Reaksi Erick Thohir, Ganjar Pranowo dan Wakil Ketua Umum PSSI Soal Ricuh Suporter PSIS dan Polisi

Ini reaksi sejumlah pejabat mengenai kerusuhan antara suporter PSIS dan polisi.

Editor: taufik ismail
Tangkap layar Kompas TV
Suporter Ricuh di Laga PSIS Semarang vs Persis Solo, Ada Tembakan Gas Air Mata, Ini Dugaan Sebabnya 

TRIBUNCIREBON.COM, JAKARTA - Ketua Umum PSSI yang baru terpilih, Erick Thohir, merespons kericuhan antara polisi dan suporter PSIS Semarang, Jumat (17/2/2023) petang.

Kericuhan terjadi di luar Stadion Jatidiri Semarang dan diwarnai tembakan gas air mata polisi untuk membubarkan massa.  

Ketum PSSI Erick Thohir meminta, baik suporter ataupun aparat untuk sama-sama tenang. 

"Saya meminta para suporter dan aparat untuk tenang dan sama-sama berpikir jernih. Niat kita sama yakni untuk sepak bola yang aman dan nyaman bagi semua," kata Erick, Jumat (17/2/2023) dilansir dari situs resmi PSSI. 

Erick sudah bicara kepada manajemen tim PSIS Semarang dan pihak aparat terkait hal ini dan janji bakal melakukan evaluasi.

Aparat juga diminta belajar dari Tragedi Kanjuruhan Malang. 

Ke depannya ricuh suporter dan polisi ini bakal dijadikan evaluasi. 

"Ke depan perlu ada evaluasi terkait kategori risiko setiap laga," kata pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu.

Terpisah, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo merespons ricuh polisi dan suporter di wilayahnya tersebut.

Ia minta para koordinator suporter untuk saling ketemu, termasuk dengan pihak kepolisian. 

Selain itu, Ganjar juga mengaku sebenarnya ingin hadir pada laga PSIS Semarang vs Persis Solo di Stadion Jatidiri Semarang itu tapi urung dilakukan. 

"Saya harapkan masing-masing koordinatornya bertemu sekarang, ketemu pihak kepolisian. Lalu menyampaikan kepada kelompok suporter masing-masing untuk menahan diri. Itu yang penting," kata Ganjar dalam Breaking News Kompas TV, Jumat petang. 

"Beberapa hari yang lalu saya sudah mendapat kabar (pertandingan tanpa penonton). Saya sebenarnya juga pengen nonton tapi karena kemarin informasi yang disampaikan kepada saya, tidak diizinkan untuk menonton," ucap Ganjar.

Ia yakin, pihak keamanan dan panitia pasti sudah menganalisis potensi-potensi yang kemungkinan terjadi.

"Maka sebenarnya, koordinator atau pimpinan dari suporterlah yang kemudian bisa mengambil inisiasi. Kalau itu ditaati, pasti tidak akan terjadi," ujarnya. 

Sumber: Kompas
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved