Berita Indramayu
Dukung Kebaya Goes To UNESCO, Ibu-ibu di Indramayu Senam Pakai Kebaya Jelang HUT Ke-77 RI
Ratusan peserta mengikuti kegiatan senam massal menggunakan kebaya di Pendopo Indramayu.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Ratusan peserta mengikuti kegiatan senam massal menggunakan kebaya di Pendopo Indramayu.
Kegiatan ini sengaja digelar sebagai salah satu upaya untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan RI Ke-77.
Selain itu, senam menggunakan kebaya sekaligus bentuk gerakan dukungan agar Kebaya Goes to UNESCO.
Bupati Indramayu, Nina Agustina mengatakan, pemerintah Kabupaten Indramayu sangat mendukung agar kebaya bisa didaftarkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke UNESCO asal Indonesia.
Baca juga: Asyik Banget, Yuni Shara Terciduk Joget Bareng Gibran Rakabuming, Tampil Cantik Pakai Kebaya
Warisan budaya tak benda sendiri adalah praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, atau keterampilan, serta instrumen, objek, artefak, dan ruang budaya yang dianggap oleh UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya suatu tempat.
"Seluruh peserta mengenakan kostum kebaya, dengan tambahan kreasi dari masing-masing peserta. Lomba senam ini diikuti 59 kelompok, dengan setiap kelompok diisi oleh sembilan orang," ujar Nina Agustina kepada Tribuncirebon.com, Kamis (11/8/2022).

Disampaikan Nina Agustina, pada pelaksanaannya, para peserta melakukan gerak senam siCita atau Senang Cinta Tanah Air yang merupakan gerakan senam ciptaan Presiden Ke-5, Megawati Soekarnoputri.
Baca juga: ISI Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Berikut Sejarah Penyusunannya
Selain itu, ada pula senam Sekoper Cinta milik masyarakat Jawa Barat yang dibuat oleh istri Gubernur Ridwan Kamil, Atalia Praratya. Lalu disusul senam kesegeran jasmani yang juga menjadi hits.
Dalam hal ini, disampaikan Nina Agustina, dengan antusiasnya masyarakat ikut senam berkebaya ini adalah wujud nyata masyarakat Indramayu yang turut mendukung penuh usaha pemerintah dalam mendaftarkan kebaya ke UNESCO.
Nina Agustina juga mengaku gembira, mengingat kebaya yang dikenakan peserta turut disisipkan kearifan lokal berupa motif batik khas Indramayu.
"Perpaduan kebaya dan batik khas Indramayu menjadikan kebaya semakin cantik untuk dikenakan. Ini bukti bahwa kebaya layak disebut warisan budaya tak benda," ujarnya.