PSK Puncak Bogor Kini Mangkal di MiChat tanpa Mucikari, Ngaku Lebih untung Besar karena Tak Dipotong

Banyak PSK di Puncak Bogor yang biasanya menjajakan diri di tempat lokalisasi, kini memilih menawarkan diri melalui MiChat tanpa jasa mucikari

Editor: Mumu Mujahidin
Tribunjabar.id/Tiah SM
Ilustrasi: Sejumlah PSK di Puncak, Bogor mengaku mulai jajakan diri di MiChat tanpa perantara, mengaku lebih untung besar lantaran tak perlu dipotong mucikari. 

TRIBUNCIREBON.COM - Para Pekerja Seks Komersial (PSK) di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor mengaku tak lagi memakai jasa mucikari.

Dengan begitu para PSK ini mengaku lebih untung banyak, lantaran tak harus dipotong oleh perantaranya sang mucikari.

Bahkan para PSK di Puncak, Bogor ini juga mengaku tak lagi mangkal, cukup menjajakan diri melalui aplikasi MiChat.

Hal itu berbeda ketika mereka menjajakan diri di tempat lokalisasi.

Selain memanfaatkan teknologi yang berkembang, para PSK di Puncak ini juga menjajakan diri melalui MiChat dikarenakan tempat lokalisasi yang biasa digunakan untuk menunggu pelanggan sudah sepi.

Pada pelanggan yang datang sudah jauh berkurang, sehingga mereka lebih nyaman menjajakan diri melalui aplikasi MiChat.

Tak hanya itu, para PSK di Puncak tersebut juga melayani pelangganna di kamar kosan.

Sehingga mereka tak perlu lagi menyewa kamar hotel untuk memuaskan pelanggannya tersebut.

Tarif PSK di Puncak ini juga beragam dengan pasaran sekitar ratusan ribu.
 
Untuk mengetahui mereka merupakan PSK atau bukan, akan ada informasi yang tertera di akun MiChat.

Baca juga: PSK di Pangandaran Nangis Saat Layani Pria Hidung Belang, Ternyata Kepikiran Hal Ini

Biasanya, para PSK itu akan mencantumkan keterangan open BO atau booking online pada akunnya.

TribunnewsBogor.com pun berkesempatan mewawancarai seorang PSK di Puncak.

Anggrek, nama samaran, menuturkan kalau saat ini dirinya lebih nyaman menjajakan diri melalui aplikasi MiChat.

Dirinya menjajakan diri di MiChat, tanpa melalui perantara mucikari.

Anggrek menuturkan, selepas longgarnya PPKM, bisnis lokalisasi di Puncak kini berjalan perorangan.

Banyak PSK di Puncak yang biasanya menjajakan diri di tempat lokalisasi, kini memilih menawarkan diri melalui MiChat.

Hal itu dikarenakan para pelanggan di tempat lokalisasi kini sudah sepi.

“Udah beda zaman, dulu emang ke lokasi sekarang kan udah canggih tinggal download aplikasi MiChat langsung bisa booking,” tutur Anggrek kepada TribunnewsBogor.com, Senin (4/7/2022).

Baca juga: Mama 4 Anak Terpaksa Jadi PSK di Pangandaran, Suami Beri Izin yang Penting Utang Lunas

Anggrek pun mengaku, saat ini ia kerap melayani pelanggannya itu di tempat kosannya yang berada di kawasan Puncak Bogor.

“Lebih enak kan gak ada potongan," tutur dia.

Ia pun mengaku bayarannya untuk sekali kencan tidak lebih dari Rp 500 ribu.

"Kalau sekarang Rp 350 ribu per malam, Rp 300 ribu net,” kata Anggrek lagi.

Menanggapi hal tersebut, Kasi Trantib Satpol PP Kecamatan Cisarua, Efendi mengatakan belum menerima laporan adanya praktek prostitusi di sejumlah vila sewaan dan belum adanya laporan bisnis prostitusi melalui aplikasi.

Namun demikian, dirinya akan melakukan razia dan patroli terhadap vila yang disinyalir jadi tempat praktek prostitusi.

Efendi pun mengatakan, saat ini Satpol PP Kecamatan Cisarua juga tengah melakukan pengamanan libur sekolah.

Di antaranya dengan melakukan razia penjual miras serta tempat yang dijadikan sekelompok remaja melakukan perbuatan negatif.

"Di libur sekolah ini kita antisipasi melakukan giat razia seminggu dua kali," tandasnya.

Baca juga: Wanita Muda di Pangandaran Jadi PSK Demi Hidupi Anak, Ingin Nikah dan Hidup Bahagia

Lokalisasi Puncak Tenar di Tahun 90-an

Ilustrasi
Ilustrasi ((Tribun Jabar))

Dilansir dari Wartakotalive.com, praktik protistusi kawasan Puncak tersebut terbilang sangat terkenal di kalangan masyarakat.

Para PSK kawasan Puncak Bogor ini, kebanyakan dihadiri PSK berusia remaja, hingga PSK Timur Tengah.

Tak sedikit sejumlah pria hidung belang menjajakan nafsu birahinya ke para PSK Kawasan Puncak Bogor.

Menjamurnya hotel dan villa Kawasan Puncak, membuat para PSK leluasa layani pria-pria hidung belang.

Demi kebutuhan hidup sehari-harinya, jasa para PSK Kawasan Puncak itu pun meraup keuntungan banyak.

Pada era tahun 90-an, sebuah lokalisasi PSK Gang Semen, kawasan Cibogo, Megamendung, ini menjadi tenar.

Dikenal dengan sebutan Gang Semen, lantaran jalan masuk tersebut diketahui terbuat daru pluran semen.

Bahkan, ada juga yang menyebutkan apabila di kawasan tersebut dulunya merupakan pabrik semen merah.

Sehingga dinamai Gang Semen.

Baca juga: Mantan PSK Cabuli Remaja Laki-laki Berkali-kali, Sering Kirim Foto Syur, Ini Kronologinya

Komplek Gang Semen itu bangunan rumah tinggal dibuat bertingkat dan berdempetan dan berhadapan.

Bila diibaratkan seperti komplek ruko.

Bagi pendatang baru untuk masuk ke lokalisasi tersebut agak ribet.

Sebab, penjaga keamanan berpakaian preman dengan garang menanyakan keperluan pengunjung.

Maklum takut ada petugas yang menyamar.

Berbeda dengan pelanggan.

Mereka dapat langsung masuk dan disambut para PSK yang rata-rata sudah berdiri di tempat mereka bekerja.

Para PSK tersebut berasal dari Cianjur, Sukabumi, Kuningan dan Indramayu.

Ada yang berusia remaja, muda sekira 20 tahunan ke atas dan berumur 30 tahunan.

Jika tidak salah tarif PSK tersebut berkisar minimal Rp 500.000 lebih.

Nilainya cukup besar pada tahun 90-an hingga tahun 2000-an.

Di lokaslisasi terbesar di Kabupaten Bogor itu juga terdapat sejumlah hotel yang dipergunakan untuk lampiaskan hawa nafsu.

Pada tahun 2009 lokalisasi Gang Semen ditutup oleh Bupati Bogor, Rachmat Yasin.

Meski demikian disebutkan bahwa para PSK tersebut ada yang pindah ke Gang Sempit dan Gang Bengkel.

Selain itu ada juga yang bekerja sendiri dengan memanfaatkan warga setempat mencarikan pelanggan.

Berita lain terkait PSK kini Mangkal di MiChat

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved