Keributan Bupati Pangandaran dengan Ujang Bendo Sudah Islah, Jeje Makin Tegas Tutup Tempat Maksiat
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata menyampaikan, kericuhan terkait segel penutupan warung remang-remang yang dibuka satu warga
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna
TRIBUNCIREBON.COM, PANGANDARAN - Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata menyampaikan, kericuhan terkait segel penutupan warung remang-remang yang dibuka satu warga ( Ujang Bendo) sudah dianggap selesai.
"Saya juga menyadari, demikian bapak Kapolres juga bahwa kebijakan dan ketertiban menjadi tanggung jawab saya," ujar Jeje kepada sejumlah wartawan di depan rumah kediamannya di Pangandaran, Senin (2/1/2023) malam.
Baca juga: Begini Akhir Keributan Bupati Jeje Wiradinata vs Ujang Bendo, Kapolres Pangandaran Ungkap Semuanya
Dan UB (Ujang Bendo) juga, menyadari bahwa tindakan dia menyobek segel penutupan warung remang-remang tersebut salah.
"UB juga, meminta maaf dan mencabut perkara," katanya.
Hal yang paling prinsip mengenai penutupan lokalisasi atau warung remang-remang, tetap Ia akan lakukan.
"Kalau besok, akan lebih keras lagi. Jika kemarin memakai segel sticker, hari esok mungkin menggunakan palang kayu, karena kita serius untuk tindakan itu," ucapnya.
Dan itu hari Kamis (5/1/2023) nanti, Ia berjanji kepada alim ulama untuk menggunakan bantuannya dalam pelaksanaan penutupan.
"Jadi, itu semua atas dasar kepentingan yang lebih besar," kata Jeje.
Baca juga: Sosok Ujang Bendo, Warga yang Terlibat Cekcok dengan Bupati Pangandaran, Disebut Jeger alias Preman

Ia bersyukur, Minggu (1/1/2023) malam sekitar jam 7 sampai jam 9 bisa mereda satu gerakan yang menghawatirkan.
"Saya dan bapak Kapolres, bersama sama mengendalikan pergerakan tersebut. Alhamdulillah, cukup dipahami dengan baik," ujarnya.
Kata Ia, mengenai urusan penutupan warung remang-remang sudah menjadi tugas tanggung jawab Bupati Pangandaran.
"Kecuali, jika memang bupati tersebut tidak sanggup. Kalau saya marah - marah, memang saya tidak mungkin menggunakan pola Arjuna (karakter wayang), Saya harus menggunakan pola Gatot Kaca atau Bima," ucap Ia.
"Saya kira sudah clear, dan mereka (Ujang Bendo) juga sudah minta maaf serta mencabut perkara."
Tapi, hal paling prinsip mengenai pemberhentian kegiatan - kegiatan yang dianggap munkar dan maksiat, tetap dilakukannya.

Baca juga: Beredar Video Keributan Bupati Pangandaran dengan Satu Warga, Ini Kata Bupati Jeje Wiradinata
Baca berita Tribuncirebon.com lainnya di GoogleNews
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.