurkan Bansos Kepada Penggali Kubur di Makam Martaguna |
![]() |
---|
Operasi Katarak Gratis di RSUD Talaga, Bupati Majalengka: Kuota 131 Peserta, Sisa 60 Orang |
![]() |
---|
BAZNAS Majalengka Konsultasi ke BAZNAS RI, Ada Apa? Ternyata Bahas Masalah Ini |
![]() |
---|
Raperda RTRW 293 Halaman Diserahkan Bupati Majalengka ke DPRD, Ini Pokok Perubahannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.