Rombongan Bus SMP 3 Garut Kecelakaan

Tangis Orang Tua Siswa SMPN 3 Garut Pecah, Sambut Anak-anak Mereka yang Terlibat Kecelakaan

Isak tangis puluhan orang tua siswa SMPN 3 Garut pecah ketika menyambut kedatangan anak-anak mereka yang terlibat kecelakaan

Tribun Jabar/Sidqi
Puluhan orang tua siswa SMPN 3 Garut menangis saat menyambut kedatangan anak-anak mereka yang terlibat tabrakan sepulang study tour dari Yogyakarta. Penyambutan kedatangan mereka dilakukan di gerbang sekolah SMPN 3 Garut, Senin (13/2/2023) sore. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari

TRIBUNCIREBON.COM, GARUT - Isak tangis puluhan orang tua siswa SMPN 3 Garut pecah ketika menyambut kedatangan anak-anak mereka yang terlibat kecelakaan di Kabupaten Purworejo sepulang studi tour dari Yogyakarta.

Mereka sudah menunggu di gerbang masuk SMPN 3 Garut di Jalan Ahmad Yani, Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat sejak Senin (13/2/2023) siang.

Sebelumnya, bus rombongan siswa SMPN terguling di Jalan Daendels, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada Minggu (12/2/2023) malam pukul 19.30 WIB.

Akibat kecelakaan itu, 17 orang diketahui mengalami luka ringan, dua diantaranya alami patah tulang di bagian tangan.

Baca juga: Update Rombongan SMPN 3 Garut yang Alami Kecelakaan: Semua Selamat, Pulang Naik Bus Baru

Tangisan orang tua siswa semakin menjadi-jadi saat para korban sampai di Garut, rangkulan dan pelukan menghiasai penyambutan itu.

"Ya Allah neng, anak mamah, ya Allah," ucap Imas (50) salah satu orang tua korban yang diketahui merupakan warga Kelurahan Sukamantri, Garut Kota.

Puluhan orang tua siswa SMPN 3 Garut menangis saat menyambut kedatangan anak-anak mereka yang terlibat tabrakan sepulang study tour dari Yogyakarta. Penyambutan kedatangan mereka dilakukan di gerbang sekolah SMPN 3 Garut, Senin (13/2/2023) sore.
Puluhan orang tua siswa SMPN 3 Garut menangis saat menyambut kedatangan anak-anak mereka yang terlibat tabrakan sepulang study tour dari Yogyakarta. Penyambutan kedatangan mereka dilakukan di gerbang sekolah SMPN 3 Garut, Senin (13/2/2023) sore. (Tribun Jabar/Sidqi)

Imas kemudian menghampiri dan memeluk erat anaknya itu. Siswa lain pun mengalami hal yang sama, mereka langsung dipeluk erat setelah turun dari bus.

Mereka kemudian berjalan ke sekolah, sejumlah siswa langsung mendapat perawatan intensif oleh dokter.

Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman mengatakan, 17 korban yang mengalami luka-luka menjalani perawatan lanjutan untuk mengetahui kondisi mereka.

Dari hasil pemeriksaan itu diketahui terdapat sejumlah siswa yang mengalami patah tulang dan terkilir, sejumlah siswa juga terlihat diperban di bagian kepala.

"Pemeriksaan dilakukan karena kita tidak tahu luka apa yang mereka derita, bisa saja ada luka dalam, ditemukan juga ada diduga patah jadi harus ditindak lanjuti," ujarnya.

Ia menuturkan, pemerintah Kabupaten Garut memberikan pengobatan gratis bagi para korban yang mengalami cedera.

Sejumlah korban juga saat itu langsung dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

"Untuk para siswa yang mengalami luka, kita liburkan dulu agar mereka bisa beristirahat, yang tidak luka juga sama karena mereka mengalami trauma, jadi libur dulu," ungkapnya.

Helmi menjelaskan, kedepannya Pemkab Garut melalui Dinas Pendidikan (Disdik) akan mulai memperketat perizinan kegiatan-kegiatan study tour ke luar daerah.

Baca juga: Detik-detik Orangtua Siswa SMP 3 Garut Ditelpon Anaknya yang Kecelakaan: Tiba-tiba Nangis

Pihak sekolah juga menurutnya, harus melakukan pelaporan terlebih dulu ke Disdik sebelum melakukan kegiatan tour.

'Kita harus memakai prosedur yang tetap ya, apalagi dengan musim seperti ini, ini harus lebih hati-hati lagi, dengan syarat yang ketat. Saya serahkan nanti kepada dinas," ucap Helmi.

Kepala Dinas Pendidikan Garut, Ade Manadin mengatakan, kedepannya pihaknya akan membuat prosedur khusus untuk mengurangi resiko kecelakaan.

Dalam waktu dekat, prosedur tersebut menurutnya, akan dikaji agar nantinya pihak sekolah dan para orang tua bisa lebih tenang saat mengizinkan anak-anaknya berangkat study tour.

"Seperti persyaratan pemberangkatan, kita akan tata ulang. Ini musibah, kecelakaan bukan hal yang diharapkan," ungkapnya.

Ade menjelaskan saat ini, ada sejumlah sekolah di Garut yang sudah merencanakan studi tour ke luar daerah.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya akan memanggil setiap kepala sekolah, untuk memastikan rencana pemberangkatan mereka sesuai prosedur.

Bus rombongan study tour siswa SMP 3 Garut mengalami kecelakaan di Jalan Daendels, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Minggu (12/2/2023).
Bus rombongan study tour siswa SMP 3 Garut mengalami kecelakaan di Jalan Daendels, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Minggu (12/2/2023). (Istimewa)

'Yang hendak berangkat study tour ke luar, mohon segera izin, kita juga akan panggil kepala sekolahnya, komitenya untuk memastikan keberangkatan mereka sesuai prosedur," ungkapnya.

Rombongan study tour SMPN 3 Garut diketahui berangkat ke Yogyakarta pada Jumat (10/2/2023). Mereka kembali pulang ke Garut pada Minggu (12/2/2023).

Terdapat dua bus yang berangkat, seluruh peserta dan guru berjumlah 98 orang.

Saat melintas di Jalan Daendels, Kabupaten Purworejo bus kedua mereka terlibat tabrakan hingga terguling.

Menurut data resmi dari Basarnas, disebutkan bahwa bus tersebut mengalami kecelakaan setelah mengekor dengan minibus lain.

Bus kemudian menghindar ke bagian kanan lantaran minibus di depannya memperlambat laju.

Kemudian dari arah berlawanan terdapat kendaraan bermotor, lalu terjadi tabrakan, bus pun terguling lalu menimpa pengendara motor tersebut.

Dua pengendara motor tersebut diketahui menjadi korban, satu orang dinyatakan meninggal dunia.(*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved