Khutbah Jumat
Khutbah Jumat Bulan Syawal Singkat 1444 H atau 5 Mei 2023: Salat Kewajiban Umat Islam
Selengkapnya simak khutbah jumat singkat berikut dengan tema Salat Kewajiban Orang Islam.
Penulis: Sartika Rizki Fadilah | Editor: Sartika Rizki Fadilah
TRIBUNCIREBON.COM - Berikut naskah khutbah jumat syawal dengan tema Salat Kewajiban Umat Islam.
Khutbah ini mengenai kewajiban salat bagi orang Islam.
Seperti diketahui salat merupakan rukun Islam kedua setelah dua kalimat syahadat.
Oleh karena itu sebagai seorang muslim, sudah sepantasnya salat haruslah kita kerjakan.
Selengkapnya simak khutbah jumat singkat berikut dengan tema Salat Kewajiban Orang Islam.
Materi khutbah ini dikutip dari buku Kumpulan Naskah Khutbah Jum'at Aktual yang diterbitkan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam tahun 2011.
Baca juga: 10 Tema Khutbah Jumat Kedua Bulan Syawal 1444 H Bertemakan Hablum Minanas Pasca-Ramadhan
Khutbah I
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Kaum muslimin rahimakumullah
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya mengajak kaum muslimin, khususnya diri saya pribadi untuk menambah ketakwaan kita kepada Allah SWT, yaitu dengan memperbanyak amal ibadah kita sebagai bekal menghadap Illahi rabbul jalil.
Serta melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Seperti firman Allah:
"Dan berbekallah kalian, karena sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang menggunakan akalnya."
Kita hidup bukanlah semata-mata mementingkan urusan dunia.
Sebab urusan ukhrawi adalah lebih penting.
Baca juga: 10 Tema Khutbah Jumat Bulan Syawal 1444 H Minggu Kedua: Menjaga Semangat Ibadah Pasca-Ramadhan
Kehidupan dunia terbatas oleh usia, waktu, dan kelak pada saatnya kita akan kembali ke alam yang tiada terbatas waktu.
Semua amal perbuatan kita selama di dunia akan diminta pertanggungjawabannya, karena amal perbuatan tersebut merupakan tabungan akhirat.
Kebahagiaan dunia dapat diperoleh melalui keuletan berusaha dan dapat dinikmati hasilnya selagi hidup, baik berwujud materi kebendaan, maupun yang hanya dirasakan oleh perasaan batin.
Sebaliknya kebahagiaan akhirat tidak nampak sekarang, namun dapat dicapai dengan jalan mengikhlaskan diri dalam ibadat khusyu' dalam salat serta menjauhi semua yang dibenci oleh Allah SWT.
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia.
Bila suara azan bergema, membahana membelah dunia untuk menyeru manusia memenuhi panggilan Illahi.
Apabila suara azan masuk ke dalam hati orang yang benar-benar beriman, spontan hatinya akan gemetar dan takut, terbayang segala ke Maha Besaran dan ke Maha Kuasaan Allah SWT.
Maka dengan hati yang penuh takut dan ikhlas, ia penuhi panggilan dari Allah, ia tinggalkan semua urusan dunia untuk sujud menghadap Illahi.
Firman Allah dalam Alquran:
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
"Dan tidaklah mereka disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat, dan yang demikian
itulah yang lurus." (QS Al Bayyinah ayat 5).
Berbeda sekali dengan orang yang jauh dari hidayah dan taufik Allah SWT.
Suara azan dianggapnya sebagai suara biasa, gema azan tak sedikitpun mengetuk hatinya untuk memenuhi panggilan Allah.
lbarat kata, masuk telinga kiri keluar telinga kanan, tanpa memberikan kesan dan bekas sedikitpun juga pada dirinya.
Telinganya sudah tuli dengan panggilan Allah, mata hatinya sudah buta dengan seruan azan.
Begitulah hati orang yang sudah tertutup dari inayah dan hidayah Allah SWT.
Firman Allah dalam Surat Al Maryam ayat 59:
فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ اَضَاعُوا الصَّلٰوةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوٰتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا ۙ
"Kemudian datanglah setelah mereka pengganti yang mengabaikan salat dan mengikuti keinginannya, maka mereka kelak akan tersesat."
Orang yang sombong, bukan saja orang yang memamerkan kekayaan, bukan pula orang yang membanggakan jabatan dan sebagainya.
Tetapi juga orang tidak mengerjakan salatpun bisa dikatakan orang paling sombong.
