Gempa Bumi Cianjur

Wangi Melati dari Jenazah Ibu yang Memeluk Anaknya, Padahal Sudah Tertimbun Longsor 3 Hari

Kades mengingat jelas bagaimana seorang ibu yang memeluk anaknya yang ditemukan tiga hari setelah tertimbun menyebarkan aroma melati dari tubuhnya.

Tribun Jabar/Ferri Amiril
Kampung Cugenang Desa Cijedil Kecamatan Cugenang yang masih tertutup longsoran tanah. Lahan sawah yang datar terlihat berubah bentuk hampir vertikal seperti irisan kue lapis bersusun. Kampung Cugenang diterjang longsor berdampingan dengan Kampung Pos Sate Shinta. 

"Hari kedua setelah gempa saya keluar dari posko dan mendata warga di sebuah rumah makan yang terbuat dari bambu, saking mengantuknya saya tertidur di sebuah saung di rumah makan tersebut yang di sampingnya ada kolam," kata Pudin.

Hari kedua gempa susulan hampir terjadi setiap 5-10 menit  Saat tertidur di saung tersebut, Pudin tak ingat bagaimana ia bisa jatuh dan tercebur ke kolam.

"Kaget saja pa tiba-tiba saya tercebur ke kolam rumah makan tersebut, semua baju basah, padahal belum punya baju ganti saat itu," katanya.

Pudin pun kembali ke posko dan meminta baju salin.

Ia mengatakan, dari 61 warganya yang menjadi korban gempa, saat ini delapan di antaranya masih dalam pencarian.

Pudin sudah mendengar kabar jika tak ditemukan maka pemerintah akan memanggil semua keluarga korban ke kantor bupati Cianjur.

"Sebelumnya saya juga sempat menemani keluarga korban ke kantor bupati, kemungkinan hari ini juga keluarga korban akan dipanggil kembali oleh bupati karena pencarian sudah dilakukan selama dua pekan lebih," ujarnya.

Suasana kampung Cijedil masih porak poranda setelah diterjang gempa. Tim SAR sempat melakukan pencarian di titik Kampung Cicadas selain di Kampung Pos Sate Shinta dan Kampung Cugenang.(fam)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved