Ikan Mati Massal hingga 5 Ton di Waduk Darma Kuningan Terjadi Setahun 2 Kali, Dandim Ungkap Solusi

mengenai jumlah ikan mati massal, Deni mengungkap jumlah sekarang jauh sedikit dengan kejadian kematian ikan pada tahun - tahun sebelumnya.

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: dedy herdiana
Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi
Momen berkumpulnya sejumlah petani ikan bareng Aktivis HKTI, Kabid Perikanan dan Dandim 0615/Kuningan, Letkol Inf Bambang Kurniawan mendatangi Desa Cipasung, Kacamatan Darma, Selasa (27/6/2023). 

Laporan Kontributor Kuningan Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Kejadian ikan mati massal di Waduk Darma sekitar 5 ton sudah menjadi kebiasaan setiap tahun dua kali dan menjadi perhatian berbagai kalangan.

Bentuk perhatian itu terlihat saat berkumpulnya para petani ikan bareng Aktivis HKTI, Kabid Perikanan dan Dandim 0615/Kuningan, Letkol Inf Bambang Kurniawan mendatangi Desa Cipasung, Kacamatan Darma, Selasa (27/6/2023).

Peristiwa kematian puluhan ton ikan milik petani Keramba Jaring Apung (KJA) di perairan Waduk Darma yang terletak di Desa Jagara, Kecamatan Darma, Kuningan.
Peristiwa kematian puluhan ton ikan milik petani Keramba Jaring Apung (KJA) di perairan Waduk Darma yang terletak di Desa Jagara, Kecamatan Darma, Kuningan. (Istimewa)

Menurut Kabid Perikanan Pemda Kuningan, Deni Irianto mengungkap kematian ikan masal ini biasa terjadi pada dua kali dalam setahun.

Hal itu menyusul dengan perubahan cuaca atau terjadi siklus di lingkungan perairan Waduk Darma.

"Untuk kejadian kematian ikan milik petani KJA, ini sudah biasa terjadi dalam setiap tahun itu sebanyak dua kali," kata Deni.

Baca juga: Sosok Letkol Inf Bambang Kurniawan, Dadim Kuningan yang Miliki Prajurit Berpengahasilan Rp 1 Miliar

Meski demikian, kata Deni mengungkap, pemerintah dalam kesempatan ini bisa berkumpul dengan lintas pemerintah di Kuningan dan sejumlah petani serta  aktivis yang tergabung dalam HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) Kuningan.

"Perkumpulan berlangsung, membahas bagaiamana mencarikan jalan keluar dari ancaman maut yang menimpa hewan budidaya di Waduk Darma," ujarnya.

Pasalnya, lanjut Deni mengungkap, kejadian kematian ikan ini selama berlangsung itu diduga kuat akibat terjadinya perubahan cuaca di perairan Waduk Darma.

"Melihat kejadian ini, kami menilai bahwa ini akibat cuaca. Sebab dalam setiap tahun itu suka dilakukan peneliti pada kandungan air dan lingkungan KJA sekitar," ujarnya.

Warga sekitar Waduk Darma mamanfaatkan lahan kering akibat musim kemarau sebagai lahan pertanian di Desa Darma Kuningan.
Warga sekitar Waduk Darma mamanfaatkan lahan kering akibat musim kemarau sebagai lahan pertanian di Desa Darma Kuningan. (Istimewa)

Kemudian mengenai jumlah ikan mati massal, Deni mengungkap jumlah sekarang jauh sedikit dengan kejadian kematian ikan pada tahun - tahun sebelumnya.

"Kalau tahun sebelumnya, ikan mati massal itu bisa mencapai 50 ton, namun kejadian kematian sekarang dan per hari Selasa (27/6/2023), jumlah ikan mati itu di angka 5 ton," ujarnya.

Di tempat sama, Ketua HKTI Kuningan H Tenggono mengungkap, permalasahan ini menjadi tanggungjawab bersama. Terutama dalam mencarikan solusi, untuk mengurangi beban penderita para petani ikan KJA.

"Dengan kasus kematian ikan milik petani KJA, kami akan berusaha untuk melakukan mediasi dan pemberian solusi di lingkungan perairan. Terutama dengan aspirasi atau laporan petani ikan yang menyebut kematian bukan semata dari faktor cuaca," kata H Tenggono.

Kasus kematian ikan bukan dari perubahan cuaca, Tenggono mengulas pengakuan itu muncul dari Nurohman (49) yang juga petani ikan KJA. "Silakan pak Nurohman ungkap keresahan kejadian ikan mati, bukan hanya akibat cuaca," ujarnya.

Ditempat sama, Nurohman (49) petani ikan KJA mengungkap, dugaan kematian ikan akibat kurangnya oksigen di perairan Waduk Darma itu, akibat terjadinya buka tutup klep pompa milik perusahaan daerah air minum (PAM).

"Melihat dengan jumlah kematian yang terjadi pada tempat tertentu. Kami menduga, adanya aktivitas buka tutup klep pompa PAM di Waduk Darma. Idealnya, pelaksanaan buka tutup klep pompa itu lebih halus atau menyesuaikan dengan kondisi sekitar, jangan malah se - enaknya," katanya.

Kasus buka tutup klep pompa PAM, kata dia menambahkan, ini bisa dibuktikan dengan lingkungan perairan sekitar lokasi hingga terjadi kekurangan oksigen.

"Untuk aktivitas buka tutup klep pompa, mungkin kita bisa bayangkan. Bagaiamana kerja klep pompa? Kalau sedang menyedot dan sebaliknya, ketika tidak menyedot. Nah, saya perhatian disana terjadi perubahan iklim hingga ketersediaan oksigen berkurang malah tidak ada," ujarnya.

Semetara Dandim 0615/Kuningan Letkol Inf Bambang Kurniawan menyebut kejadian ini dirasa mengerikan. Namun melihat lingkungan perairan dan untuk mencegah kematian ikan yang sudah biasa terjadi.

"Kondisi ini bisa di pecahkan. Buktinya, di TNI kita punya BIOS 44 yang sudah teruji di pembudidayaan ikan KJA Waduk Darma. Hasil penelitian kandungan air Waduk Darma selain pH kurangnya, namun setelah di campur cairan BIOS 44 itu pH malah naik hingga 7 - 8," katanya.

Kemudian soal kejadian aktivitas mesin pompa milik PAM Kuningan, Dandim menyebut bahwa ini bisa dibicarakan hingga memunculkan kebaikan bagi petani KJA dan pemerintah setempat. (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved