Keraton di Cirebon

Kisah Wafatnya Sunan Gunung Jati, Leluhur Para Sultan Keraton Cirebon, Jasadnya Dibawa Malaikat

sosok Sunan Gunung Jati yang selain sebagai salah satu dari Wali Songo, penyebar agama Islam, juga sebagai leluhur para Sultan keraton di Cirebon

Editor: dedy herdiana
Tribun Jabar/ Siti Masithoh
Makam Sunan Gunung Jati di Astana Gunung Jati. Foto diambil saat Acara Grebeg Syawalan di Makam Sunan Gunungjati, Jumat (22/6/2018). 

Sunan Kalijaga segera memberitahukan berita duka cita itu kepada seluruh sanak keluarga. Tak lama, para santri dan para sanak saudara semua menangis dengan sedihnya, mereka bingung ketika mengetahui bahwa jenazah Sinuhun telah tiada. Dikabarkan, jenazah Sunan Gunung Jati dibawa para malaikat ke langit.

Ketika Sunan Kalijaga, Syekh Datuk Khofi, dan Pangeran Machdum tiba di Gunung Jati, mereka hanya melihat wangkingan (ikat pinggang) dan jubah Sunan Gunung Jati saja.

Lalu, Sunan Kalijaga segera menyingsingkan lengan bajunya untuk menggali liang lahat. Kepada Syekh Datuk Khofi  dan Pangeran Machdum, Sunan Kalijaga berkata, "Biarlah kalian jangan ikut-ikut, biar aku sendiri saja yang menguburkan pakaian itu".

Pakaian Sunan Gunung Jati itu dikuburkan dengan bentuk kuburan yang tak terlihat karena diratakan lagi dengan tanah. Hanya tandanya ialah bahwa tak akan ada daun yang jatuh keatas kuburan ini.

Sementara, saat Tubagus Pase datang ke Gunung Jati bersama para sentana mantri, mereka menemukan Keris Sang Hyang Naga dan tasbih milik Sunan Gunung Jati.

Keris pusaka itu menggelantung di udara, merah membara bagaikan bintang jatuh, sedangkan tasbihnya kemudian segera dikuburkan. Tempat itu kemudian direka-reka menjadi berbentuk makam.

Sementara Nyi Mas Putri Jangkung, kemudian tinggal disana menunggui kuburan suaminya dengan penuh kasih sayang. Adapun Keris Sang Hyang Naga kemudian terbang melesat ke langit bagaikan bintang dan jatuh masuk ke Dalem Agung (yang kini berada di kompleks Keraton Kasepuhan), dan Keris Sang Hyang Naga itu menghilang disana.

Untuk diketahui, mengenai waktu wafatnya Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah, ada beberapa pendapat. Dalam History of Java ditulis bahwa Syarif Hidayatullah wafat pada tahun 1428 Saka (1506 M) dalam "usia yang sangat lanjut". Namun tahun tersebut jugamasih diduga tidak tepat, karena pada waktu perang dengan Galuh Pajajaran (Bab XXII) dimana Sunan Gunung Jati masih berperan.

Dalam Negarakertabhumi, dan demikian juga dalam Purwaka Caruban Nagari bahwa Syarif Hidayatullah wafat pada tanggal 11 Kresna-paksa, bulan Badramasa tahun 1490 Caka (1568 M), Sumber lainnya menyebutkan bahwa Sunan Gunung Jati wafat pada tanggal 12 bagian terang, bulan Badra tahun 1490 Saka atau 19 September 1568 M. (*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved