Kampung Ternak di Kuningan Lock Down
Kepala Puskeswan Sebut Jumlah PMK Sapi Ada 83 Ekor, Termasuk Kategori Klinis, Berikut Penjelasannya
Jumlah hewan ternak warga yang terindikasi positif terjangkit PMK (penyakit Mulut dan Kuku) pada sapi hingga saat ini ada sebanyak 83 ekor.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: dedy herdiana
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Jumlah hewan ternak warga yang terindikasi positif terjangkit PMK (penyakit Mulut dan Kuku) pada sapi hingga saat ini ada sebanyak 83 ekor.
Jumlah itu muncul akibat penyebaran PMK yang sebelumnya hanya sapi pedaging dan kini sudah merabah ke sapi perah alias sapi susu.
Demikian hal itu dikatakan Jhon Nois sekaligus Kepala Pusat Kesehatan Hewan UPTD Kuningan, saat ditemui di kampung ternak Cigeureung, Kelurahan Cipari, Kuningan, Selasa (24/5/2022).
Puluhan sapi yang terkonfirmasi PMK itu berdasarkan kategori klinis dan sebanyak dua ekor sapi berhasil di amankan, akibat kondisinya cukup parah.
"Dua ekor dari 83 ekor sapi PMK itu berhasil di selamatkan dengan cara penyembelih. Ya dengan di sembelih pada sapi dua ekor terjadi di lingkungan kalangan peternak di sini," ujarnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Kasus PMK Sapi di Kuningan Berkembang, Muncul Kampung Ternak Lakukan Lockdown
Tindakan penyelematan dengan cara penyembelihan tersebut, kata dia mengaku bahwa kondisi kesehatan terindikasi PMK ini makin parah. Kemudian, disusul dengan nafsu makan hilang sekaligus penurunan imun pada hewan tersebut.
"Ya sapi yang disembelih itu akibat PMK ini terus menggerogoti hingga sapi tidak ada nafsu makan," katanya.
Upaya pencegahan terhadap penyebaran PMK pada Sapi, kata Jhon Nois mengungkap hingga kini terus dilakukan pemeriksaan secara berkala. Seperti saat ini dilangsungkan pemberian obat di vitamin untuk penyembuhan hewan tersebut.
"Ya hingga kini kami lakukan pemeriksaan kesehatan pada hewan ternak tersebut. Karena jika PMK ini mengganas dan hewan terindikasi hingga tidak nafsu makan, ini bahaya dan bisa mengancam kelangsungan hidup hewan tersebut," katanya.
Sebelumnya, kasus penyakit mulut dan Kuku pada sapi di Kuningan makin berkembang hingga muncul di satu daerah dominasi peternak sapi melakukan kegiatan lock down. "Kegiatan lock down ini sebagai bentuk pencegahan terhadap penyebaran PMK pada hewan ternak, sebab dalam beberapa waktu terakhir kasus PMK makin bertambah," kata Rastum salah seorang peternak sapi saat ditemuinya di Kampung Ternak Sapi Cigeureung, Kelurahan Cipari, Kuningan, Selasa (24/5/2022).
Pembentukan posko lock down, kata dia mengaku sebagai pengawasan terhadap hewan ternak yang di biasa di warga atau kalangan peternak. Terlebih di posko lock down ini dilengkapi dengan penyemprotan cairan disinfektan juga. "Ya intinya, kita bentuk posko penjagaan untuk melakukan lock down hewan ternak warga. Karena daerah kami ini merupakan kawasan penghasil susu sapi dan mayoritas penduduknya bergantung pada sektor ekonomi tersebut," kata dia lagi.
Menyinggug soal perhatian yang dilakukan pemerintah, kata dia mengklaim hingga sekarang pemeriksaan kesehatan hewan terus berjalan. Karena sebelumnya, di Kuningan ini muncul PMK dari daerah luar di Kelurahan Cipari. "Kalau pemeriksa hewan ada petugasnya dari dinas. Dan itu pun hingga kini masih berjalan," katanya.
Teramati di posko lock down tadi, selain petugas pemeriksa dari kalangan warga peternakan. Anggota polisi sektor Cigugur pun terlihat melakukan pengawasan di lingkungan sekitar. (*)