Nestapa Nasabah BPR Karya Remaja Indramayu, Dituding Koruptor Hingga Yayasan Diancam Akan Dibakar

Uang tabungan nasabah yang tak bisa dicairkan di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Karya Remaja Indramayu berbuntut panjang.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: dedy herdiana
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Ihya Ulumudin (kiri) warga Kecamatan Krangkeng sekaligus pemilik yayasan saat menagih uang tabungan di BPR Karya Remaja Indramayu, Selasa (1/8/2023). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Uang tabungan nasabah yang tak bisa dicairkan di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Karya Remaja Indramayu berbuntut panjang.

Terutama bagi nasabah pemilik yayasan, mereka dicap sebagai koruptor hingga mendapat ancaman sekolah akan dibakar.

Nasabah saat geruduk BPR Karya Remaja tagih janji pencairan uang, Selasa (1/8/2023).
Nasabah saat geruduk BPR Karya Remaja tagih janji pencairan uang, Selasa (1/8/2023). (Tribuncirebon.com/Handhika Rahman)

Baca juga: Nasabah Sampai Nagih Uang Tabungan ke BPR Karya Remaja Indramayu Diantar Anggota DPRD, Hasilnya Zonk

Hal itu dialami Ihya Ulumudin warga Kecamatan Krangkeng.

Uang tabungan para siswa tingkat RA setara TK, MI, dan MTs yang ditabungkan secara kolektifkan di BPR Karya Remaja tak bisa dicairkan sudah lama.

Imbasnya, orang tua siswa banyak yang menagih ke sekolah hingga melakukan pengancaman.

"Saya disangka korupsi lah, ini lah, itu lah," ujar Ihya Ulumudin kepada Tribuncirebon.com, Selasa (1/8/2023).

Ihya menjelaskan, para orang tua tidak mau tahu soal mandeknya pencairan uang tabungan di BPR Karya Remaja.

Mereka hanya mengetahui bahwa uang tabungan siswa itu ditabungkan ke sekolah.

Total kata Ihya, uang tabungan tersebut secara keseluruhan mencapai Rp 350 juta.

Ihya sendiri diketahui adalah satu dari 3 nasabah yang diprioritaskan agar uang tabungannya segera dicairkan.

Hari ini, ia dan nasabah lainnya menggeruduk bank milik pemerintah daerah tersebut diantar anggota legislatif.

Walau sudah didesak oleh anggota dewan, akan tetapi hasilnya tetap nihil. Pihak bank tidak bisa apa-apa.

"Kalau tak kunjung dikembalikan masyarakat sampai mengancam akan membakar yayasan," ujar dia.

Kondisi yang sama juga dialami Kunaeni warga Kecamatan Balongan.

Uang tabungan sebesar Rp 150 juta yang merupakan kolektif para jamiyah di desanya juga tak bisa dicairkan.

Kunaeni sendiri mengaku sudah sangat lelah terus menagih hingga harus menangis-nangis hanya demi uang miliknya dikembalikan.

Berat badan Kunaeni diketahui juga turun drastis. Selain karena uang yang tak bisa kembali, omelan dari para jamiyah membuatnya mengalami tekanan batin.

"Saya cuma ingin uang saya dikembalikan, itu saja," ujar dia.

Baca juga: Usai Didesak Legislatif, Plt Dirut BPR Karya Remaja Indramayu Akan Bayar Uang Nasabah dengan Dicicil

 

 

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved