Gempa Terkini

Gempa Pacitan M 5,5 Membuat Ahli Gempa BMKG Daryono Angkat Bicara, Ini Hasil Analisisnya

Sebagai Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono memaparkan hasil analisisnya terkait gempa Pacitan

Penulis: dedy herdiana | Editor: dedy herdiana
Twitter Daryono
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono 

TRIBUNCIREBON.COM - Ahli gempa bumi dari BMKG, Daryono memberikan penjelasan terkait gempa Pacitan yang terjadi Minggu malam (23/7/2023).

Sebagai Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono memaparkan hasil analisisnya melalui akun pribadinya, di Twitternya, @DaryonoBMKG.

Penjelasan awal yang diungkapkan Daryono adalah, bahwa sesuai hasil update pencatatan BMKG, gempa Pacitan tersebut berkekuatan Magnitudo 5,5 dengan kedalaman 42 Km.

Baca juga: Paniknya Warga Ponorogo Saat Gempa Pacitan Melanda, Pengunjung dan Karyawan Supermarket Berhamburan

Disebutkan mekanisame sumbernya adalah oblique thrust atau kombinasi mekanisme naik dan geser.

Gempa ini, lanjut Daryono, berpusat di bidang kontak antar Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia.

Serta ditegaskan pula bahwa gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami.

"Update Gempa Pacitan: Magnitudo M5,5 dgn Kedalaman 42 km, mekanisme sumber : oblique thrust (kombinasi mekanisme naik dan geser), gempa ini berpusat di bidang kontak antar Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Tdk potensi tsunami," kata Daryono.

Setelah itu, Daryono juga mengunggah penjelasan berikut:

"Minggu 23 Juli 2023 pukul 19.33.25 WIB Samudra Hindia baratdaya Pacitan diguncang gempa magnitudo M5,5. Episenter terletak pada koordinat 8,89° LS ; 111,00° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 79 Km arah Barat Daya Kota Pacitan, Jawa Timur pada kedalaman 42 km," kata Daryono.

Kemudian, Daryono menjelaskan bahwa gempa Pacitan dengan episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.

Ditegaskannya, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme geser naik (oblique thrust).

"Dengan episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme geser naik (oblique thrust)," kata Daryono.

 

Selain itu, Daryono juga menyebutkan bahwa gempa Pacitan ini dirasakan di Ponorogo dengan Skala MMI IV. Lalu dirasakan di Bantul, Pacitan, Purworejo, Blitar dengan Skala MMI III. Serta dirasakan di Klaten, Wonosobo, Banjarnegara, Magelang, Kepanjen, Karangkates dengan Skala MMI II - III. Namun untuk dampak kerusakan yang ditimbulkan gempa tersebut, hingga saat itu belum ada laporan.

"Gempa Pacitan ini dirasakan di Ponorogo IV MMI, Bantul, Pacitan, Purworejo, Blitar III MMI, Klaten, Wonosobo, Banjarnegara, Magelang, Kepanjen, Karangkates II - III MMI, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan gempa tersebut," kata Daryono.

Halaman
12
Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved