Cerita Warga Cisalak Majalengka yang Terdampak Pergerakan Tanah, Selalu Bergetar Saat Hujan Lebat

Sebanyak 50 rumah warga di Blok/Desa Cisalak, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka terdampak bencana pergerakan tanah.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: dedy herdiana
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Ela, salah satu warga Desa Cisalak, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka yang rumahnya terdampak bencana pergerakan tanah  

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA- Sebanyak 50 rumah warga di Blok/Desa Cisalak, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka terdampak bencana pergerakan tanah.

Peristiwa itu disebabkan adanya hujan intensitas tinggi yang terjadi beberapa hari belakangan ini.

Dari puluhan rumah yang terdampak, salah satunya menimpa rumah milik Ela Hayati (40).

Diakui dia, bahwa sampai saat ini pergerakan tanah masih terjadi di desanya.

Pergerakan tanah itu terasa sekali getarannya kala hujan deras disertai petir melanda wilayahnya.

"Kalau hujan ada petir teh kerasa gitu bergetar," ujar Ela saat berbincang dengan Tribun, Kamis (6/4/2023).

Peristiwa pergerakan tanah terjadi di Desa Cisalak, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka.
Peristiwa pergerakan tanah terjadi di Desa Cisalak, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka. (Tribuncirebon.com/Eki Yulianto)

Baca juga: Puluhan Rumah di Lemahsugih Majalengka Rusak Imbas Pergerakan Tanah, Dinding Retak-retak

Diungkapkan Ela, bahwa peristiwa pergerakan tanah pertama kali terjadi pada tahun 2018 lalu.

Di mana saya itu, keretakan di dinding dan lantai terjadi dengan skala kecil hingga kini makin membesar.

"Awalnya hujan terus belah-belah rumahnya, retak-retak, semakin besar terus membesar, bahkan dinding tembok saya ditambal dengan batu bata, kain karena kondisinya menganga," ucapnya.

Ela menjelaskan, hampir seluruh ruangan rumahnya kini mengalami retak-retak di bagian dinding maupun lantai.

Ia pun mengaku khawatir dengan bencana yang sewaktu-waktu bisa mengancam dirinya beserta anggota keluarganya itu.

"Enggak ngungsi. Khawatir. Kalau udah ada hujan petir khawatir, apalagi kalau ada angin."

"Saya di sini ada 6 orang, anak 4 dan suami," jelas dia.

Warga lain bernama Entin juga mengaku,  merasakan getaran tanah di bawah rumahnya selalu  bergerak.

Dia mengatakan tanah bergerak terjadi jika hujan deras mengguyur wilayahnya.

"Khawatir pasti apalagi hujan deras karena terasa getar banget," kata Elin.

Ia menjelaskan, retakan di rumahnya hampir setiap hari semakin membesar apalagi ketika hujan turun.

Baca juga: Ada 2 Keluarga Mengungsi, Begini Kondisi Terkini Bencana Pergerakan Tanah di Cisalak Majalengka

Awal retakan di rumahnya ada di kamar dan ruang tengah. Kini retakan itu semakin besar.

Seperti diketahui, peristiwa pergerakan tanah terjadi di Desa Cisalak, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka.

Diketahui, sebanyak puluhan rumah mengalami kerusakan akibat peristiwa tersebut.

Saat Tribun memantau lokasi pada Kamis (6/4/2023), banyak rumah di Blok Cisalak yang memang mengalami retak-retak.

Dari puluhan bangunan itu, di antaranya mengalami kerusakan cukup parah.

Kerusakan kebanyakan terjadi di bagian dinding dan lantai rumah.

Panjang keretakan pun bervariasi, dari 30 sentimeter hingga belasan meter.

Kendati demikian, aktivitas masyarakat masih terbilang normal.

Masih banyak warga yang lalu-lalang di lokasi, bahkan di antara warga yang masih berkumpul seakan tak terjadi apa-apa.

Camat Lemahsugih, Mumuh Muhidin mengatakan, peristiwa pergerakan tanah sejatinya terjadi pada Minggu (2/4/2023).

Di mana, saat itu hujan intensitas tinggi mengguyur Desa Cisalak dari sore hingga malam hari.

"Yang menyebabkan pergerakan tanah," ujar Mumu saat meninjau lokasi, Kamis (6/4/2023).

Menurutnya, peristiwa pergerakan tanah ini awal mulanya sudah terjadi sejak tahun 2018 lalu.

Setiap tahunnya bencana itu terus meneror warga dan puncaknya terjadi pada Minggu kemarin.

"Kalau kemarin yang didata mah ada 50 rumah yang terdampak, kalau yang termasuk rusak sedang hingga berat kemungkinan ada 10 rumah," ucapnya.

Akibat peristiwa itu, kata Mumu, sedikitnya ada 2 Kepala Keluarga (KK) yang mengungsi dikarenakan rumahnya mengalami kerusakan cukup parah akibat pergerakan tanah.

Mereka kebanyakan mengungsi ke sanak saudaranya.

"Sebagian warga yang rumahnya memang rusak berat sudah mengungsi, kurang lebih ada 2 KK ke rumah saudaranya, orang tuanya dan anaknya."

"Warga diminta selalu waspada, terutama jika hujan deras terjadi dan bisa menyelamatkan diri."

"Kami juga telah meminta kepada BPBD untuk adanya pengadaan alat pendeteksi dini adanya pergerakan tanah yang bisa kemudian menjadi langkah antisipasi warga untuk menyelamatkan diri," jelas dia.

Mumuh menambahkan, bahwa Desa Cisalak sendiri menjadi salah satu desa yang masuk ke dalam daerah rawan bencana pergerakan tanah.

Sementara di Lemahsugih, ada 7 desa yang masuk ke daerah rawan bencana serupa.

"Di Lemahsugih ada 7 desa yang rawan bencana pergerakan tanah, di antaranya Mekarwangi, Kepuh, Sukajadi, Padarek, Sukamaju, Mekarmulya dan Cisalak itu sendiri," katanya.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved