Mengenal Stroke Hemoragik, Penyakit yang Dialami Reza Gunawan, Tenyata Bisa Merusak Jaringan Otak
stroke hemoragik merupakan perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah pada area tertentu di dalam otak.
Penulis: Sartika Rizki Fadilah | Editor: Machmud Mubarok
TRIBUNCIREBON.COM - Suami Dewi Lestari, Reza Gunawan telah meninggal dunia pada Selasa (6/9/2022).
Kabar meninggalnya Reza Gunawan tersebut disampaikan oleh Dhipa Barus melalui unggahan Twitter.
"Thank you mas Reza Gunawan, my guru, my big brother. Rest In Love my Guru," tulis Dipha dikutip dari akun @diphabarus.
Sebelumnya, Dewi Lestari sempat membagikan kabar jika suaminya, Reza Gunawan sudah mengalami penyakit stroke hemoragik.
Baca juga: Suami Dewi Lestari, Reza Gunawan Meninggal, Sempat Dirawat Karena Penyakit Stroke Hemoragik
Lantas apa sebenarnya stroke hemoragik?
Dikutip dari Alodokter.com, stroke hemoragik merupakan perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah pada area tertentu di dalam otak.
Kondisi ini menyebabkan aliran darah di bagian tersebut berkurang. Tanpa pasokan oksigen yang dibawa oleh darah, sel otak dapat cepat mati sehingga fungsi otak terganggu.
Stroke hemoragik merupakan kondisi yang kritis. Artinya, perawatan medis perlu diberikan kepada penderita stroke hemoragik sesegera mungkin.
Penanganan dini dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan otak permanen, cacat, dan bahkan kematian.
Stroke hemoragik dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Perdarahan intraserebral
Pendrahan intraserebral yakni perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah arteri di dalam otak, dan perdarahan ini merupakan jenis stroke hemoragik yang paling umum terjadi.
2. Perdarahan subarachnoid
Pendarahan subarachnoid yakni perdarahan pada pembuluh darah di ruang antara otak dan selaput pembungkus otak (ruang subarachnoid).
Baca juga: AWAS Kolesterol Tinggi Bisa Jadi Pemicu Penyakit Jantung dan Stroke, Mulai Hindari Aktivitas Ini
Penyebab Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di dalam atau di sekitar otak pecah. Kondisi ini menyebabkan darah mengalir ke dalam rongga di dalam tengkorak, bukan ke jaringan otak. Akibatnya, tekanan di dalam kepala meningkat dan jaringan otak mengalami kerusakan.
Ada beberapa penyebab pecahnya pembuluh darah, yaitu:
- Cedera kepala berat
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Aneurisma otak, yaitu penggembungan dinding pembuluh darah otak yang lemah akibat tekanan darah atau akibat kelainan sejak lahir
- Malformasi arteri vena otak, yaitu kelainan lahir di mana pembuluh darah arteri dan vena dalam otak terhubung tanpa kapiler
- Kelainan darah yang meningkatkan risiko perdarahan, seperti penyakit anemia sel sabit dan hemofilia
- Tumor otak, baik ganas maupun jinak, yang berdampak ke pembuluh darah otak
Faktor risiko stroke hemoragik
Stroke hemoragik dapat terjadi pada semua kelompok usia, tetapi risiko terjadinya kondisi ini meningkat seiring pertambahan usia. Stroke hemoragik juga lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita.
Di samping itu, ada faktor risiko lain yang dapat memicu stroke hemoragik, seperti:
-Kebiasaan merokok
- Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
- Konsumsi obat antikoagulan atau pengencer darah, seperti warfarin
- Penggunaan obat-obatan terlarang atau NAPZA
- Pola makan yang tidak sehat
- Kondisi yang menyebabkan tekanan darah tinggi, misalnya gagal ginjal kronis dan eklamsia
- Waktu tidur yang berlebihan, atau gangguan tidur seperti sleep apnea
- Kondisi genetik yang menyebabkan dinding pembuluh darah lemah dan mudah pecah, seperti sindrom Ehler-Danlos
Gejala Stroke Hemoragik
Gejala stroke hemoragik umumnya terjadi ketika penderitanya melakukan aktivitas fisik dengan intensitas yang tinggi. Hal ini berkaitan erat dengan faktor pemicu stroke yang paling umum, yakni tekanan darah tinggi.
Gejala yang muncul akibat stroke hemoragik dapat berbeda-beda, tergantung pada seberapa besar jaringan yang terganggu, lokasi, dan tingkat keparahan perdarahan. Berikut ini adalah penjelasannya:
Stroke hemoragik intraserebral
Stroke hemoragik intraserebral biasanya terjadi secara tiba-tiba. Gejala yang dapat terjadi pada perdarahan intraserebral antara lain:
- Sakit kepala tak tertahankan
- Mual dan muntah
- Penurunan kesadaran
- Lemah atau lumpuh di salah satu sisi tubuh
- Mati rasa pada satu sisi tubuh
- Sulit mengucapkan kata-kata (pelo), kata-kata yang diucapkan jadi tidak relevan, atau tidak bisa berbicara sama sekali
- Tidak bisa mengerti perkataan orang lain dan terlihat bingung
- Kejang
Stroke hemoragik subarachnoid
Stroke hemoragik subarachnoid menimbulkan gejala awal berupa penglihatan ganda, nyeri di mata, dan sakit kepala atau pusing berputar. Gejala awal tersebut dapat terjadi beberapa menit hingga beberapa minggu sebelum pembuluh darah pecah.
Setelah pembuluh darah pecah, beberapa gejala yang dapat muncul adalah:
- Sakit kepala yang sangat parah, yang bisa dideskripsikan sebagai sakit kepala terparah yang pernah dialami seumur hidup
- Mual dan muntah
- Kaku di leher bagian belakang
- Penglihatan kabur atau terasa silau
- Pusing berputar atau seperti melayang
- Bicara pelo dan kelemahan di satu sisi tubuh
- Penurunan kesadaran yang terjadi dengan cepat
- Kejang