Mengapa tidak? Bukankah Allah SWT, telah menjadikan dirinya dari segumpal darah dan daging hingga menjadi manusia.
Firman Allah SWT;
Baca juga: Khutbah Jumat Pertama di Bulan Syawal 28 April 2023: Menjaga Semangat Ibadah Setelah Ramadhan
اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ
"Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku." (QS Thaha ayat 14)
Dari ayat di atas, kita diwajibkan Allah mendirikan salat dengan tujuan mengingat Nya.
Karena dengan salat, kita mendekatkan diri dan selalu mengingat Allah, dalam keseharian kita, dan inipun adalah kewajiban bagi kita sebagai seorang muslim.
Firman Allah dalam Alquran Surat Adz Zariyat ayat 7, artinya;
"Tidakkah Aku jadikan Jin dan Manusia kecuali untuk menyembah-Ku."
Berdasarkan ayat di atas, maka merupakan kewajiban kita untuk mengabdi dan menyembah hanya kepada Allah SWT.
Dengan menunaikan salat lima waktu dalam sehari semalam sebagai tanda pengabdian kita kepada Allah Al Khalik.
Kaum muslimin rahimakumullah.
Terkadang orang tidak mengerjakan salat itu bukan tidak tahu, bahwa salat adalah tiang agama.
Bahkan mungkin orang itupun tahu salat itu bisa mencegah dari kejahatan dan kemungkaran.
Firman Allah taala;
"Sungguh salat itu dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Sedangkan mengingat Allah amat besar (manfaatnya.) Allah tahu apa yang kamu perbuat."
Firman Allah pula;
"Yang mendirikan sembahyang, menunaikan zakat dan yakin terhadap adanya akhirat, merekalah orang-orang yang berjalan di atas pimpinan Tuhan, merekalah orang yang jaya." (QS Luqman ayat 4-5)
Pada suatu hari Rasulullah SAW bertanya pada sahabat-sahabatnya:
"Apakah pendapat kamu, apabila di muka pintu salah satu rumah kamu ada satu sungai yang kamu mandi padanya tiap hari lima kali. Adakah tinggal olehnya kotoran?"
Serentak sahabat menjawab; "tidak ada, ya Rasulallah".
Beliau bersabda; "maka begitu juga perumpamaan saalat lima waktu, dengan itu Allah menghapus kesalahan." (HR Muttafaqun alaih)
Manusia memang sungguh pandai, mereka dapat menjadikan baja tenggelam, menjadi sebuah kapal yang sanggup membawa barang-barang berat.
Merekapun sanggup membikin baja berat menjadi sebuah pesawat yang dapat terbang kesana-kemari.
Tetapi sayang mereka tidak pandai bersyukur kepada Allah atas segala rahmat-Nya, tidak meluangkan waktu bersujud menghadap-Nya.
بارك الله لي ولكم في القران العظيم ونفعني واياكم بما فيه من الايات والذكرالحكيم اقول قولي هذا واستغفر الله العظيم لي ولكم ولسا ئر المسلمين والمسلمات فاستغفروه انه هوالغفورالرحيم
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. إنَّ اللهَ وملائكتَهُ يصلُّونَ على النبِيِّ يَا أيُّهَا الذينَ ءامَنوا صَلُّوا عليهِ وسَلّموا تَسْليمًا
اللّـهُمَّ صَلّ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا صلّيتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيم وبارِكْ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا بارَكْتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيمَ إنّكَ حميدٌ مجيدٌ
.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
.
اللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ ذُنُوْبَ وَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا
Demikian materi khutbah jumat singkat, semoga bermanfaat.
naskah khutbah jumat syawal
naskah khutbah Jumat Bulan Syawal 1444 H
naskah khutbah Jumat
khutbah Jumat
Salat Jumat
NASKAH Khutbah Jumat 29 Agustus 2025: Enam Penyebab Utama Kerusakan Hati Manusia |
![]() |
---|
NASKAH Teks Khutbah Jumat 29 Agustus 2025: Kenikmatan Surga dan Dahsyatnya Siksa Neraka |
![]() |
---|
Materi Khutbah Jumat Pekan Ini: Meneladani Nabi yang Pemaaf |
![]() |
---|
Materi Khutbah Jumat Terbaru: Sambut Maulid Nabi, Mari Meniru Ahlak Nabi Muhammad SAW |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat Singkat: Mengisi Rabiul Awal dengan Amalan Sunnah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.