Gempa Bumi Cianjur

Gempa Susulan di Cianjur Diperkirakan Akan Berhari-hari, Ini Penjelasan Ahli

Ahli memberikan penjelasan mengenai gempa susulan di Cianjur yang akan terjadi sampai beberapa hari ke depan.

Editor: taufik ismail
Twitter @daryono
Total Gempa Susulan di Cianjur Mencapai 122 Kali hingga Pagi Tadi. Diperkirakan gempa susulan masih akan terjadi hingga satu bulan ke depan. 

TRIBINCIREBON.COM, BANDUNG - Gempa susulan di Cianjur dan sekitarnya diperkirakan masih akan terasa hingga beberapa hari ke depan.

Hal itu dikatakan Koordinator Geologi Gempa Bumi dan Tsunami dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Dr Supartoyo.

Ia memprediksi gempa susulan di Kabupaten Cianjur, bakal terus terjadi hingga beberapa hari ke depan.

Berdasarkan pengalamannya dalam melakukan pengamatan, biasanya gempa dengan magnitudo 5,6, hanya akan diikuti gempa susulan dalam beberapa waktu ke depan, tidak sampai berbulan-bulan.

"Sebagai catatan, di Aceh itu kekuatan 9 magnitude dan itu lima bulan masih terasa. Bengkulu juga itu kan satu bulan masih terasa. 5,6 ini kurang dari satu bulan, ini berdasarkan pengalaman saya dalam mengamati," ujar Supartoyo, Selasa (22/11).

Supartoyo menganggap bahwa gempa susulan yang terjadi di Kabupaten Cianjur merupakan hal wajar dan biasa terjadi di daerah lain.

"Ini seperti pegas ya, ditarik kuat dia akan putus dan setelah putus pegas tidak berhenti, pasti masih bergoyang tidak berhenti dan akhirnya berhenti sama dengan sesar seperti itu," katanya.

Ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik jika terjadi gempa susulan. Sebab, biasanya gempa susulan tidak akan lebih besar dari gempa awal.

"Tidak pernah ada gempa susulan besar dan kalau ada, berarti sumber lain. Jadi, itu sumber lain bukan dari sumber utama," ucapnya.

Analis Pencarian dan Pertolongan Basarnas, Joshua Banjarnahor, mengatakan longsor susulan menjadi sesuatu yang sangat dikhawatirkan mengingat pergerakan tanah di beberapa titik di lokasi longsor pasca-gempa di Cianjur masih labil.

Proses evakuasi, ujarnya, masih terus dilakukan Tim SAR Gabungan, yang terdiri dari Kantor SAR Bandung, Kantor SAR Jakarta, Kantor SAR Semarang, Kantor SAR Cilacap, Basarnas Special Group, Kantor Pusat Basarnas, FKP3 Jabar, Potensi SAR Jawa Barat dan Potensi SAR Jawa Tengah. 

"Masih banyak warga yang butuh evakuasi dan masih terjebak di reruntuhan," katanya.

Trauma Healing

Dinas Pendidikan Jabar memastikan segera memberikan trauma healing kepada pelajar yang terdampak gempa di Cianjur. Upaya tersebut dilakukan supaya para pelajar terbebas dari gangguan psikologis seperti kecemasan pascabencana.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan upaya memberikan trauma healing ini dilakukan bersinergi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Jawa Barat.

"Termasuk juga dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, (P2TP2A) Jawa Barat untuk mencoba melakukan trauma healing bagi siswa-siswi yang kemarin terdampak gempa," ujar Dedi Supandi di SMKN 1 Cugenang, Kabupaten Cianjur Selasa (22/11/2022).

Dedi mengatakan trauma healing kepada pelajar sangat penting mengingat gempa yang terjadi di Kabupaten Cianjur banyak menelan korban jiwa. Tak sedikit pula pelajar yang merasakan dampak dari gempa tersebut.

Disdik mencatat,, setidaknya 26 sekolah baik itu SMA dan SMK yang terdampak. Dari 26 sekolah tersebut ada yang masuk dalam kategori rusak ringan, sedang, dan berat. Bahkan, Dedi menyampaikan, sebanyak 12 siswa di SMKN 1 Cugenang harus mendapatkan perawatan hingga dibawa ke Puskesmas.

"Jadi total dari 26 itu hampir di 138 ruang kelas, termasuk ruang guru di antaranya rusak berat. Dari pantauan kami yang terberat di daerah Cugenang dan juga di daerah Cilaku, termasuk juga saya memantau di SMAN 1 Cianjur," katanya.

Kendati sejumlah sekolah mengalami kerusakan, Dedi memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan. Meski begitu, ada tiga pola yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan sesuai dengan kondisi sekolah itu sendiri, yakni daring, hybrid (luring dan daring) dan ada juga sistem sif (pagi dan siang).

"Kewenangan itu saya serahkan kepada satuan pendidikan atau sekolah sekolah untuk membuat kebijakan mana yang kira kira bisa memudahkan dalam proses belajar mengajar tersebut," katanya.

Tiga pola KBM di wilayah Kabupaten Cianjur yang masuk dalam lingkungan Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah VI Jawa Barat ini, akan dipantau selama dua pekan. Selain itu, Dedi berpesan khusus kepada Kepala Sekolah dan KCD Wilayah VI Jabar agar menerapkan pola yang lebih ramah dalam Ujian Akhir Semester (UAS) di tanggal 5 Desember 2022 mendatang.

"Kepala sekolah dan cabang dinas agar tolong dalam rangka ujian akhir semester di tanggal 5 ada pola pola yang lebih ramah anak pada saat anak anak masih dalam kondisi trauma," katanya.

Dedi memastikan Disdik Jabar akan membuat sejumlah langkah untuk memperbaiki bangunan sekolah yang terkena dampak gempa.

"Kita pun juga telah menyampaikan ke Kemendikbud, kita akan membuat langkah-langkah untuk perbaikan sarana baik itu yang bersumber dari DAK pusat, APBD, ataupun nanti CSR, atau anggaran belanja tidak terduga," katanya.(nazmi abdurahman/syarif abdussalam)

Baca juga: Duka Seorang Suami di Cianjur, Istri yang Tengah Hamil 9 Bulan Meninggal Tertimbun Reruntuhan Rumah

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved