12 Siswa SMP dan SMA Ikuti Kemah Sastra di Bandung, Dilatih Menulis dan Membaca Karya Sastra Sunda
enam orang dari SD dan enam orang SMP, didatangkan ke Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Barat dilatih menulis dan membaca karya sastra Sunda
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Sebanyak 12 siswa, enam orang dari SD dan enam orang SMP, didatangkan ke Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Barat, Jl. Diponegoro 12 Bandung.
Mereka berasal dari beberapa kabupaten/kota dan diinapkan selama empat hari di BBGP, dari tanggal 10-13 Januari 2023. Setiap hari para siswa dilatih menulis dan membiasakan membaca karya sastra, terutama genre carita pondok Sunda.
Para siswa tersebut diundang oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat (BBJB). Kedua belas siswa merupakan para juara lomba menulis carpon Sunda dalam kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tahun 2022.
Kegiatan FTBI digagas oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa sejak tahun 2021 sebagai realisasi Program Merdeka Belajar episode ke-17: Revitalisasi Bahasa Daerah. FTBI dilangsungkan di beberapa provinsi di Indonesia.
Baca juga: KISAH Anak Tukang Pencetak Bata di Majalengka, Juarai Berbagai Lomba Karya Sastra Tingkat Nasional
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Syarifudin, menjelaskan bahwa Kemah Sastra adalah program lanjutan dari kegiatan FTBI. Program ini baru pertama diselenggarakan, lanjutnya, sebagai program tindak lanjut.
“Kita tidak ingin kegiatan FTBI sebagai program hit and run. Jangan sampai mereka cukup bangga menjadi juara. Sementara, potensi mereka sebagai penulis tidak berkembang,” kata Syarifudin.
Oleh karenanya, Badan Bahasa melalui Balai dan Kantor Bahasa di beberapa Provinsi, menyelenggarakan kegiatan Kemah Sastra.
Di Jawa Barat, kegiatan Kemah Sastra bertajuk Penulisan Cerita Pendek Berbahasa Daerah. Kegiatan difokuskan pada melatih para juara FTBI akrab dengan persoalan sastra, terutama genre carita pondok. Antara lain dengan belajar menulis carpon Sunda.
Tujuan kegiatan ini, katanya, memberikan kesadaran pada siswa bahwa sebagai juara mereka punya potensi. Maka potensi itu harus dikembangkan. Terutama, mereka diberi pengetahuan yang intensif tentang sastra dan teknis menulis cerpen.
Pengetahuan itu mungkin tidak sempat didapatkan siswa saat di sekolah atau saat mereka mempersipkan lomba.
Syarif menambahkan, selama pelatihan di Bandung mereka dibimbing oleh narasumber yang dianggap andal.
Mereka adalah para penulis cerpen Sunda dan dikenal sebagai sastrawan di lingkungan budayanya. Selain agar siswa memiliki keterampilan menulis, mereka juga dipertemukan langsung dengan para praktisi yang reputasinya sudah diakui.
Endah Dinda Jenura, salah seorang narasumber kegiatan, menjelaskan bahwa Kemah Sastra merupakan kegiatan yang sangat strategis.
Sastra Sunda saat ini membutuhkan pembaharu. Jejak langkah yang sudah dirintis para pengarang sepuh harus ada yang meneruskan. Maka, pelatihan kepada para juara lomba menulis cerpen bisa menjadi upaya regenerasi.
“Para siswa ini memiliki potensi. Potensi tersebut harus dibangkitkan. Kita memerlukan mereka untuk mengisi kekosongan generasi penerus sastrawan daerah,” kata Endah.
Ia menjelaskan, di tingkat nasional regenerasi sastrawan mungkin tidak perlu dikhawatirkan. Tapi di daerah, usaha ini perlu dilakukan. Harus ada generasi baru para sastrawan daerah di tengah isu kepunahan berbagai bahasa daerah. Para siswa ini bisa menjadi aktor penghidup bahasa dan budaya daerah di masa depan.
Viral Perundungan Siswa SMP di Pangandaran, Kakak Kelas Hajar Adik Kelas, Kepsek Buka Suara |
![]() |
---|
Siswa SMA di Garut Meninggal Tak Wajar, Keluarga Korban Minta Netizen Tak Memperkeruh Suasana |
![]() |
---|
Disdik Jawa Barat Libatkan Kodim Untuk Siapkan Lokasi Pendidikan Militer di 27 Kota dan Kabupaten |
![]() |
---|
Siswa SMP Mirip dengan Gibran Viral di Sosmed, Tampil Pede Pakai Peci Hitam Bak Wapres |
![]() |
---|
Video Viral 2 Siswa SMA Bantu Kakek Dorong Gerobak Dagang saat Hujan Deras, Tuai Pujian Warganet |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.