Perdana, Angklung Jadi Tampilan Google Doodle Hari Ini, Simak Sejarahnya

Dalam logo Google terlihat ilustrasi enam orang tersebut dengan desain dan warna yang berbeda

google
Perdana, Angklung jadi Tampilan Google Doodle Hari Ini 

Dikutip dari Gramedia.com, menurut Jaap Kunst dalam Music in Java, angklung ini sudah ditemui di wilayah Sumatera Selatan dan Kalimantan pada sekitaran abad ke-5 Masehi atau disaat Indonesia belum mengenal pengaruh dari Hindu.

Namun, penggunaan angklung di wilayah Jawa Barat pun dimulai pada masa Kerajaan Sunda untuk pemujaan terhadap Nyai Sri Pohaci yang dianggap sebagai lambang Dewi Sri pada abad ke-12 hingga ke-16.

Selain digunakan untuk pemujaan saat itu, angklung juga dimainkan untuk menyemangati para prajurit saat berperang.

Namun, alat musik angklung juga dimainkan sebagai alat musik untuk pertunjukan seperti halnya pada perundingan Linggarjati pada tahun 1946.

Pada Perundingan Linggarjati 1946 itu seorang tokoh bernama Daeng Soetigna berhasil memainkan angklung dengan tangga nada diatonis dan menghasilkan suara yang harmonis.

Daeng Soetigna sendiri dikenal sebagai seniman serta menjadi bapak Angklung Indonesia.

Bapak Angklung Indonesia itu pun memiliki murid yang bernama Udjo Ngalagena, pendiri dari tempat wisata seni budaya Saung Angklung Udjo (SAU) pada tahun 1966 yang berada di Bandung, Jawa Barat.

SAU ini pun dikenal sebagai pusat pembelajaran, pertunjukan, serta mempromosikan angklung dan beraganm seni lainnya yang khas dari Sunda.

Cara memainkan Angklung

Memainkan alat musik angklung cukup mudah untuk dilakukan, dengan cara satu tangan memegang rangka pada angklung.

Kemudian, tangan lainnya menggoyangkan angklung hingga menghasilkan bunyi atau suara.

Ada juga tiga teknik dasar dalam memainkan angklung:

1. Getar (kurulung), teknik ini yang paling umum digunakan untuk bermain angklung.

Satu tangan memengangi angklung, kemudian tangan satunya menggoyangkan angklung dengan nada yang diinginkan, hal itu akan menghasilkan bunyi melalui tabung-tabung bambu yang beradu.

2. Sentak (cetok), pada teknik ini tabung dasar ditarik dengan cepat oleh jari dan telapak tangan kanan.

Hal itu akan menghasilkan bunyi sekali saja atau disebut stacato.

3. Tengkep, teknik ini sebenarnya hampir sama dengan teknik getar (kurulung).

Namun, salah satu tabuung dengan cara dipegang dan ditahan agar tidak ikut bergetar.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved