Wawancara Eksklusif dengan Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis, 'Kita Tak Boleh Takut'
Pandemi Covid-19 juga mengganggu hampir semua sektor kehidupan di Kota Cirebon. Kini, kota santri ini perlahan mulai bangkit kembali.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Machmud Mubarok
TRIBUNCIREBON.COM, KOTA CIREBON - Di usianya yang menginjak 653 tahun, Juli ini, Kota Cirebon terus berbenah.
Seperti di sejumlah wilayah lainnya di Tanah Air, pandemi Covid-19 juga mengganggu hampir semua sektor kehidupan di Kota Cirebon.
Kini, kota santri ini perlahan mulai bangkit kembali. Berikut lanjutan petikan wawancara khusus bagian kedua atau terakhir Pemimpin Redaksi Tribun Jabar, Adi Sasono, dengan Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis, belum lama ini.

Pandemi sudah mulai terkendali. Apa yang Bapak bisa refleksikan dari pandemi?
Itulah, kita sebagai manusia ini tidak boleh takut. Semua sudah ada garisnya, garis kehidupan manusia. Itu Allah yang menentukan. Kewajiban kita adalah menjemput garis kehidupan, yang saya istilahkan menjemput takdir. Apa takdir saya, ini yang harus kita jemput. Bagaimana cara menjemputnya? Dengan berusaha sekuat tenaga, berupaya sekuat tenaga. Takdir kita tidak tahu karena itu rahasia Allah. Tapi kita wajib menjemputnya. Takdir kita mau jadi apa, mau seperti apa, kita jemput takdir itu dengan bekerja keras. Contohnya kita mau jadi wali kota atau tidak, jadi gubernur atau tidak, kita punya kewajiban menjemput takdir itu, untuk segera mengetahui apakah kita menjadi wali kota, gubernur atau presiden. Seperti sekarang, alhamdulillah, takdir bahwa Covid di Cirebon bisa terkendali.
Apa yang akan dilakukan Pemkot Cirebon setelah pandemi mulai melandai?
Jujur, visi misi kami tertinggal tiga tahun, dan sisa waktu saya ke depan itu kurang dari dua tahun, sedangkan banyak hal yang yang belum diselesaikan termasuk janji politik kami ingin memakmurkan Kota Cirebon. Itu masih banyak yang belum terselesaikan sehingga saya menargetkan pada 2022 dan 2023 harus memperbanyak destinasi-destinasi pariwisata untuk membangkiktan kembali sektor perekonomian. Itu sedang dikejar Pemkot Cirebon.
Soal destinasi wisata, apa saja yang sudah masuk dalam program Pemkot Cirebon?
Kami sebetulnya dari dulu ingin membuat Taman Pesati Gede, yakni kendaraan Mbah Kuwu Cirebon saat menyebarkan Islam di wilayah Cirebon dan sekitarnya. Replika pedati gede akan dibangun di taman tersebut sebagai wisata edukasi sejarah dan selfie. Lokasinya berada di dekat gedung bersejarah di Kota Cirebon sehingga diproyeksikan sebagai kawasan kota tua Cirebon. Itu yang ingin daya realisasikan pada 2022 dan 2023.
Apa harapan Pak Azis mengenai Kota Cirebon di masa depan?
Saya berharap Kota Cirebon mampu memberikan kehidupan pada warganya, sering digaungkan kata-kata patriot Jangan pernah tanya apa yang diberikan negara kepada rakyat, tapi tanya apa yang sudah diberikan rakyat kepada negara. Saya ingin melakukan sebuah perubahan karena rakyat selalu mencintai negaranya dan dari dulu rakyat Cirebon selalu mencintai kotanya, baik sebelum maupun setelah kemerdekaan. Mereka siap berjuang mengorbankan materi bahkan nyawanya. Bentuk negara mencintai rakyat ialah menciptakan lapangan kerja, menciptakan peluang untuk masyarakat dan lainnya. Semoga Pemkot Cirebon bisa mencintai rakyatnya dengan cara memberikan peluang untuk mengembangkan kesejahteraan hidup warganya dan pemimpin berikutnya mampu membangun kecintaan Kota Cirebon kepada rakyatnya.
Masa jabatan hanya sampai 2023, selanjutnya Bapak ingin berkarya di bidang apa?
Sebagai seorang politisi tentunya memiliki semangat untuk terus mengabdikan diri sepanjang hayat karena dalam politik tidak ada batasan umur dan tidak ada pensiunnya. Saya juga terus memiliki semangat pengabdian kepada bangsa dan negara, khususnya Kota Cirebon. Mudah-mudahan saya diberikan jalan bisa meneruskan pengabdian kepada masyarakat luas. Namun, sekarang saya fokus dan berkonsentrasi penuh untuk menyelesaikan sebaik mungkin tugas sebagai Wali Kota Cirebon.
Kota Cirebon lokasinya di pinggir pantai, apakah Pemkot Cirebon mempunyai program khusus untuk wilayah pesisir?
Panjang garis pantai Kota Cirebon hanya tujuh kilometer, tetapi masyarakat di kawasan pesisirnya cukup banyak sehingga Pemkot Cirebon wajib memerhatikan mereka agar dapat menikmati kekayaan lautnya. Kami juga sering kali bekerja sama dengan banyak pihak untuk memanfaatkan laut untuk kepentingan para nelayan. Di antaranya, penanaman mangrove yang banyak manfaatnya selai mencegah abrasi pantai. Misalnya, diolah menjadi sirup yang merupakan komoditi khas wilayah pesisir.