Bolehkah Shalat Gerhana saat Terjadi Gerhana Bulan Penumbra? Begini Penjelasan NU dan Muhammadiyah
Proses terjadinya gerhana bulan penumbra pada tanggal 5-6 Mei 2023 bisa diamati di seluruh wilayah Indonesia.
Penulis: Sartika Rizki Fadilah | Editor: Sartika Rizki Fadilah
TRIBUNCIREBON.COM - Fenomena gerhana kembali dialami Indonesia, setelah gerhana matahari hibrida pada 20 April lalu kali ini masyarakat bisa menyaksikan fenomena alam.
Adapun fenomena alam yang akan terjadi kali ini adalah gerhana bulan penumbra.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan gerhana bulan penumbra (GBP) akan terjadi pada Jumat (5/5/2023) malam hingga Sabtu (6/5/2023) dini hari.
“GBP akan terjadi dari tanggal 5 Mei 2023 jam 22.12 WIB dan berakhir tanggal 6 Mei 2023 jam 02.33 WIB,” kata Himawan Widiyanto, Koordinator Bidang Tanda Waktu BMKG, kepada Kompas.com, Rabu (26/4/2023).
Menurutnya, puncak gerhana bulan penumbra akan berlangsung pada pukul 00.22 WIB, Sabtu (6/5/2023).
Proses terjadinya gerhana bulan penumbra pada tanggal 5-6 Mei 2023 bisa diamati di seluruh wilayah Indonesia.
Seperti yang diketahui, umat islam kerap kali melaksanakan shalat gerhana.
Lantas bolehkah mendirikan shalat gerhana bulan saat terjadi gerhana bulan penumbra?
Baca juga: Jam Berapa Gerhana Bulan Penumbra? Ini Jadwal dan Dampaknya
Sebelumnya, perlu dijelaskan terlebih dulu apa itu gerhana bulan penumbra.
Himawan menjelaskan, gerhana bulan penumbra adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bumi ke bulan.
“Sehingga tidak semua cahaya sampai ke bulan,” ujarnya.
Gerhana ini terjadi saat posisi bulan, bumi, dan matahari tidak persis sejajar
“Hal ini membuat bulan hanya masuk ke bayangan penumbra bumi,” ungkapnya.
Sedangkan penumbra sendiri merupakan bayangan berbentuk kerucut yang terjadi akibat cahaya matahari terhalangi oleh Bumi.
“Bayangan tersebut terjadi di sekitar umbra (bayangan inti) yang terbentuk pada saat gerhana,” jelas Himawan.
Ia mengatakan, peristiwa ini adalah salah satu dari akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan.
“GBP hanya terjadi saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya,” katanya.
Akibat dari gerhana ini, bulan akan terlihat lebih redup dari saat purnama pada biasanya.
Baca juga: Ada Gerhana Matahari Hibrida, Warga Sukabumi Gelar Takbir dan Shalat Kusuf
Menurut Himawah, gerhana bulan penumbra yang terjadi pada 5-6 Mei 2023 dapat diamati di seluruh wilayah Indonesia.
“Masyarakat bisa melihat langsung dengan mata tanpa bantuan alat seperti teleskop,” ujarnya.
Sementara itu lebih sederhananya, dilansir dari laman Kemdikbud, ada 3 jenis gerhana bulan yang perlu diketahui:
Pertama adalah gerhana bulan total, yakni fenomena gerhana ketika bulan berada tepat di wilayah umbra.
Pada saat gerhana total, bulan akan terlihat samar karena masih ada sinar matahari yang terpantul melalui atmosfer bumi.
Pantulan sinar matahari ini memiliki spektrum yang didominasi oleh warna merah, karena itu bulan bisa terlihat berwarna merah atau jingga saat terjadi gerhana bulan total.
Kedua, gerhana bulan sebagian, yakni terjadi ketika bulan tidak sepenuhnya terhalang oleh bumi. Sebagian permukaan bulan masuk ke area penumbra dan terkena sinar matahari.
Gerhana ini terjadi ketika posisi bulan, bumi, dan matahari tidak sejajar secara sempurna, sehingga hanya sedikit bayangan bumi yang menutupi permukaan bulan.
Ketiga, gerhana bulan penumbra, yakni sesuai namanya, gerhana ini terjadi ketika bulan berada sepenuhnya di wilayah penumbra.
Pada fenomena ini, bulan nyaris tidak mengalami perubahan apapun kecuali pada tingkat kecerahannya. Bulan hanya akan terlihat lebih suram dan agak sulit dibedakan dengan kondisi bulan yang normal/tidak mengalami gerhana.
Baca juga: Kapan Gerhana Usai Gerhana Matahari Hibrida? Sebentar Lagi Ada Gerhana Bulan Penumbra
Kajian dari lembaga Islam
Sejalan dengan penjelasan tentang gerhana bulan penumbra, Lembaga pengamatan gerhana dari PBNU atau Lembaga Falakiyah PBNU, dilansir dari Kompas.com, beberaoa tahun lalu menjelaskan gerhana bulan penumbra tidak menjadi dasar dilakukannya shalat gerhana bulan.
Sebab, secara fikih, shalat ini dapat digelar apabila gerhana tersebut merupakan kasat mata, sehingga terlihat jelas saat menggelapkan.
Ketika itu, Lembaga Falakiyah juga tidak menginstruksikan digelarnya pengamatan bagi jajarannya, baik di wilayah maupun cabang.
Menurutnya gerhana bulan penumbra, sangat sulit dibedakan dengan penampakan bulan purnama biasa.
Maka dari itu, pada saat peristiwa gerhana bulan penumbra tidak disunatkan shalat gerhana bulan.
Kajian yang sama juga diungkap oleh Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah.
Dilansir dari rumaysho.com, Majelis Tarjih Muhammadiyah menjelaskan dalam kasus gerhana penumbra, piringan bulan tampak utuh dan bulat, tidak tampak terpotong, hanya cahaya bulan sedikit redup.
Akibatknya sulit untuk bisa membedakan antara terjadi gerhana dengan tidak gerhana.
Oleh karena itu dalam kasus gerhana bulan penumbra menurut Majelis Tarjih dan Tajdid tidak disunatkan melakukan salat gerhana bulan. (*)
| Prakiraan Cuaca Cirebon Rabu 5 November 2025, Wajib Sedia Payung Atau Jas Hujan |
|
|---|
| Gempa Terkini di Jawa Barat, Baru Saja Guncang Kabupaten Bandung Sore Ini, Magnitudo 3,7 |
|
|---|
| Gempa M3,1 Guncang Sigi Sulteng Pada Selasa Sore, Ini Info Dari BMKG |
|
|---|
| AWAS, 12 Wilayah di Jawa Barat Berpotensi Banjir Kategori Tinggi pada November 2025, Ini Datanya |
|
|---|
| Prakiraan Cuaca Cirebon Selasa 4 November 2025, Wajib Sedia Payung Atau Jas Hujan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.