Keraton di Cirebon

INTIP Upacara Pernikahan di Keraton Cirebon yang Menjadi Tradisi dan Sudah Ditetapkan Sebagai WBTB

Kasultanan Kacirebonan di Keraton Kacirebonan secara fisik merupakan keraton terkecil di Cirebon, namun di dalamnya terdapat berbagai kekayaan budaya.

Editor: dedy herdiana
Istimewa/Kemdikbud
Upacara Pernikahan di Keraton Cirebon yang Menjadi Tradisi dan Sudah Ditetapkan Sebagai WBTB 

Makna parasan pengantin adalah menunjukan kasih sayang terhadap istrinya dengan mencium bagian parasan (dahi) itu. Begitu pula sebaliknya sang isteri menunjukan kasih sayang terhadap suaminya.

Selanjutnya adalah akad nikah. Pada saat mempelai pria akan dinikahkan oleh Penghulu, ibu dan bapaknya tidak diperkenankan menyaksikan acara ini.

Sebelum mempelai duduk dihadapan penghulu, pertama-tama keris mempelai pria harus dilepas (sebab keris pada jaman dahulu sama dengan wakil mempelai). Selanjutnya mempelai pria ini badannya ditutup dengan kain batik milik orang tua mempelai puteri (disebut robyong).

Duduknya mempelai pria harus dengan tikar baru, dan disebelah mempelai harus ada nasi tumpeng komplit dengan panggang ayam dan pisang raja. Ijab dan qabul, talaq dan taliq telah selesai dilaksanakan di depan penghulu, maskawinpun telah selesai dilaksanakan kemudian mempelai pria menandatangani surat nikah dan pada saat itulah mempelai puteri dipersilahkan keluar untuk membubuhi tanda tangan pada surat nikah.

Setelah akad nikah, kedua pengantin dipertemukan dalam prosesi panggih atau bertemunya kedua pengantin. Acara dilanjutkan dengan pelaksanaan upacara adat, catatan keris mempelai pria harus dilepas dahulu.

Biasanya dalam upacara panggih ini diikuti dengan prosesi yang lainnya. Seperti nincak endog, pug-pugan, sekul adep-adep. Proses nincak endog (menginjak telur) adalah mempelai pengantin pria menginjak telor diatas pipisan dilapisi dengan kain lapuk.

Setelah selesai mempelai pengantin puteri membasuh kaki mempelai pria dengan air yang telah disediakan. Makna nincak endog adalah bercampurnya kedua insan menjadi satu. Adapun acara pug-pugan adalah daun rumbia atau daun kelapa yang sudah tua di berikan ke ubun-ubun dua pengantin oleh ayah ibu masing-masing.

Upacara Pernikahan di Keraton Cirebon yang Menjadi Tradisi dan Sudah Ditetapkan Sebagai WBTB
Upacara Pernikahan di Keraton Cirebon yang Menjadi Tradisi dan Sudah Ditetapkan Sebagai WBTB (Istimewa/Kemdikbud)

Maknanya adalah kedua orangtua memberikan doa supaya mereka hidup sejahtera sampai akhir hayat. Setelah selesai menerima pug-pugan, kedua mempelai pengantin selanjutnya makan nasi sekul adep-adep dengan lauk burung merpati, diambil burung merpati karena mempunyai arti agar kedua mempelai setia satu sama lain. Maknanya mengambil dari sifat merpati jantan yang hanya memiliki satu pasangan merpati betina.

Selesai prosesi, dilanjutkan Upacara ngunduh mantu yang dilakukan oleh pihak keluarga pengantin pria. Upacara ngunduh mantu yaitu pindahnya kedua mempelai dari rumah mempelai puteri ke rumah mempelai pria. Ngunduh mantu mempunyai makna bahwa kehidupan seorang anak wanita akan berpindah tanggungjawab dari kedua orantuanya kepada suaminya.

Upacara Perkawinan Kasultanan Cirebon ini dilansir dari laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id, telah disetujui menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) pada Tanggal 19-12-2019 dengan Nomor. Registrasi 2019009289. (*)

 

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved