SOSOK Desmond J Mahesa, Politisi Gerindra yang Baru Saja Tutup Usia, Dulunya Aktivis Orba

Desmond J Mahesa pernah menjadi korban penculikan yang marak menimpa aktivis penentang Orba

ig
SOSOK Desmond J Mahesa, Politisi Gerindra yang Baru Saja Tutup Usia, Dulunya Aktivis Orba 

Salah seorang yang membawanya memberikan tiket pesawat Garuda menuju Banjarmasin dengan nama yang tertera pada tiket bukan namanya.

Ia diturunkan sekitar 100 meter sebelum Terminal F Bandara Soekarno Hatta.

Sesampainya di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Desmond langsung melaporkan peristiwa yang dialaminya ke Polresta Banjarmasin.

Baca juga: Caleg Cantik Dari Partai Gerindra Ini Bangun Lapangan Volly di Kuningan, Ini Tujuannya

Terjun ke politik

Penculikan itu tak membuat nyali Desmond ciut.

Dia kembali ke Jakarta dan tak lama membuka kantor hukum bernama Des & Des yang lantas berganti nama menjadi Treads & Associate.

Desmond menjabat sebagai direktur di kantor hukum yang ia bangun.

Hampir sepuluh tahun berselang sejak penculikannya, Desmond terjun ke politik. Dia bergabung dengan Partai Gerindra.

Pria kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 12 Desember 1965 itu pun menjajal peruntungannya mencalonkan diri sebagai anggota legislatif lewat Pemilu 2009.

Mengantongi 13.349 suara dari daerah pemilihan (dapil) Kalimantan Timur, Desmond berhasil melenggang ke Parlemen sebagai anggota DPR periode 2009-2014.

Keberhasilan itu terulang pada Pemilu 2014. Maju lewat dapil Banten, Desmond mengantongi 61.275 suara.

Sementara, pada Pemilu 2019, Desmond berhasil meruap 103.837 suara.

Tercatat, tiga periode sudah Desmond duduk duduk sebagai legislator.

Selama menjabat, Desmond banyak menyoroti persoalan hukum dan keamanan di Komisi III DPR.

Adapun Desmond menamatkan pendidikan sarjana hukum di Universitas Mangkurat, Banjarmasin pada tahun 1994.

Dia lantas melanjutkan studi pascasarjana hukum di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum IBLAM dan meraih gelar magister pada tahun 2005.

Begitu mengantongi gelar sarjana, Desmond mendirikan Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) pada tahun 1994.

Selama tahu 1995-1996, dia menjabat sebagai Presidium Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi).

Setelahnya, dia menjadi Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Nusantara Bandung (1996-1997), lalu Direktur YLBH Nusantara (1997-1998), dan Ketua YLBH Banjarmasin (1997-1998). (*)

 

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved