Ramadan

Cara Meraih Lailatul Qadar Malam Lebih Baik dari Seribu Bulan Diungkap Quraish Shihab dan Gus Baha

Berikut ini cara meraih Lailatul Qadar yang langsung dijelaskan oleh Quraish Shihab dan Gus Baha.

Editor: dedy herdiana
tribun
Cara Meraih Lailatul Qadar Malam Lebih Baik dari Seribu Bulan Diungkap Quraish Shihab dan Gus Baha 

TRIBUNCIREBON.COM - Berikut ini cara meraih Lailatul Qadar yang langsung dijelaskan oleh Quraish Shihab dan Gus Baha.

Pada 10 hari terakhir Ramadhan, banyak orang mengaitkannya dengan momen malam Lailatul Qadar.

Adapun Lailatul Qadar adalah malam yang disebut malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Baca juga: Doa yang Bisa Dipanjatkan Saat Menjumpai Lailatul Qadar, Diajarkan Rasulullah SAW kepada Sang Istri

Kaum muslim menyakini di malam Lailatul Qadar, Allah SWT menurunkan rahmat-Nya.

Untuk mendapat keistimewaan Lailatul Qadar, orang berbondong-bondong meningkatkan ibadah.

Banyak pennceramah yang menyebutkan bahwa  Lailatul Qadar bakal datang pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan.

Namun, Lailatul Qadar tetaplah malam yang dirahasiakan Allah SWT soal kapan turunnya.

Memaknai Lailatul Qadar, ahli tafsir Quran, Quraish Shihab berbincang dengan pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Quran LP3IA, Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha.

Perbincangan itu terekam dalam video di kanal YouTube Najwa Shihab yang diunggah pada 2021.

Sebagai pembuka, Najwa Shihab menyodorkan pertanyaan seputar malam yang ditunggu-tunggu umat muslim saat Ramadhan, yakni Lailaul Qadar.

Quraish Shihab pun menganalogikan Lailatul Qadar sebagai 'tamu agung' yang datang pada Ramadhan.

"Abi ada beri contoh, ilustrasi, Lailatul Qadar itu tamu agung, ia tak akan berkunjung ke suatu rumah, atau mengunjungi seseorang, kalau dia tidak yakin bahwa orang ini siap menyambutnya dengan baik," ungkap Quraish Shihab.

Meunurut ayahanda Najwa Shihab itu, orang yang ingin dikunjungi Lailatul Qadar hendaknya siap.

“Orang yang dikunjungi Lailatul Qadar adalah orang yang siap untuk dikunjungi. Persiapan itu selama ini terkadang terlambat,” ungkapnya.

Banyak orang yang baru mempersiapkan diri untuk menanti Lailatul Qadar pada malam 27 Ramadhan.

Padahal, menurut Quraish semestinya persiapan itu dilakukan jauh-jauh sebelumnya.

"Jadi ada ungkapan, bulan Rajab itu bulan menanam, bulan Syaban itu bulan menyiram, bulan Ramadhan itu bulan panen," tutur Quraish Shihab.

Ia mengatakan bahwa lebih suka membicarakan Lailatul Qadar saat sebelum tiba Ramadhan.

Perlu Persiapan Diri, Tak Sekadar Menunggu

Senada dengan hal itu, Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha menambahkan terkait pencarian Lailatul Qadar.

Menurutnya, untuk mencari Lailatul Qadar, dibutuhkan persiapan.

“Di mana-mana yang namanya mencari itu ya ada persiapannya. Terkadang kita tidak persiapan, tapi merasa mencari.

Kalau tidak ada persiapan, namanya penunggu. Bukan pencari,” kata Gus Baha.

Ia pun mengungkapkan sebuah kisah tentang Imam Syafi'i yang ditanyai kenapa tayamum di padang sahara harus mencari air dulu padahal.

Imam Syafi'i saat itu menjawab, seseorang yang tidak pernah mencari tidak bisa dikatakan tidak menemukan.

"Sama, di mana-mana mencari itu ada ikhtiar," tutur Gus Baha.

Gus Baha juga menyebutkan bahwa usaha mencari dengan cara ikhtiar itu juga harus dilakukan untuk mendapatkan kemuliaan malam Laiatul Qadar.

"Menambahkan dari yang dijelaskan Pak Quraish, biasanya kalau tradisi di pesantren sejak malam 17 (Ramadhan) sudah banyak yang mengadakan Nuzulul Quran. Lalu malam 21, 23, 25, 27. Dan Kiai-kiai itu pintar, meskipun mereka tahu bahwa Lailatul Qadar itu hanya sehari dari sekian hari itu, tapi kebaikan tidak boleh terbatas. . . . Ini tetap baik. Karena ibadah itu tidak ada ruginya," tutur Gus Baha.

Untuk selengkapya simak video berikut ini.

Nah, bagaimana apakah Anda kini sudah mendapatkan penjelasan terkait bagaimana cara mendapatkan malam Lailatul Qadar?
Selain perlu adanya persiapan dan usaha seperti yang dijelaskan ahli tafsir Quran, Quraish Shihab dan pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Quran LP3IA, Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha, hal yang menarik adalah dijelaskan Gus Baha bahwa Lailatul Qadar itu hanya sehari dari 10 hari terakhir Ramadhan, tapi "kebaikan tidak boleh terbatas".
Sementara itu berdasarkan pantauan, tak sedikit pula, para ustadz lokal yang memaknai "kebaikan tidak boleh terbatas" tersebut dengan menganjurkan jemaahnya untuk meningkatkan ibadah di 10 hari terakhir Ramadhan berturut-turut agar Insya Alloh mendapatkan malam kemuliaan malam Lailatul Qadar. (*/Tribunjabar.id)
 
 
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved