Ada 67 SMP di Indramayu yang Bakal Terapkan Kurikulum Merdeka, Begini Persiapannya
Sebanyak 33 SMP tercatat masuk kategori mandiri belajar dan 34 SMP masuk kategori mandiri perubahan.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Sebanyak 67 sekolah di tingkat SMP di Kabupaten Indramayu siap untuk menerapkan Kurikulum Merdeka atau Merdeka Belajar.
Sekolah-sekolah tersebut sebelumnya sudah mengisi kuisioner yang dikirim Kemendikbud sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing.
Hasilnya, sebanyak 33 SMP tercatat masuk kategori mandiri belajar dan 34 SMP masuk kategori mandiri perubahan.
Terdiri dari SMP Negeri dan swasta yang tersebar di hampir semua kecamatan di Kabupaten Indramayu.

"Sedangkan untuk kategori mandiri berbagi, kebetulan di kita belum ada, karena mandiri berbagi ini khusus untuk sekolah penggerak," ujar Kabid SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Indramayu, Eti Herawati kepada Tribuncirebon.com, Selasa (5/7/2022).
Eti Herawati menyampaikan, sekolah yang masuk kategori Mandiri Belajar ini nantinya masih akan menggunakan Kurikulum 2013.
Namun, dalam pelaksanaannya akan disisipkan juga karakteristik dari Kurikulum Merdeka.
Berbeda dengan sekolah yang masuk kategori Mandiri Perubahan, khusus untuk kelas 7 atau siswa baru, pihak sekolah akan langsung menerapkan Kurikulum Merdeka.
Eti Herawati menjelaskan, konsep Kurikulum Merdeka atau karakteristik utama dari kurikulum ini di antaranya yakni pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila.
Baca juga: PPDB 2022 di Indramayu Sudah Ditutup, SMP Ini hanya dapat 10 Siswa Baru, Ini Penyebabnya
Selain itu, karakteristik lainnya yaitu fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
Kurikulum ini juga feksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
"Untuk kebijakan penerapannya nanti seperti apa, kita dikembalikan lagi ke pihak sekolah. Kami dari dinas pun akan terus melakukan monitoring," ujar dia.
Di sisi lain, kata Eti Herawati, belum menyeluruhnya seluruh sekolah menerapkan Kurikulum Merdeka ini di Kabupaten Indramayu disebabkan oleh beberapa faktor.
Mayoritas karena mengalami kendala saat pengisian kuisioner dari Kemendikbud.