Human Interest Story

KISAH Anak Tukang Pencetak Bata di Majalengka, Juarai Berbagai Lomba Karya Sastra Tingkat Nasional

Ela Nurfadilah, gadis berusia 20 tahun asal Majalengka menorehkan sejumlah prestasi tingkat nasional dari hasil karya sastra, walau ayah cuma pencetak

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Machmud Mubarok
TribunCirebon.com/Eki Yulianto
Ela Nurfadilah, gadis berusia 20 tahun asal Desa Gandawesi, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, yang berhasil menorehkan sejumlah prestasi tingkat nasional dari hasil karya sastranya. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Meski berlatar belakang dari keluarga yang terbilang pas-pasan, tak membuat seseorang miskin prestasi.

Seperti yang dialami Ela Nurfadilah, gadis berusia 20 tahun asal Desa Gandawesi, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, yang berhasil menorehkan sejumlah prestasi tingkat nasional dari hasil karya sastranya.

Gadis berparas cantik itu sejatinya, berasal dari keluarga kurang mampu.

Baca juga: Kisah Egi Trialogi, Guru Honorer di Majalengka Sukses Dirikan Sekolah Anak Jalanan

Ayahanda Ela hanya berprofesi sebagai tukang pencetak bata yang bekerja di salah satu pabrik.

Sementara ibundanya, hanya seorang pedagang makanan ringan di depan rumahnya.

Ditemui di rumahnya di Blok Gandamekar RT.3/1, Desa Gandawesi, Ela menceritakan awal ia berhasil menorehkan prestasi lewat karya sastra, seperti puisi, novel, cerpen di tingkat nasional.

Saat itu, ia mengetahui sejumlah perlombaan karya sastra dari media sosial.

Hanya bermodal belajar menulis secara otodidak, Ela pun mengikuti sejumlah perlombaan tersebut.

"Saya sudah beberapa kali ikut perlombaan, baik karya sastra puisi, cerpen, Novel itu tingkat nasional ya. Ada event Maharani, event Malven, WT publishing, antologi dari ND media publishing."

"Yang terakhir saya ikut lomba dalam rangka hari Kartini. Saya buat judul "Habis Gelap Terbitlah Terang" dan Alhamdulillah juara juga," ujar Ela kepada Tribun, Rabu (6/7/2022).

Anak kedua dari pasangan Ade Sumarja (48) dan Nurhidayah (45) menceritakan, bahwa kesukaannya pada karya sastra berawal saat berada di bangku jenjang SMP.

Ia mulai belajar menulis meski baru tahap puisi.

"Dari SMP awal-awal suka nulis, tapi cuma nulis puisi," ucapnya.

Selain itu, ia juga kerap mengikuti sejumlah seminar dan mempelajari sendiri dari ilmu yang telah diikutinya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved