Khutbah Jumat

Teks Khutbah Jumat Besok 14 Juli 2023 Membahas Spirit Hijrah dan Semangat Perubahan

Berikut teks khutbah Jumat bertema bulan Muharram ini dapat dibacakan ketika khutbah salat Jumat.

Istimewa/Biro Adpim Jabar
Suasana haru menyelimuti acara yang juga diisi dengan doa bersama dan salat gaib untuk almarhum putra sulung Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Sabtu (4/6/2022). 

Ma’asyirol muslimin rahimakumullah …
Dalam khutbah kali ini, kita akan melihat bagaimanakah spirit hijrah dalam memasuki tahun baru hijriah ini mendorong kita pada semangat perubahan.

Allah SWT berfirman,

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.

Ayat diatas merupakan sebuah petunjuk yang sangat jelas dari Allah, bahwa suatu perubahan harus dimulai dari diri kita sendiri. Tentunya perubahan yang dimaksud adalah perubahan menuju arah kebaikan, bukan malah sebaliknya perubahan ke arah keburukan.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat Minggu Kedua Juli 2023: Jaga Diri & Keluarga dari Siksa Api Neraka

Allah telah berfirman dalam surat Al-Balad ayat 8-10

اَلَمْ نَجْعَلْ لَّه عَيْنَيْنِۙ
وَلِسَانًا وَّشَفَتَيْنِۙ
وَهَدَيْنٰهُ النَّجْدَيْنِۙ

Artinya: Bukankah Kami telah menjadikan untuknya sepasang mata, dan lidah dan sepasang bibir? Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan)

Berubah untuk menjadi baik memang tidak mudah. Ayat di atas dilanjutkan dengan ayat berikutnya, dimana Allah berfirman

فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْعَقَبَةُ ۗ
فَكُّ رَقَبَةٍۙ
اَوْ اِطْعَامٌ فِيْ يَوْمٍ ذِيْ مَسْغَبَةٍۙ
يَّتِيْمًا ذَا مَقْرَبَةٍۙ
اَوْ مِسْكِيْنًا ذَا مَتْرَبَةٍۗ
ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِۗ
Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu? (yaitu) melepaskan perbudakan (hamba sahaya), atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir. Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. (Al-Balad 11-17)

Perhatikan bagaimana dalam ayat di atas, memilih jalan baik diumpakan dengan “menempuh jalan yang mendaki dan sukar”

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 14 Juli 2023: Amalan-amalan Sunnah Dalam Bulan Muharram

Dalam ayat lain, Allah berfirman:

وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ

Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,

Dalam tafsir Ibn Katsir, kata “kabiirah” dijelaskan maknanya sebagai “masyaqqah tsaqiilah” atau sesuatu kesulitan yang sangat berat. Lalu apa makna orang yang khusyu’ dalam ayat itu. Dalam tafsir Ibn Katsir dijelaskan, Abi Talhah menjelaskan, dari Ibn Abbas, bahwa orang yang khusyu adalah “يعني المصدقين بما أنزل الله ”, orang yang percaya dengan apa yang diturunkan Allah.

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved