HEBOH, Hacker Bjorka Kirim Pesan Balasan ke Kominfo: Berhenti Menjadi Idiot
Pesan balasan dari sosok hacker dengan username Bjorka untuk Kominfo langsung heboh menjadi sorotan publik
Pantauan KompasTekno, pesan balasan itu dimuat di utas (thread) Breached Forums dengan judul "My Message to Indonesian Goverment" (pesan saya untuk pemerintah Indonesia).
Utas yang diposting Bjorka sekitar pukul 16.00 WIB tersebut diawali dengan sebuah tangkapan layar dari pemberitaan media daring di Indonesia dengan judul yang sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris, yakni
"Kominfo Message to Hackers: If You Can, Don't Attack" (pesan Kominfo ke peretas: Kalau bisa, jangan menyerang).
Selanjutnya, Bjorka menuliskan pesan balasan singkat sebagai berikut: My Message to Indonesian Goverment: Stop being an idiot" (pesan saya untuk pemerintah Indonesia: jangan bodoh / berhenti menjadi idiot).
Sayangnya, tidak diketahui secara pasti apa maksud Bjorka mengirim pesan tersebut di thread Breached Forums.
Sebab, Bjorka hanya menuliskan pesan singkat tersebut tanpa ada embel-embel atau penjelasan lainnya.
KompasTekno telah berusaha menghubungi pihak Kominfo untuk meminta tanggapan soal pesan balasan dari Bjorka tersebut.
Namun, hingga berita ini ditulis, Kominfo belum memberikan respons.
Kominfo: sumber kebocoran data belum teridentifikasi
Pada konferensi pers Senin kemarin, Kominfo sendiri mengaku sedang menindaklanjuti masalah dugaan bocornya 1,3 miliar nomor HP dan nomor KTP tersebut.
Kominfo mengaku telah melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak terkait seperti operator seluler, Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), BSSN hingga Cyber Crime Polri.
Semmy mengatakan, hasil pertemuan menunjukkan sumber kebocoran data nomor SIM card (nomor HP) dan NIK belum teridentifikasi.
Sebab, menurut investigasi gabungan, kecocokan dari sampel kebocoran data sebesar 15-20 persen dari sekitar dua juta data sampel yang dibagikan gratis oleh hacker.
Adapun total jumlah data yang diklaim dimiliki hacker adalah 1,3 miliar.
Dinilai ada kemiripan karena setelah divalidasi, beberapa data sampel tercatat "hidup" kartu SIM-nya, namun beberapa struktur datanya tidak sesuai.